Deretan Senyawa dari Limbah Gas Paling Berbahaya Menyebar di Udara

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Jumat, 05 Juli 2024
0 dilihat
Deretan Senyawa dari Limbah Gas Paling Berbahaya Menyebar di Udara
Potret seorang wanita terlihat menderita karena polusi udara. Foto: Repro Istockphoto

" Limbah gas merupakan salah satu penyumbang utama pencemaran udara yang semakin mengkhawatirkan. Setiap hari, berbagai aktivitas manusia, mulai dari industri hingga transportasi, menghasilkan gas berbahaya yang dilepaskan ke atmosfer "

JAKARTA, TELISIK.ID - Limbah gas merupakan salah satu penyumbang utama pencemaran udara yang semakin mengkhawatirkan. Setiap hari, berbagai aktivitas manusia, mulai dari industri hingga transportasi, menghasilkan gas berbahaya yang dilepaskan ke atmosfer.

Berbagai contoh limbah gas, seperti karbon monoksida dan sulfur dioksida, berkontribusi pada berbagai masalah lingkungan dan kesehatan. Oleh karena itu, memahami jenis-jenis limbah gas dan dampaknya sangat penting untuk mengambil langkah-langkah mitigasi yang efektif.

Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi, contoh limbah gas juga kian beragam. Dampak limbah gas juga kian sukar diatasi.

Limbah gas merupakan zat sisa berbentuk gas, bukan padat atau cair, yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia, baik aktivitas rumah tangga ataupun industri. Limbah gas dapat beracun dan tidak beracun.

Dikutip Telisik.id dari Tirto.id, Jumat (5/7/2024), Berikut limbah gas biasanya mengandung racun, sehingga dapat mencemari udara dan menimbulkan efek buruk bagi lingkungan:

Baca Juga: Sepak Terjang Mochamad Afifuddin dari Anak Petani hingga jadi Plt Ketua KPU, Segini Harta Kekayaannya

1. Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida merupakan contoh limbah gas yang dihasilkan dari proses kebakaran, seperti kebakaran hutan, oksidasi senyawa terpen yang dilepaskan oleh hutan, serta produksi CO oleh vegetasi dan kehidupan laut.

Sumber utama limbah gas ini adalah aktivitas manusia berupa pembakaran bahan bakar fosil, yang menyumbang sekitar 78,5 persen dari emisi total.

2. Karbon Dioksida (CO2)

Emisi karbon dioksida muncul dari pembakaran bahan bakar dan sumber alami. Sumber utama dari aktivitas manusia adalah pembakaran batubara, gas alam, dan kebakaran hutan. Emisi karbon dioksida dari pembakaran batubara mencapai 52 persen, gas alam 8,5 persen, dan kebakaran hutan 2,8 persen.

3. Nitrogen Dioksida (NO2)

Selain karbon dioksida, contoh limbah gas adalah nitrogen dioksida, dikenal sebagai NO2. Ia kebanyakan berasal dari pembakaran di pabrik dan pengolahan minyak bumi. Di udara, gas-nitrat oksida (NO) dioksidasi menjadi NO2.

Jika ia bereaksi dengan hidrokarbon, akan terbentuk asap. Sumber utama NO mencakup pabrik pulp dan rayon, aluminium, turbin gas, nitrat, bahan peledak, semen, kaca, batubara, timah hitam, dan peleburan magnesium.

4. Sulfur Oksida (SOx)

Sulfur oksida di atmosfer termasuk H2S, merkaptan, SO2, SO3, H2SO4, garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik. SO2 menyumbang sekitar 50 persen dari emisi total sulfur oksida sedangkan aerosol sulfat dan sulfit dari percikan air laut menyumbang 15 persen.

5. Sulfur Dioksida (SO2)

Sumber utama SO2 di antaranya termasuk proses produksi pabrik belerang, pengecoran logam, pabrik asam sulfat, pabrik semen, peleburan tembaga, dan timah hitam. Dalam konsentrasi tinggi, dampak limbah gas ini dapat mematikan.

Selain itu, sulfur dioksida dapat merusak tanaman, menyebabkan daun menjadi kuning kecokelatan atau merah kecoklatan, dan berbintik-bintik. Salah satu contoh limbah gas ini juga menyebabkan hujan asam, korosi pada logam, dan merusak bahan seperti nilon.

