Per 12 Detik Orang Tua Meninggal Akibat COVID-19, Sudah 1,5 Juta Anak Jadi Yatim Piatu

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Jumat, 23 Juli 2021
0 dilihat
Per 12 Detik Orang Tua Meninggal Akibat COVID-19, Sudah 1,5 Juta Anak Jadi Yatim Piatu
Ilustrasi anak kehilangan orang tua akibat COVID-19. Foto: Repro Kids.grid.id

" Walau kasus COVID-19 pada anak relatif lebih rendah, tetapi mereka juga ikut terdampak pandemi ini. "

KENDARI, TELISIK.ID - Walau kasus COVID-19 pada anak relatif lebih rendah, tetapi mereka juga ikut terdampak pandemi ini.

Selain harus menghadapi stres dan isolasi, ada sebagian dari mereka yang harus mengucapkan selamat tinggal pada orang tua atau pengasuhnya.

Mengutip data Worldometer, Jumat (23/7/2021), virus penyebab COVID-19 telah menginfeksi 193.326.236 orang secara global. Dari jumlah tersebut, virus ini menewaskan 4.150.242 orang di seluruh dunia.

Sebuah penelitian yang dimuat di jurnal The Lancelot mengungkapkan bahwa ada lebih dari 1,5 juta anak di seluruh dunia yang harus kehilangan salah satu orang tua atau pengasuhnya, maupun keduanya akibat COVID-19.

Kondisi tersebut menimbulkan masalah global baru, yaitu anak yang menjadi yatim piatu akibat pandemi.

Dilansir dari Kompas.com, pandemi telah mengambil nyawa setidaknya salah satu orang tua, atau kakek-nenek yang tinggal bersama anak.

Kondisi yang memprihatinkan ini memberi dampak besar bagi anak-anak karena mereka dapat kehilangan kasih sayang dan perlindungan dari orang dewasa yang mengasuhnya.

Para peneliti berpendapat bahwa pakar harus berfokus untuk menyediakan dukungan psikososial dan ekonomi pada anak-anak yang kehilangan orang tua dan pengasuh mereka akibat pandemi.

Baca juga: Panas, COVID-19 Disebut Sengaja Dikembangkan di Lab Wuhan dan Didanai Amerika

Baca juga: Setelah Jadi Muslim, Mike Tyson Rajin Pakai Kopiah

Penelitian tersebut dilakukan dengan mengamati data kematian dan kesuburan di 21 negara.

Disimpulkan, kematian itu tidak hanya akibat langsung virus corona, tetapi juga dari masalah yang terkait pandemi. Misalnya lockdown, layanan kesehatan yang tidak dapat diakses, dan perawatan kesehatan yang ditunda, pun dianggap sebagai “kematian akibat COVID-19.”

Anak-anak merupakan kelompok yang sangat rentan dari kondisi ini. Anak-anak yang kehilangan pengasuh dalam waktu traumatis lebih rentan mengalami kesehatan mental, penyakit kronis serta penyalahgunaan zat terlarang saat dewasa.

Hal ini menunjukkan perlunya sumber daya proaktif, perawatan dan pengobatan untuk anak-anak ini di seluruh dunia.

Sementara itu dilansir dari grid.id, sebelum pandemi, diperkirakan ada 140 juta anak yatim piatu di seluruh dunia. Anak-anak ini memiliki risiko lebih besar terhadap masalah kesehatan mental, kemiskinan keluarga, dan kekerasan fisik, emosional, dan seksual. Mereka juga lebih mungkin meninggal karena bunuh diri atau mengembangkan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, atau stroke.

Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan lebih banyak anak menghadapi kehilangan orang tua atau pengasuh. Selain itu, karena orang dewasa yang lebih tua adalah yang paling rentan terhadap COVID-19, banyak anak yang tinggal dalam keluarga multigenerasi akan menghadapi kematian kakek-nenek mereka. Bukti menunjukkan bahwa kakek-nenek semakin memainkan peran kunci dalam memberikan perawatan dan dukungan keuangan untuk cucu-cucu mereka di seluruh dunia.

Profesor Lucie Cluver dari Oxford University di Inggris dan University of Cape Town di Afrika Selatan mengatakan, "Kami memiliki bukti kuat dari HIV dan Ebola untuk memandu solusi. Kami perlu mendukung keluarga besar atau keluarga asuh untuk merawat anak-anak, dengan penguatan ekonomi yang hemat biaya, program pengasuhan anak, dan akses sekolah."

"Kita perlu memvaksinasi para pengasuh anak terutama kakek dan nenek pengasuh. Dan kita perlu merespons dengan cepat karena setiap 12 detik seorang anak kehilangan pengasuhnya karena COVID-19," tutur Cluver yang turut menulis studi terbaru tersebut. (C)

Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga