Deretan Tokoh NU Jadi Pahlawan Nasional, Termasuk Kakek Presiden Gus Dur Hasyim Asy'ari

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 12 Agustus 2024
0 dilihat
Deretan Tokoh NU Jadi Pahlawan Nasional, Termasuk Kakek Presiden Gus Dur Hasyim Asy'ari
Cuplikan film sang kiai tayang 2013, diperankan aktor ternama Tanah Air seperti Adipati Dolken. Foto; Repro festivalfilm.id

" Setidaknya ada 12 tokoh pejuang dari Nahdlatul Ulama (NU) yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia "

JAKARTA, TELISIK.ID - Setidaknya ada 12 tokoh pejuang dari Nahdlatul Ulama (NU) yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia. Mereka dinilai sebagai sosok-sosok yang memiliki khidmat luar biasa, mencurahkan jiwa, raga, dan perhatiannya untuk bangsa, agama, dan warga sekitar.

Pada Sabtu, 17 Agustus 2024, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia. Kemerdekaan yang telah diraih jelang hampir satu abad tersebut tidak terlepas dari peran para ulama.

Mengutip dari laman nu.or.id, Senin (12/8/2024), menurut pandangan H Abdul Mun'im DZ, penetapan tokoh-tokoh NU sebagai pahlawan nasional menunjukkan bahwa NU bukanlah pemain figuran dalam pembentukan negara Indonesia, melainkan pemeran utama.

“Keberadaan mereka dalam sejarah perjuangan Indonesia adalah bukti nyata bahwa NU telah memainkan peran penting dalam membawa bangsa ini menuju kemerdekaan,” kata Mun’im.

Berikut daftar 12 tokoh NU yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah:

Baca Juga: Jokowi Beri Penghargaan pada 61 Penerima, Begini Persyaratan Tanda Jasa dan Kehormatan

1. KH M Hasyim Asy'ari 

KH M Hasyim Asy'ari adalah tokoh utama pendiri Nahdlatul Ulama dan pendiri serta pengasuh pertama Pesantren Tebuireng, Jombang. Ia merupakan satu-satunya yang menyandang gelar Rais Akbar NU hingga akhir hayatnya dan tidak pernah ada lagi hingga sekarang.

Ayahnya KH Abdul Wahid Hasyim, dan kakek dari Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, ini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 17 November 1964 berkat jasanya yang berperan besar dalam pendidikan melalui NU dan melawan penjajah.

Salah satu jasanya yang besar adalah memutuskan NU untuk mengeluarkan Resolusi Jihad fi Sabilillah, yang direkomendasikan untuk pemerintah RI yang baru berdiri.

Fatwa ini menggerakkan setiap orang dewasa yang berada dalam radius 90 km dari medan pertempuran melawan penjajah untuk wajib berperang.

2. KH Zainul Arifin 

KH Zainul Arifin adalah tokoh NU asal Barus, Sumatera Utara, yang juga merupakan keturunan raja-raja Barus. Ia aktif di NU sejak muda melalui kader dakwah dan memiliki peran besar dalam pembentukan pasukan semi militer Hizbullah.

Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua DPR-GR dan menjadi anggota badan pekerja Komite Nasional Pusat. Pemerintah menetapkan KH Zainul Arifin sebagai Pahlawan Nasional pada 4 Maret 1963.

3. KH Abdul Wahid Hasyim 

KH Abdul Wahid Hasyim adalah putra Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dan merupakan salah satu anggota Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) serta anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Di Pesantren Tebuireng, ia mempelopori masuknya ilmu pengetahuan umum ke dunia pesantren dengan mendirikan Madrasah Nidzmiyah. Ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 17 November 1960.

4. KH Zainal Musthafa   

KH Zainal Musthafa adalah ulama NU dari Tasikmalaya, Jawa Barat, yang secara terang-terangan melawan penjajah Belanda dan Jepang. Bersama para santrinya, ia mengadakan perang melawan Jepang dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 1972.

5. KH Idham Chalid

KH Idham Chalid adalah ulama yang pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia dan Ketua MPR serta Ketua DPR. Sebelum aktif berpolitik, ia adalah seorang pejuang kemerdekaan dari Kalimantan Selatan. Atas jasa-jasanya, KH Idham Chalid ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 dan diabadikan pada pecahan uang kertas Rp 5 ribu pada 19 Desember 2016.

6. KH Abdul Wahab Chasbullah

KH Abdul Wahab Chasbullah adalah salah satu pendiri NU dan pendiri beberapa organisasi penting sebelum NU. Ia juga merupakan penggagas Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI) dan dipilih sebagai Rais 'Aam PBNU setelah KH Hasyim Asy'ari. KH Abdul Wahab Chasbullah mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 8 November 2014.

7. KH As'ad Syamsul Arifin 

KH As'ad Syamsul Arifin adalah pengasuh Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Banyuputih, Situbondo, dan pemimpin para pejuang di wilayah Jawa Timur. Ia juga berperan dalam menjelaskan bahwa Pancasila tidak akan mengganggu nilai-nilai keislaman. KH As'ad Syamsul Arifin dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 9 November 2016.

8. KH Syam'un

KH Syam'un adalah tokoh NU dari Serang, Banten, yang pernah menjabat sebagai Komandan Batalyon PETA dan Komandan Divisi I TKR. Ia memimpin gerilya di wilayah Banten dan wafat pada tahun 1949. KH Syam'un ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018.

Baca Juga: Rapat Kabinet Perdana di IKN, Jokowi Sebut Kucuran Dana Investor di Luar APBN Rp 56 Triliun

9. KH Masykur

KH Masykur adalah tokoh NU yang pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ia juga berperan dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara dan mendirikan Pembela Tanah Air (Peta) yang kemudian menjadi unsur laskar rakyat dan TNI di seluruh Jawa.

10. H Andi Mappanyukki

H Andi Mappanyukki adalah Raja Bone dan pendiri NU Sulawesi Selatan yang berjuang melawan penjajah Belanda dan Jepang pada 1945-1949. Ia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional RI pada 5 November 2004.

11. H Andi Djemma  

 H Andi Djemma adalah Raja Luwu dan pendiri NU Sulawesi Selatan yang berjuang melawan penjajah Belanda pada 1946-1948. Ia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional RI pada 6 November 2002.

12. Usmar Ismail

Usmar Ismail adalah tokoh NU dari Minangkabau yang mendirikan Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) dan dikenal sebagai pelopor perfilman di Indonesia. Ia juga dianggap sebagai Bapak Film Indonesia dan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 5 November 2021. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga