Bukan Hanya Indonesia, Negara Ini Miliki Dukun Pengganda Uang

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Rabu, 05 April 2023
0 dilihat
Bukan Hanya Indonesia, Negara Ini Miliki Dukun Pengganda Uang
Sissoko menjadi buronan internasional setelah berhasil menipu Mohammed Ayoub selaku Manajer Dubai Islamic Bank. Foto: Repro Detik.com

" Kasus penggandaan uang ternyata tak hanya terjadi di Indonesia. Di Mali, Afrika Barat, juga pernah terjadi hal yang sama "

MALI, TELISIK.ID - Kasus dukun pengganda uang Slamet Tohari (45) tengah menjadi sorotan publik. Diketahui, ia telah melakukan pembunuhan terhadap 11 korbannya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Mengutip Kompas.com, modus penggandaan uang yang dilakukan Slamet diduga sudah berlangsung sejak lama. Pelaku lalu menghabisi nyawa korbannya saat meminta kembali uangnya. Aksi kejahatan Slamet terungkap setelah salah satu korbannya sempat mengirim pesan kepada keluarganya sebelum dibunuh pelaku.

Sebelum Slamet, kasus penipuan, pembunuhan, dan pengganda uang oleh dukun sudah sering kali terjadi di Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan ada yang menggunakan trik sulap hingga menggunakan racun untuk melakukan ritual dalam pengganda uang tersebut.

Namun, kabar viral dari Slamet bukanlah ihwal kesuksesannya menggandakan uang, melainkan karena dia membunuh seorang tamu yang datang kepadanya. Cerita bermula saat tamu tersebut menemui Slamet dan mengutarakan keinginannya untuk memiliki uang banyak.

Singkat cerita, tamu tersebut protes karena uang tak kunjung berlipat ganda. Alhasil, karena kesal, Slamet akhirnya membunuh tamu tersebut dan menguburnya tanpa jejak. Meski begitu, kasus seperti ini tak hanya terjadi di Indonesia. Di Mali, Afrika Barat, juga pernah terjadi hal sama.

Melansir Cnbcindonesia.com, sejak pagi hari di suatu waktu pada Agustus 1995, Dubai Islamic Bank sedang ramai pengunjung. Tak ada keanehan sama sekali, pengunjung datang silih berganti, mengantre menemui petugas.

Baca Juga: Pria Ini Nekat Putar Video Seks Istri Bersama Selingkuhan di Pernikahan Putrinya

Hingga akhirnya ada satu nasabah yang ingin meminjam uang, tapi dia juga ngotot ingin menemui manajer bank dan mengajaknya makan malam.

Nasabah itu bernama Foutanga Babani Sissoko. Tanpa ada kecurigaan apapun sang manajer menerima permintaan nasabahnya itu, meski ini di luar standar operasional.

Malam itu juga manajer bank, Mohammed Ayoub, bergegas menemui Sissoko di kediamannya. Sebagai tuan rumah, Sissoko menerima sang peminjam dana dengan tangan terbuka. Pertemuan berlangsung cair. Di sela-sela itu Sissoko memberitahu hal menarik. Bahwa dirinya punya kekuatan magis pengganda uang.

"Dengan kekuatan magis, uang bisa datang dan berlipat ganda," begitu kira-kira penawaran Sissoko kepada Ayoub.

Singkat cerita beberapa hari setelah pertemuan pertama, Ayoub datang lagi ke kediaman Sissoko. Dia datang dengan menenteng tas berisi uang. Tas tersebut kemudian ditaruh di suatu ruangan. Ayoub diminta menunggu di luar.

Seketika, ruangan tersebut penuh asap dan cahaya, lengkap dengan suara-suara aneh. Karena sukses mendapat uang berlipat, Ayoub senang bukan main. Dengan menggunakan uang bank, dia tercatat melakukan 183 kali transfer ke rekening Sissoko. Harapannya sama: agar uang tersebut bisa berlipat ganda.

Satu-dua kali memang uang bisa kembali secara ganda ke Ayoub, tetapi setelahnya nihil. Ayoub diberi janji-janji manis saja. Ketika memberi janji manis itulah Sissoko memutar uangnya untuk foya-foya.

Baca Juga: China Resesi Seks, Kampus Libur Sepekan Beri Kesempatan Mahasiswa Jatuh Cinta

Rupanya uang yang selama ini diberi lagi ke Ayoub adalah uang Ayoub sendiri. Artinya, Sissoko pandai memutar-mutar uang. Laporan BBC International itu menjelaskan, Sissoko menggunakan uang Ayoub untuk membeli helikopter, mobil, pesawat, properti, membangun rumah mewah, dan menjadi modal untuk berpolitik.

Sampai akhirnya pada 1998, auditor Dubai Islamic Bank menyadari ada transaksi janggal. Transaksi itu mencatat adanya pemindahan uang bank skala besar hanya ke satu orang, yakni Sissoko. Pada kondisi ini, Sissoko menghilang. Ayoub lantas menjadi target auditor.

Alhasil, pengadilan memutuskannya bersalah atas penipuan dan dijatuhi tiga tahun penjara. Sedangkan Sissoko tak pernah diadili hingga menjadi buronan internasional.

Namun, karena pengaruhnya sebagai pengusaha dan politisi yang kuat, pemerintahan Mali melindunginya sampai akhir hayat. Sissoko sendiri meninggal pada 2021 lalu. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga