Di NTT, Partisipasi Masyarakat Cegah DBD Masih Rendah
Berto Davids, telisik indonesia
Jumat, 18 Februari 2022
0 dilihat
Partisipasi masyarakat NTT cegah DBD masih kurang. Foto: merdeka.com
" Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DKKPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai munculnya kasus DBD yang cukup tinggi "
KUPANG, TELISIK.ID - Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DKKPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai munculnya kasus DBD yang cukup tinggi merupakan akibat dari rendahnya partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD.
Selain itu juga koordinasi dan kolaborasi dengan lintas sektor sejauh ini belum berjalan baik. Sehingga kasus DBD masih terus terjadi di NTT, di mana data saat ini mencapai 208 kasus.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian penyakit Menular (P2PM) DKKPS NTT, Agusthina Rospita menerangkan, rendahnya partisipasi masyarakat menjadi penyebab DBD karena belum dilakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin, sehingga kemunculan jentik-jentik nyamuk masih terus ada.
Di Kota Kupang sendiri kata dia, pemberantasannya belum terlalu masif, padahal kasusnya sudah mencapai 208 kasus.
Baca Juga: Pemkab Ende NTT Segera Buat Festival Budaya untuk Tarik Wisatawan
"Dari beberapa pengalaman laporan yang saya terima orang tua terkadang menganggap biasa jika anak sedang dalam kondisi panas yang tinggi. Padahal hal itu sangat berbahaya di musim-musim penghujan seperti ini," ucapnya.
Sejauh ini ujar dia, terkait upaya pencegahan sudah dilakukan oleh Dinkes provinsi dan kabupaten/kota. Beberapa di antaranya adalah melakukan distribusi logistik DBD seperti bubuk abate, ke-22 kabupaten/kota didistribusikan ke rumah-rumah.
Baca Juga: Investasi Konsel 2021 Tembus Rp 2.6 Triliun
"Hal ini sudah kita lakukan sejak Januari lalu. Kita juga sudah lakukan penyelidikan epidemiologi untuk memutus mata rantai penularan DBD ini," ujar dia. (C)
Reporter: Berto Davids
Editor: Kardin