Dampingi Wamen ATR/BPN, Hugua Sebut Wakatobi Tuan Rumah Rakor GTRA 2022
Kardin, telisik indonesia
Rabu, 22 Desember 2021
0 dilihat
Anggota Komisi II DPR RI, Hugua (kedua dari kiri), Wamen ATR/BPN, Surya Tjandra (kedua dari kanan), Bupati Wakatobi, Haliana (kanan) bersama kolega di Kabupaten Wakatobi. Foto: Ist.
" Wakatobi kembali dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan nasional, yakni pelaksanaan Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria tahun 2022 mendatang "
WAKATOBI, TELISIK.ID - Kabupaten Wakatobi kembali dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan nasional, yakni pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) tahun 2022 mendatang.
Menanggapi itu, anggota Komisi II DPR RI, Hugua menilai, kesepakatan dan dukungan penuh empat pejabat negara dalam merumuskan rencana menjadikan Wakatobi tuan rumah rapat koordinasi GTRA, merupakan ajang penting menemukan momentum untuk kembali membangkitkan dan menggetarkan dunia.
Saat mendampingi Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/BPN), Surya Tjandra di Wakatobi, kata Hugua, pihaknya bersama Pemda dan Pemprov Sultra telah meyakinkan terkait kesiapan Wakatobi sebagai tuan rumah.
"Jadi, kehadiran dan komitmen Wamen ATR/BPN di Wakatobi, Gubernur Sultra, saya selaku mantan Bupati Wakatobi dua periode yang kini jadi mitra kerja Kementerian ATR/BPN di Senayan, ditambah Bupati Wakatobi untuk menggelar GTRA di Wakatobi adalah momentum yang meyakinkan kita," ungkap Hugua saat mendampingi kunjungan kerja Wamen ATR/BPN di Wakatobi beberapa waktu lalu.
"Dan hampir dipastikan Presiden RI akan hadir di Wakatobi pada Maret 2022 mendatang," lanjutnya.
Lebih lanjut, politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan, momentum GTRA tentunya akan saling berkaitan dengan status Wakatobi sebagai 10 Top Destinasi Pariwisata Nasional, yang hingga kini belum pernah dikunjungi Presiden Joko Widodo.
Untuk kesiapan, kata Hugua, Bupati Wakatobi dan Gubernur Sultra telah berkomitmen terkait segala pembiayaan yang berkaitan dengan kegiatan GTRA nantinya.
"Wakatobi dan Gubernur Sultra mengambil tanggung jawab untuk mendanai," ucap Hugua.
Hugua menambahkan, masyarakat Sultra, khususnya Wakatobi, patut berbangga bahwa momentum itu ditemukan saat pertemuan empat tokoh tersebut. Di mana beberapa jam sebelumnya, rencana itu hampir gagal karena meragukan segala akomodasi dan masalah-masalah infrastruktur lainnya.
Dengan optimisnya, Hugua meyakinkan jika Wakatobi bukan kali pertama akan menjadi tuan rumah pelaksanaan event nasional. Karena saat menjabat Bupati Wakatobi dua periode, beberapa kali event nasional hingga internasional telah sukses diselenggarakan di daerah tersebut.
Hugua menyebutkan, Wakatobi menjadi tuan rumah pelaksanaan Seminar Internasional dan Festival Tradisi Lisan Nusantara pada 1-3 Desember 2008 lalu. Di masa itu bersamaan dengan dibukanya Bandar Udara Matahora Wakatobi.
Saat Hugua menjabat bupati dua periode, Wakatobi juga sukses menjadi tuan rumah pertemuan bupati dan wali kota enam negara CTI, yang dihadiri delegasi dari enam negara CTI pada 19 Mei 2011 silam.
Di samping itu juga pada September 2015, dilaksanakan Asia- Pacific "Local Government Voices Toward Habitat III An A New Urban Agenda" yang dihadiri oleh 178 bupati/wali kota dan gubernur Asia Pasific serta ratusan delegasi lainnya.
Baca Juga: Diduga Salahi Bestek, Dewan Minta RAB dan Gambar Proyek Peningkatan Jalan di Kolut
Masih banyak catatan pelaksanaan event internasional dan nasional di Kabupaten Wakatobi. Sehingga membuat Hugua merasa berkewajiban untuk meyakinkan semua pihak termasuk Kementerian ATR/BPN untuk tidak menjadikan alasan bahwa infrastruktur di Wakatobi belum menjamin.
"Saya selaku Ketua PHRI dan Ketua GIPI Sultra yang berkaitan dengan hotel dan industri pariwisata. Saya hampir pastikan bahwa infrastruktur di Wakatobi telah siap. Olehnya itu, saya berani meyakinkan Wamen ATR/BPN dan Gunernur Sultra melalui sisi industri pariwisata telah siap," ungkap Hugua.
Hugua juga berpandangan, pelaksanaan Rakor GTRA 2022 nanti merupakan momentum kebangkitan Wakatobi untuk kembali menggeliat dan menggetarkan dunia.
Kehadiran Presiden RI akan memberikan rahmat untuk kesejahteraan masyarakat Wakatobi, karena kehadiran Presiden RI, di samping forum GTRA, presiden juga harus merencanakan rehabilitasi terumbu karang di pusat segi tiga karang dunia di mana dihuni enam negara. Dan pusatnya di Wakatobi, Indonesia.
Olehnya itu, kehadiran presiden di Wakatobi yang secara simbolis akan melakukan rehabilitasi atau penanaman coral (terumbu karang), juga memberikan sinyal kepada dunia bahwa Indonesia simbol negara kelautan.
"Memberikan simbol kepada dunia bahwa Indonesia tidak setengah-setengah menurunkan emisi karbon, tapi betul-betul sebuah komitmen berkaitan dengan lingkungan yang mendukung gerakan reforma agraria," jelas Hugua.
Reforma agraria, kata Hugua, mensinkronkan seluruh kepentingan berkaitan dengan ruang dan tanah. Sehingga rezim kehutanan, masyarakat, batas-batas antara hutan dan sebagainya tidak lagi tumpang tindih tapi selalu koordinasi.
Baca Juga: Pemkab Butur Resmi Dapat Dana Pinjaman Rp 176 Miliar dari PT SMI
Aspek lainnya juga, yakni komunitas Suku Bajau di Wakatobi sebagai komunitas Bajau terbesar di dunia, yang selama ini jadi suku terapung dan tidak punya legalitas hak, akan dipikirkan. Agar berhak mendapatkan sertifikat atas hak wilayah yang ditempatinya. Sehingga, momentum ini penting untuk kepastian hukumnya. (C)
Reporter: Kardin
Editor: Haerani HambaliĀ