Cokelat dan Cengkeh, Komoditas Andalan Kolaka
Muh. Sabil, telisik indonesia
Kamis, 30 September 2021
0 dilihat
Tampak gambar tanaman kakao (atas) dan cengkeh (bawah) diambil dari para petani di Kabupaten Kolaka. Foto: Muh Sabil/Telisik
" Dari jumlah itu, luasan lahan dengan pohon kakao yang sudah menghasilkan ada di angka 16.000 hektare "
KOLAKA, TELISIK.ID - Kakao dan cengkeh merupakan produk pertanian unggulan Kolaka. Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Kolaka, H Bachrun Hanise mengatakan, potensi tanaman kakao di Kolaka mencapai 29.900 hektare.
Dari jumlah itu, luasan lahan dengan pohon kakao yang sudah menghasilkan ada di angka 16.000 hektare.
Kendati demikian, Bachrun juga mengatakan bahwa saat ini ada 7.900 pohon kakao yang sudah berusia tua. Tanaman dalam golongan ini perlu dilakukan rehabilitasi.
"Tanaman yang sudah berusia tua ini juga perlu peremajaan," tutur Bachrun, Kamis (30/9/2021).
Sementara itu, komoditas andalan yang kedua yakni cengkeh, potensinya mencapai sekitar 10.000 hektare. Dari jumlah itu, luasan tanaman yang sudah menghasilkan mencapai 8.000 hektare.
Fahrun (42) salah seorang petani kakao saat ditemui Telisik.id menuturkan, tanaman yang satu ini memang sudah sangat lama jadi komoditas andalan di wilayah Kolaka. Ia juga mengakui selain cokelat, masyarakat Kolaka juga banyak bertani tanaman cengkeh sebagai komoditas unggul lainnya.
Baca Juga: 60 Ton Jagung Dipanen, Harga Jual Rp 5 Ribu per Kg
Baca Juga: Kajian Antar Daerah, Pemkab Butur Kunker ke Buteng
Hal senada diungkapkan petani lainnya, H Madi (37). Bahkan Madi menyebutkan bahwa hasil panen dari komoditas kakao dan cengkeh di Kolaka telah banyak diekspor ke berbagai wilayah seperti Sulawesi Selatan (Sulsel), Kalimantan, Surabaya dan lain-lain.
"Alhamdulillah Pak kalau hasil panen cokelat sama cengkeh ini sudah banyak dijual di luar Kolaka, ada ke Selatan, Kalimantan, sampe ada juga ke Surabaya," ungkap H Madi.
Selain kedua komoditas itu, tanaman unggulan lainnya di Kabupaten Kolaka antara lain adalah lada, kelapa sawit, jambu mente, dan karet. (A)
Reporter: Muh Sabil
Editor: Haerani Hambali