Cederai Demokrasi, Endang Sesalkan Penangkapan Aktivis Mahasiswa Buton Utara
Musdar, telisik indonesia
Rabu, 19 Januari 2022
0 dilihat
Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Sulawesi Tenggara, Muh Endang SA (kanan). Foto: Ist.
" Tujuan pelaporan itu untuk membungkam aksi serta suara kritis rakyat terhadap pelaksanaan pembangunan "
KENDARI, TELISIK.ID - Ketua Partai Demokrat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Muh Endang SA menyesalkan adanya penangkapan aktivis mahasiswa Buton Utara (Butur) oleh Krimum Polda Sultra, Rabu (19/1/2022)
Diketahui seorang Mahasiswa asal Butur bernama Baada Yung Hum Marasa (24), ditangkap polisi atas laporan Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi.
Ali Mazi melalui ajudannya Ulil Amri melaporkan mahasiswa asal Butur tersebut karena merasa tersinggung atas aksi unjuk rasa memprotes jalan rusak di Buton Utara. Dalam aksi tersebut para mahasiswa dan masyarakat yang berunjuk rasa membuat replika nisan Gubernur Ali Mazi.
Laporan polisi itu bernomor LP/B/XII/2021/SPKT/Polda Sultra tanggal 31 Desember 2021.
Menurut Endang, tujuan pelaporan itu untuk membungkam aksi serta suara kritis rakyat terhadap pelaksanaan pembangunan.
"Ini bisa membungkam demokrasi, kontrol sosial, dan suara kritis dari rakyat terhadap penyelenggaraan pemerintahan,“ ungkap Endang.
Mantan Wakil Ketua DPRD Sultra tersebut juga menyatakan apa yang disuarakan para mahasiswa itu adalah kebenaran. Fakta menunjukkan jalan provinsi rusak di mana-mana, Pemprov hanya berkosentrasi membangun jalan Toronipa saja.
Baca Juga: Demo Kerusakan Jalan, Mahasiswa Asal Butur Ditangkap Polisi Diduga Cermarkan Nama Ali Mazi
“Karena itu harusnya kita berterimakasih kepada para mahasiswa tersebut, bukan malah menangkapi mereka,” tutur Endang.
Ia juga mempertanyakan dasar hukum dan proses hukum yang dilaksanakan terhadap aktivis mahasiswa tersebut. Menurut Endang sependek pengetahuan hukumnya, atas pasal yang disangkakan seharusnya Ali Mazi sendiri yang melaporkan bila ia merasa tersinggung bukan diwakili oleh siapapun.
“Ini kan dia diwakili oleh ajudan, tapi kok diterima dan diproses juga dengan cepatnya?,” tanya Endang keheranan.
Ketua Partai Demokrat Sultra itu juga meminta Ali Mazi meniru kesabaran para pemimpin seperti Jokowi dan SBY. Ia mencontohkan dulu ketika demo meminta SBY turun dengan membawa kerbau bertuliskan SBY, tapi SBY tetap sabar dan tidak meminta kepolisian menangkap pelaku unjuk rasa tersebut.
“Jadi seharusnya Ali Mazi menjawabnya dengan kinerja, bertemu rakyat dan merespon aspirasi mereka, bukan dengan melaporkan mereka ke polisi,” sesal Endang.
Di masa jabatan Ali Mazi yang tinggal setahun lagi, Endang mengingatkan Ali Mazi-Lukman Abunawas agar memanfaatkan waktu tersebut dengan efektif, dengan menunaikan janji-janji kampanye yang telah disampaikan kepada rakyat Sultra saat Pilgub.
“Karena kita semua menginginkan pemerintahan Ali Mazi-Lukman ini bisa husnul khatimah, berakhir dengan baik," tutup Endang.
Baca Juga: Rapat Paripurna DPRD Muna Barat Molor Hingga 8 Jam
Sebelumnya pada 2 Desember 2021, puluhan mahasiswa bersama warga Butur membuat replika kuburan Gubernur Ali Mazi di pertigaan Desa Ronta, Kecamatan Bonegunu, Kabupaten Buton Utara.
Replika kuburan Ali Mazi itu dibuat lantaran warga kesal, Gubernur Ali Mazi belum memenuhi janji politiknya untuk melakukan perbaikan jalan provinsi di Kabupaten Buton Utara yang kondisinya rusak parah.
Warga yang membuat replika kuburan Ali Mazi tersebut pada saat melakukan aksi unjuk rasa menuntut perbaikan jalan.
Replika kuburan itu juga dipasangkan foto Gubernur Ali Mazi, dan pada malam hari warga mengelilingi replika kuburan Gubernur Ali Mazi dengan lilin. (C)
Reporter: Musdar
Editor: Kardin