6. Amonia (NH3)

Amonia adalah gas dengan bau tajam yang penting untuk nutrisi di bumi. Meski begitu, dalam konsentrasi tinggi, amonia dapat merusak kesehatan manusia. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian.

7. Hidrokarbon (HC)

Hidrokarbon yang paling penting adalah metana (CH4), yang menyumbang 86 persen dari total emisi hidrokarbon. Sumber utama metana adalah sawah, rawa, dan hutan tropis. Emisi hidrokarbon lainnya termasuk senyawa terpene dari tumbuhan yang menyumbang sekitar 9,2 persen.

8. Metana (CH4)

Metana, bersama dengan CO2, CFC, dan N2O, menyebabkan efek rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Sumber utama metana adalah sawah, rawa, hutan tropis, dan utamanya pertambangan.

9. Ozon (O3)

Ozon berasal dari reaksi fotokimia antara NO2 dan hidrokarbon di bawah pengaruh sinar ultraviolet matahari. Ozon dapat merusak daun tanaman, tekstil, dan melunturkan warna.

10. Fluorida

Fluorida adalah racun kumulatif yang sangat reaktif dan dapat berkembang di atmosfer. Dalam bentuk fluorine, zat ini tidak diserap oleh tanah melainkan langsung masuk ke daun sehingga menyebabkannya berwarna kuning kecokelatan.

Sumber fluorida di antaranya termasuk proses yang terjadi pabrik pengecoran aluminium, pabrik pupuk, pembakaran batubara, dan pengecoran baja.

Dampak Limbah Gas

1. Pencemaran Udara

Limbah gas sangat berdampak pada pencemaran udara. Contoh limbah gas seperti karbon monoksida, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida, yang apabila bereaksi dengan material dan udara dapat bersifat merusak.

2. Pengaruh pada Iklim

Limbah gas yang tidak diolah terlebih dahulu dapat mengakibatkan adanya perubahan iklim global, hujan asam, dan fenomena alam lainnya. Sebagai misal, gas rumah kaca seperti karbon dioksida dapat menyebabkan pemanasan global.

3. Gangguan Kesehatan

Limbah gas yang dihasilkan dari proses industri dapat mengganggu sistem pernapasan dan dapat menyebabkan gangguan paru-paru atau sistem pernapasan. Gas beracun seperti karbon monoksida, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida, dapat mengganggu fungsi otak, syaraf, dan sistem.

Berikut cara mengurangi risiko paparan zat berbahaya dikutip dari alodekoter.com.

Baca Juga: Akal Bulus Hasyim Asy'Ari Ubah Aturan Nikah, Sedari Awal Incar Anggota PPLN Den Haag

Untuk mengurangi dampak polusi udara dalam ruangan, beberapa langkah bisa dilakukan. Pastikan ruangan rumah atau kantor Anda berventilasi baik. Bersihkan ventilasi secara teratur untuk mencegah penumpukan debu dan munculnya jamur.

Kurangi penggunaan produk pembersih rumah tangga yang mengandung polutan dan iritan, seperti aerosol. Jangan merokok, terutama di dalam rumah. Gunakan humidifier untuk melembabkan udara ruangan yang kering, jika memungkinkan.

Untuk mengurangi dampak polusi udara luar ruangan, disarankan memperhatikan indeks kualitas udara di sekitar. Jika indeks kualitas udaranya buruk atau merah, batasi aktivitas di tempat tersebut.

Selain itu, upayakan untuk mengurangi polusi udara. Caranya bisa dimulai dari menggunakan energi yang ramah lingkungan, bepergian menggunakan transportasi umum, sepeda, atau berjalan kaki, hingga tidak merokok.

Dampak zat berbahaya pada polusi udara tidak bisa disepelekan, sehingga penting untuk membatasi aktivitas di tempat-tempat yang memiliki polusi udara tinggi.

Jika Anda rentan mengalami keluhan terkait polusi udara, termasuk karena tinggal di wilayah berpolusi tinggi, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala berupa sesak napas hingga batuk. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga