Demi Lebaran di Kampung, Pria Ini Nekat Mudik Pakai Ketinting
Musdar, telisik indonesia
Jumat, 07 Mei 2021
0 dilihat
Situasi penumpang ketinting di Pelabuhan Lainea. Foto: Ist.
" Kalau lewat Torobulu-Tampo kecuali ada rapid tesnya "
KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Meski pemerintah telah melarang mudik lebaran 2021, seorang pria bernama Adil dari Kota Kendari nekat mudik ke kampung halamannya di Kabupaten Muna Barat (Mubar) .
Adil tidak memilih melalui jalur Pelabuhan Penyebrangan Torobulu-Tampo seperti hari biasanya, karena khawatir akan dicegat oleh petugas.
Pria berusia 26 tahun ini memilih menumpangi ketinting yang terparkir di pelabuhan Lainea Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).
"Kalau lewat Torobulu-Tampo kecuali ada rapid tesnya," kata Adil kepada Telisik.id, Jumat (7/5/2021).
Adil mengatakan, untuk bisa sampai di pelabuhan Tampo bersama kendaraan roda duanya dengan katinting, ia harus mengeluarkan budget Rp 150 ribu dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.
Baca Juga: Benarkah 89 Orang TKA China ke Sultra Pasca Transit di Morowali?
Sebetulnya, lanjut Adil, ia ragu menumpangi kantinting karena khawatir akan keselamatannya, namun baginya tidak ada lagi pilihan lain agar bisa berlebaran dengan orang tuanya di kampung.
"Ragu-ragu juga sebenarnya, tapi mau diapa, daripada tidak pulang," ungkapnya.
Menurut pria lulusan S1 Universitas Halu Oleo (UHO) ini, larangan mudik lebaran adalah keputusan yang tidak adil.
Adil juga heran, mengapa pulang kampung saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 9 Desember 2020 di perbolehkan, mengapa mudik lebaran justru tidak diperbolehkan.
"Kenapa begitu? padahal sama ji dulu juga sudah Corona, dulu juga berdesak-desakan orang," tandasnya heran.
Sebelumnya, pada H-1 larangan mudik atau 5 Mei 2021, Putri salah seorang mahasiswi UHO, memilih mudik lebih awal karena khawatir karena adanya kebijakan pemerintah yang meniadakan mudik.
Baca Juga: Mudik Dilarang Tapi Penerbangan Jakarta-Wuhan Dibuka, DPR: Ada Ketidakadilan
Ia harus mudik karena diminta orang tuanya di kampung agar bisa berlebaran bersama-sama.
"Saya dipanggil mamaku pulang," ungkapnya.
Perempuan berusia 21 tahun ini juga saat itu mengutarakan bahwa ia tidak setuju dengan larangan mudik. Alasannya sama, mengapa pulang Pilkada dibolehkan sedangkan mudik lebaran tidak diperbolehkan.
"Dulu waktu Pilkada penumpang juga banyak," pungkasnya. (B)
Reporter: Musdar
Editor: Fitrah Nugraha