Di Sultra 2 Hari, Ada Hubungan Apa Jokowi dengan PT VDNI Milik China?

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Senin, 27 Desember 2021
0 dilihat
Di Sultra 2 Hari, Ada Hubungan Apa Jokowi dengan PT VDNI Milik China?
Presiden Jokowi saat Tiba di Bandara Lanud Haluoleo pada 30 Juni 2021. Foto: Sekretariat Presiden

" Kunjungan presiden dalam rangka peresmian pembangunan pabrik Smelter PT VDNI di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe dan Bendungan Ladongi di kabupaten Kolaka Timur "

KENDARI, TELISIK.ID - Presiden Jokowi akan melakukan kunjungan kerja (kunker) di Sulawesi Tenggara (Sultra) selama dua hari.

Kunjungan itu dalam rangka peresmian pembangunan pabrik Smelter PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe dan Bendungan Ladongi di kabupaten Kolaka Timur.

"Hari ini saya berkunjung di dua Provinsi: Bali dan Sulawesi Tenggara. Di Bali, saya akan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Internasional Bali di Denpasar. Lalu, di Sulawesi Tenggara saya hendak meninjau pabrik pembuatan besi, juga meresmikan pabrik smelter nikel," tulis Jokowi di akun instagramnya, Senin (27/12/2021).

Peresmian smelter di Morosi dijadwalkan berlangsung pada pukul 15.30 Wita. Setelah acara, presiden akan kembali ke Kota Kendari untuk beristirahat. Esok pagi, Selasa (28 Desember 2021), presiden menuju Ladongi menggunakan helikopter dari Lanud Halu Oleo menuju lokasi peresmian bendungan yang akan berlangsung sekitar 45 menit.

Hubungan Jokowi dengan PT VDNI dikarenakan pembangunan smelter milik PT. VDNI merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Dalam lampiran perpres tersebut, Kawasan Industri Konawe yang di dalamnya merupakan investasi PT. VDNI, merupakan proyek strategis nasional nomor urut 98.

Investasi di kawasan tersebut senilai Rp 47 triliun dan sejauh ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 16.515 orang, data Direktorat Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian, Juni 2021.

Sementara itu, Bendungan Ladongi yang dibangun oleh Kementerian PUPR merupakan proyek dengan skema multiyears dengan kontrak tahun 2016-2021 senilai Rp 1,14 triliun.

Bendungan Ladongi merupakan bendungan tipe urugan batu dengan tanah lempung yang dibangun oleh kontraktor BUMN PT. Hutama Karya (Persero) bekerjasama dengan kontraktor swasta nasional yakni PT. Bumi Karsa (KSO).

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Naik Drastis, Warga Mengeluh

Luas genangan serta area sabuk hijau mencapai 246,13 hektare, dengan kapasitas tamping sebesar 45,95 juta kubik. Area sabuk hijau merupakan ruang terbuka hijau yang bertujuan membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan atau membatasi aktivitas satu dengan aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu.

Air yang tertampung di Bendungan Ladongi nantinya akan mengairi areal sawah dengan layanan irigasi seluas 3.604 ha secara kontinyu di Kabupaten Kolaka Timur. Selain itu, akan berfungsi pula sebagai pengendali banjir di wilayah hilir Singai Ladongi dengan kemampuan menahan limpahan air sebesar 132,25 kubik per detik.

PT VDNI dan PT OSS, merupakan perusahaan asal China yang bergerak di bidang smelter nikel yang terletak di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe,

Baca Juga: Pembangunan Drainase untuk Cegah Genangan Air Hujan Akibat Tumpukan Sampah

PT. VDNI berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) yang berdiri sejak Agustus 2014. Induk perusahaan ini adalah De Long Nickel Co.LTD di JiangSu, China. (C)

Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Haerani Hambali 

Baca Juga