Dikbud Sulawesi Tenggara Tekankan Moderasi Beragama di Sekolah, Cegah Tawuran Antar Pelajar
Wa Ode Ria Ika Hasana, telisik indonesia
Sabtu, 16 Desember 2023
0 dilihat
Sosialisasi Kadis Dikbud Sulawesi Tenggara di SMAN 4 Kendari, dengan Tema Tolak Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme. Foto: Repro sman4kendari.id
" Mengintegrasikan pendidikan Pancasila dalam sistem pendidikan, dapat menjadi salah satu cara efektif untuk mencegah tawuran pelajar "
KENDARI, TELISIK.ID - Tawuran antar pelajar kerap terjadi di Sulawesi Tenggara, beberapa penyebabnya antara lain kurangnya toleransi antar siswa. Sikap seperti ini sangat dikhawatirkan terjadi pada siswa mengingat mereka adalah bagian yang rentan terpengaruh oleh situasi.
Tawuran pelajar adalah perilaku konfrontatif atau bentrok fisik yang melibatkan siswa dari satu sekolah atau kelompok dengan siswa dari sekolah atau kelompok lain. Ini adalah masalah serius yang dapat membawa dampak negatif pada siswa, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan.
Mengintegrasikan pendidikan Pancasila dalam sistem pendidikan, dapat menjadi salah satu cara efektif untuk mencegah tawuran pelajar. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia, mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk karakter dan perilaku positif.
Selain itu, moderasi beragama di sekolah jadi salah satu strategi untuk pendekatan dengan tujuan menciptakan lingkungan pendidikan yang menghormati dan memahami keberagaman agama tanpa memihak pada satu agama tertentu. Hal ini penting untuk mempromosikan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta kerukunan antar siswa dari berbagai latar belakang agama.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara, Yusmin mengatakan kepada seluruh siswa, prestasi harus selalu dikedepankan, tetapi juga kita punya karakter Pancasila dan dirangkai dengan penguatan moderasi beragama agar toleransi umat beragama di setiap tingkatan dapat terjalin dengan baik.
"Tidak ada lagi perbedaan suku, agama, ras, tetapi kita semua sama sebagai siswa-siswi Sulawesi Tenggara. Dan jika ini kita tanamkan, yakinlah bahwa generasi emas berada di tangan anak-anak sekalian,"ujar Yusmin.
Sementara itu, Kepala Bidang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dikbud Sulawesi Tenggara, J H. Bawondes mengatakan, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya tawuran. Dikbud Sulawesi Tenggara gencar mengampanyekan anti tawuran dan mensosialisasikannya kepada seluruh SMA dan SMK yang ada di Bumi Anoa.
“Tawuran umumnya terjadi saat jam-jam kosong di sela kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, Bawondes mengimbau sekolah-sekolah untuk lebih memperketat jam pelajaran, jangan sampai membiarkan ada jam kosong yang membuat siswa di luar pengawasan sekolah,” ujarnya.
Salah satu sekolah yang sangat menjunjung tinggi toleransi adalah SMAN 4 Kendari. Kepala Sekolah SMAN 4 Kendari, Liyu mengatakan, di sekolah ini sangat menjunjung tinggi toleransi antar sesama. Hal ini dapat dilihat dari warga sekolah yang sangat beragam, selain itu para wakasek juga memiliki latar belakang agama dan suku yang berbeda-beda.
“Kami di SMAN 4 Kendari Alhamdulillah telah menerapkan sikap tolerasi, salah satu contoh wakasek kami saja ada agama Kristen dan mereka juga berasal dari suku yang berbeda-beda,” ujarnya. (A-Adv)