Deretan Negara yang Bayar Warganya untuk Berhubungan Sex, Nomor 5 Tetangga Indonesia
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Kamis, 17 Februari 2022
0 dilihat
Negara memberikan imbalan pada warganya jika berhubungan sex. Foto: Repro Pexels
" Negara-negara tersebut tidak hanya sekadar meminta warganya lebih banyak berhubungan badan, tetapi juga memberikan imbalan untuk mereka "
KENDARI, TELISIK.ID - Negara yang tersebar di belahan dunia ini akan membayar warganya untuk berhubungan seks.
Sejumlah negara memang dilaporkan telah mendorong warganya untuk berhubungan intim lebih sering dari biasanya.
Negara-negara tersebut tidak hanya sekadar meminta warganya lebih banyak berhubungan badan, tetapi juga memberikan imbalan untuk mereka.
Menariknya, upaya itu dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi krisis populasi serius yang sudah terjadi di beberapa negara.
Sebagian besar punya alasan khusus, seperti karena terjadinya penurunan populasi, masalah kesuburan, hingga masalah psikologis dan mental.
Berikut Telisik.id merangkum 5 negara yang mnyediakan bayaran bagi warganya untuk berhubungan seks, dilansir dari berbagai sumber.
1. Korea Selatan
Melansir Pulse.ng, dengan tingkat kesuburan hanya 1,25 anak per wanita, Korea Selatan telah mengambil berbagai kebijakan untuk meningkatkan angka kehidupan keluarga.
Bahkan, pemerintah menawarkan insentif tunai kepada setiap pasangan yang bisa memiliki lebih dari satu anak, demi meningkatkan populasi. Pemerintah juga menetapkan hari Rabu ketiga setiap bulan menjadi hari nasional yang diperingati sebagai Family Day atau Hari Keluarga.
2. Hong Kong
Salah satu negara Asia ini telah lama berjuang dengan masalah seks, di mana tingkat kesuburan mereka hanya sekitar 1,18 anak per wanita.
Hong Kong menghadapi tantangan yang sama dengan banyak negara industri yang tidak memiliki cukup orang muda dan populasi yang semakin berkurang.
Indeks yang mengkhawatirkan ini membuat pemerintah melakukan kampanye cerdik pada 2013, dengan memberi uang tunai untuk mendorong pasangan punya anak.
Baca Juga: Desa Ini Jadikan Prostitusi Pekerjaan Turun-Temurun, Satu Wanita Bisa Layani Ribuan Lelaki
Setiap orang tua menerima 'bonus bayi' sekitar 4.400 Dolar Hong Kong untuk dua anak pertama, serta 5.900 Dolar Hong Kong untuk anak ketiga dan keempat.
3. Spanyol
Dilansir dari Zonabanten.com, sejak 2008 jumlah kelahiran di Spanyol turun 18 persen. Sedangkan jumlah pasangan tanpa anak naik hampir tiga kali lipat, jadi 4,4 juta pada 2015. Angka kelahiran itu jadi salah satu yang terendah di negara maju. Hingga pemerintah Spanyol mendorong orang untuk sering berhubungan seks.
Bahkan, pada Januari 2017, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy mengangkat jabatan Menteri Seks yang untuk mengurus peningkatan angka kelahiran. Edelmira Barreira ditunjuk sebagai tsar seks negara itu, dan pekerjaan pertama adalah membuat pasangan di Spanyol menghasilkan lebih banyak bayi.
4. Rusia
Di Rusia, melakukan lebih banyak seks dianggap sesuatu yang harus dinikmati setiap pasangan, tak hanya untuk kesenangan tapi juga meningkatkan populasi. Negara Vladimir Putin menghadapi masalah wanita tidak cukup menghasilkan bayi, jumlah pria muda terus berkurang, dan HIV/AIDS meningkat.
Baca Juga: Intip 8 Lelaki Playboy Paling Ulung di Dunia, Taklukkan 35 Ribu Wanita
Hingga 12 September dinyatakan sebagai Hari Resmi Konsepsi sejak 2007. Pemerintah memberikan libur, dan setiap pasangan didorong berhubungan seks. Menariknya, setiap wanita yang melahirkan bayi akan mendapat hadiah kulkas raksasa, dan anaknya diberi beasiswa penuh dari SD sampai universitas.
5. Singapura
Meski memiliki ekonomi terbaik di dunia, Singapura juga memiliki tingkat kesuburan terendah di alam semesta dengan hanya 0,81 anak per wanita. Akhirnya pemerintah membuat rencana dan mengadakan Malam Nasional pertama pada 9 Agustus 2012, untuk mendorong pasangan melakukan lebih banyak seks.
Pada acara yang disponsori Mentos itu, patriotisme setiap pasangan dibiarkan meledak dengan cara sering berhubungan intim dan membuat lebih banyak bayi. Setiap tahun, pemerintah menghabiskan sekitar 1,6 miliar Dolar Singapura untuk program-program agar orang-orang melakukan lebih banyak seks. (C)
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Haerani Hambali