Cegah Banjir, Saluran Drainase di Lamba Leda Utara NTT Ditata Kembali

Berto Davids, telisik indonesia
Kamis, 10 Maret 2022
0 dilihat
Cegah Banjir, Saluran Drainase di Lamba Leda Utara NTT Ditata Kembali
Camat Lamba Leda Utara sedang memantau penataan saluran drainase. Foto: Camat Lamba Leda Utara

" Pemerintah setempat pun telah menetapkan banjir sebagai bencana tetap atau bencana setiap tahun pada musim hujan "

MANGGARAI, TELISIK.ID - Banjir bandang kerap menerjang wilayah lembah Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur, NTT.

Wilayah lembah yang kerap diterjang banjir itu di antaranya Desa Satar Padut dan Desa Satar Kampas. Tak hanya itu Dampek yang merupakan ibu kota Kecamatan Lamba Leda Utara juga tak luput dari terjangan banjir.

Warga setempat pun telah menetapkan banjir sebagai bencana tetap atau bencana setiap tahun pada musim hujan.

Mengatasi situasi itu, Camat Lamba Leda Utara, Agus Supratman langsung mengambil langkah cepat berkoordinasi dengan Dinas PUPR Provinsi NTT untuk menata kembali saluran drainase.

Kebetulan di wilayah itu ada proyek hotmix segmen Gongger - Dampek - Pota milik Dinas PUPR yang sedang dikerjakan oleh PT. Menara Indah Pratama (MAP).

Camat Agus pun langsung berkoordinasi baik dengan PUPR Provinsi NTT untuk beberapa spot pengerjaan tambahan, antara lain normalisasi drainase dan saluran pembuangan air menuju Laut Flores.

Alhasil saluran drainase di wilayah itu pun berhasil ditata kembali dan pengerjaannya pun dibantu PT MAP.

Menurut Camat Agus penataan kembali saluran drainase ini merupakan tindakan solutif darurat yang diambil oleh Pemerintah Kecamatan demi menormalisasi drainase untuk membuka saluran pembuangan ke laut jika terjadi banjir

Baca Juga: Upaya Wakatobi Wujudkan Daerah Cerdas Hukum dan Ekonomi

"Waktu banjir saya berinisiatif mengirim foto, video dan link berita banjir ke Ibu Frida pihak PUPR Provinsi yang sering datang ke Lamba Leda Utara urus kerja hotmix jalan. Melalui media kami pun berdiskusi dan sepakat untuk lakukan penataan saluran drainase, dan hari ini kami lakukan itu," tutur Camat Agus, Kamis (10/3/2022).

Adapun spot yang dikerjakan, yakni dua spot drainase dan satu tambahan saluran pembuangan ke laut di wilayah Desa Satar Kampas dan tiga spot drainase dan satu tambahan saluran pembuangan ke laut di Desa Satar Padut.  

Spot yang dikerjakan itu, kata Camat Agus, diharapkan mampu mengatasi banjir, sebab warga kerap kesulitan menghindar ketika banjir datang karena lembah Dampek sangat besar dan sebagian besar dikelilingi sawah dan laut.  

"Kalau tidak ditata, warga sulit menghindar.  Ke utara ada laut, ke selatan ada sawah yang penuh genangan air, terpaksa pasrah," kata Agus mengulang ucapan warga saat terjun mengevakuasi warga waktu banjir Februari lalu.

Terpantau, pelaksanaan normalisasi drainase dan saluran pembuangan berjalan aman dan lancar serta didukung penuh oleh Kepala Desa Satar Kampas dan Satar Padut, Polisi dan Babinsa serta Pastor Paroki dan tokoh agama lainnya.

Warga juga turut terlibat kerja gotong royong.

Untuk diketahui sebelumnya wilayah Kecamatan Lamba Leda Utara pernah diterjang banjir pada Jumat (25/2/2022) hingga Sabtu (26/2/2022) lalu.

Selain banjir, gempa bumi, hujan deras, listrik mati, sinyal lemah, air laut pasang dan gelombang tinggi juga terjadi di kecamatan yang dipimpin mantan wartawan itu.

Puncak hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Lamba Leda Utara itu dimulai sejak Jumat malam.

Baca Juga: Himbauan Bupati Muna Barat Agar Vaksinasi Kedua Sukses Terlaksana

Camat Lamba Leda Utara, Agus Supratman dalam laporannya menyebut, sedikitnya ada 284 hektare sawah dan 87 rumah milik warga terendam air banjir. Sedangkan warga terdampak bencana banjir dan hujan deras mencapai 802 KK dan 3045 jiwa di Desa Satar Padut.

"Saat ini hujan masih terus mengguyur wilayah kami dan potensi rumah dan areal sawah terendam air banjir kemungkinan bertambah," ujar Camat Agus kepada Telisik.id waktu itu.

Warga yang rumahnya terendam banjir mengungsi ke rumah sesama warga lainnya. Barang-barang penting dan bahan kebutuhan pokok juga ikut diungsikan.

Selain rumah warga dan sawah milik warga, fasilitas umum seperti jalan raya, masjid, kompleks perkantoran, binatang peliharaan terhanyut banjir dan traktor/alat bajak sawah turut terendam banjir.

Banjir diakibatkan luapan Kali Wae Laing dan Wae Rutung. Saat bersamaan juga air laut pasang, sehingga banjir luap dan rambah ke pemukiman warga, sawah dan fasilitas umum lainnya.

Warga 5 desa di pesisir pantai yakni Desa Satar Punda Barat, Satar Punda, Satar Kampas, Satar Padut dan Haju Wangi yang mata pencahariannya nelayan juga turut jadi korban. Sebulan terakhir, warga tidak bisa melaut akibat gelombang tinggi.  

"Nelayan tidak berani melaut dan terpaksa menambatkan alat tangkap ikan seperti sampan dan perahu motor karena dengan gelombang besar dan cuaca ekstrem. Selain itu, akibat lain para nelayan takut melaut karena gempa. Wilayah Lamba Leda Utara sangat dekat dengan titik gempa," tuturnya.

Tidak ada korban jiwa. Yang pasti hanya kerusakan barang serta kerugian hilang hewan ternak milik warga dan hilangnya pendapatan bagi nelayan. (C)

Reporter: Berto Davids

Editor: Haerani Hambali 

Artikel Terkait
Baca Juga