Dampak Pandemi, Penghasilan Usaha Bimbingan Belajar Nyaris Terjun Bebas

Andi Irna Fitriani, telisik indonesia
Senin, 27 September 2021
0 dilihat
Dampak Pandemi, Penghasilan Usaha Bimbingan Belajar Nyaris Terjun Bebas
Direktur Four J Operation (4JO) Munawir, saat ditemui di salah satu cabang usahanya. Foto: Andi Irna Fitriani/Telisik

" Bukan hanya di bidang kuliner saja, juga usaha bimbingan belajar. "

KENDARI, TELISK.ID - Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak bagi pelaku usaha. Bukan hanya di bidang kuliner saja, juga usaha bimbingan belajar.

Seperti yang dialami Bimbingan Belajar Four J Operation (4JO) Kendari. Usaha ini mengalami masa sulit, sebab sejak pandemi untuk mendapatkan pelajar yang ingin ikut bimbingan belajar sangat minim.

Menurut Direktur 4JO, Munawir, dari pandemi ini beberapa dampak yang dirasakan bagi pelaku usaha. Pertama, masalah regulasi pemerintah bahwa ada pembatasan.

"Kedua, siswa tidak seperti dulu karena kita juga batasi ini. Dari sebelumnya jumlah siswa dalam satu kelas 10 sampai 15 orang, namun di masa pandemi kita dikasi setengah saja, bahkan biasa tidak tercapai. Karena kondisi siswa memang susah, apalagi kita juga tidak bisa sosialisasi ke sekolah karena dibatasi," jelas Munawir.

Lebih lanjut, Munawir menambahkan, sejak April 2019 tidak bisa melakukan kunjungan sekolah. September 2021 baru mulai bisa melakukan kunjungan.

Sehingga pihaknya untuk beberapa hari ke depan ini akan melakukan kunjungan ke sekolah, mengingat Kota Kendari sudah zona hijau.

Baca juga: Oscas Indonesia, Konveksi Tas Berpengalaman dan Terpercaya di Bandung

Baca juga: Pandemi dan PPKM Tak Halangi Pelaku Usaha Cafe Tetap Buka

Kendati demikian, kata dia, masih ada sekolah tertentu yang belum izinkan untuk sosialisasi namun ada juga yang sudah bolehkan.

"Itu baru kita sosialisasi, tapi dari 2019 dan 2020 kita ngap-ngaplah, hampir kita tidak bisa menutup operasional karena memang kondisi susah, artinya mungkin dampaknya buat kita itu luar biasa," ujar Munawir.

Munawir menambahkan, selama pandemi sosialisasi dilakukan melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram.

"Kalau media sosial sasarannyakan terlalu luas yah, jadi pengaruhnya bisa dibilang hanya nol koma sekian persen. Memang kita pasarnya itu ke sekolah tapi selama sekolah tutup, berarti kami tidak bisa sosialisasi, pendapatan kami sudah bukan menurun sekali tapi hampir terjun bebas," katanya sambil sesekali tertawa.

Munawir bersyukur, selama pandemi tidak ada pengurangan karyawan karena masih bisa berkompromi dan survive.

"Sampai bisa bertahan mungkin lebih ke manajemen sumber dayanya saja, karenakan ini bahasa kasarnya pemasukan kurang, sumber daya kita harus selesaikan. Jadi kita punya karyawan yang itu saja kita harus atur bahwa kita harus mengetahui kondisi sekarang ini lagi susah," ungkap Munawir.

Untuk diketahui, saat ini proses bimbel hanya 50 persen, karena masih menggunakan regulasi sekolah. Jika sekolah menerapkan online, 4JO juga online. (C-Adv)

Reporter: Andi Irna Fitriani

Editor: Fitrah Nugraha

Artikel Terkait
Baca Juga