Caleg Ini Punya Strategi Tepis Politik Uang di Pemilu 2024
Febry Jahra Lestiani, telisik indonesia
Kamis, 29 Juni 2023
0 dilihat
La Ode Agus merupakan Sekretaris DPD Partai Golkar Muna Barat dan kini menjadi caleg dapil II. Foto: Ist.
" Maraknya politik uang menjelang pemilu menjadi hal yang tak dapat dipungkiri, caleg ini pun ingin memgubah mindset jika uang bukan segalanya "
KENDARI, TELISIK.ID - Maraknya politik uang menjelang pemilu menjadi hal yang tak dapat dipungkiri, caleg ini pun ingin memgubah mindset jika uang bukan segalanya.
La Ode Agus lahir di Kecamatan Sawerigadi, Kabupaten Muna Barat pada 31 Desember 1988. Ia mengawali pendidikan SD dan SMP di Muna Barat. Setelah lulus, ia melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Muna, di Kota Raha.
Tamat sekolah, ia melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi negeri di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Ia memilih jurusan Ilmu Administrasi Negara dan mendapat gelar S.Sos ketika lulus.
Baca Juga: Diisukan Pindah ke PPP, Andi Sulolipu Kekeh di PDIP
Selama berkuliah, ia pernah menjabat menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UHO pada Tahun 2010-2011. Banyak organisasi internal maupun eksternal yang ia telah ikuti.
Ia juga pernah bertarung pada pemilihan Presma UHO, namun keadaan saat itu sedang kacau sehingga proses demokrasi tak dilanjutkan. Terbiasa di dunia organisasi ia sudah tak asing lagi dengan berpolitik formal maupun semi formal.
Saat ini, ia menjabat sebagai Sekrtaris DPD Partai Golkar Muna Barat. Agus turut serta berpartisipasi pada Pemilu 2024 sebagai Caleg DPRD Muna Barat Dapil II Kecamatan Lawa, Barangka, Wadaga dan Tiworo Selatan.
Agus menjelaskan, saat ini strategi yang digunakan berbeda dengan pemilu 5 tahun atau 10 tahun yang lalu. Tak bisa dipungkiri, peran generasi milenial dan sosial media saat ini sangat penting untuk mempersiapkan strategi para figur politik.
‘’Bagi saya sebagai alumni Sospol yang berkecimpung di dunia politik selama 10 tahun, menjadi caleg tak ada strategi yang begitu spesifik. Pada prinsipnya untuk menyusun strategi harus bisa membedakan antara masyarakat di kampung dan perkotaan,’’ ucapnya.
Ia mengatakan, selain pendekatan kekeluargaan, pendekatan pertemanan juga komunikasi-komunikasi sosial politik yang dibangun harus dijaga dengan baik. Pada konteks milenial membangun perkawanan secara solid dan tulus pada kelompok milenial.
Terkait money politik, sebelumnya ia pernah mengikuti perlehatan caleg pada tahun 2019. Ia membuktikan, dirinya mampu meraup suara yang banyak tanpa praktik politik uang. Agus mengakui, dirinya tak memiliki kekuatan finansial hingga ia menggunakan strategi lain.
‘’Dengan menjadi wadah kegiatan bagi kelompok milenial, kita juga bisa melakukan pendampingan-pendampingan sosial dan pendampingan kasus terhadap basis yang ada, serta membentuk tim-tim untuk bisa menepis money politik,’’ jelasnya.
Baca Juga: 3 Partai Pikir-Pikir Dukung Ganjar, SBY Blak-Blakan Sebut Jokowi Tak Suka Anies Baswedan
Ia menambahkan, politik uang bukan sesuatu pembelajaran yang positif bagi masyarakat. Karena jika semua tentang uang maka siapa yang paling banyak uang itulah yang berkuasa, namun hal itu tak berlaku pada dirinya maupun lingkungannya karena lebih berfokus pada ide dan konsep yang disebarkan dengan pendekatan kekeluargaan.
Salah seorang kerabat yang mengenalnya, Ahmad Jaelani juga menjelaskan, ia kerap kali melihat Agus berkumpul dengan anak muda untuk saling berbagi ide dan pengalaman.
‘’Banyak hal yang diajarkan dari beliau, saya juga mengenalnya dari teman saya dari beberapa diskusi,’’ tambah Jaelani. (B)
Penulis: Febry Jahra Lestiani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS