Dinas Pariwisata Mubar Persiapkan Santiri Sebagai Desa Wisata
Putri Wulandari, telisik indonesia
Kamis, 21 April 2022
0 dilihat
Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Muna Barat. Foto: Putri Wulandari/Telisik
" Dinas Pariwisata Mubar telah menetapkan Selat Tiworo sebagai salah satu dari tujuh destinasi terbaru se-Sultra "
MUNA BARAT, TELISIK.ID - Dinas Pariwisata Mubar telah menetapkan Selat Tiworo sebagai salah satu dari tujuh destinasi terbaru se-Sultra.
Selat Tiworo menjadi salah satu fokus wisata bahari, sehingga Dinas Pariwisata Mubar mencoba menjadikan Desa Santiri yang ada di salah satu gugusan pulau di Selat Tiworo, yaitu Pulau Balu, sebagai desa wisata.
Kepala Dinas Pariwisata Muna Barat, Al Rahman, menuturkan bahwa Muna Barat memiliki potensi wisata yang luar biasa khususnya Selat Tiworo. Karena itu, pihaknya mempersiapkan pembenahan terhadap ekosistem wisata atau pelaku-pelaku pariwisata yang ada di Desa Santiri.
"Kita akan merubah mindset masyarakat untuk menerima tamu atau pendatang, dan terus menanamkan filosofi pesisir "setiap tamu yang datang adalah rezeki' kepada masyarakat desa itu," ucapnya, Kamis (21/4/2022).
Untuk itu, akan digelar Forum Group Discussion (FGD) guna membenahi mindset masyarakat di Desa Santiri, agar welcome atau menerima pengunjung. Karena nantinya desa ini akan menjadi salah satu desa wisata yang ada di Selat Tiworo.
Pembenahan mindset masyarakat dibentuk dengan adanya pola hidup sehat, penerimaan masyarakat terhadap wisatawan, karena ketika telah menjadi desa wisata, berarti menjadi sasaran pendatang untuk berkunjung.
Selain itu, pola membangun ekosistem pariwisata, supaya nanti pengunjung merasa nyaman akan pelayanan warga setempat, mulai dari saat pengunjung itu datang sampai pulang dari desa wisata ini.
Baca Juga: Pemkab Muna Gelar Pasar Murah di Empat Kecamatan
Dinas Pariwisata mengupayakn pembenahan-pembenahan tersebut diawali dengan kesiapan transportasi laut, populernya disebut ojek laut.
Untuk ojek laut ini sendiri, pihak pariwisata akan memberikan arahan kepada para pengendara ojek laut agar nantinya wisatawan merasa nyaman atau merasa safety dengan kendaraan ini.
Misalnya perahunya dicat, mesinnya diperbaiki, serta penyediaan alat-alat keselamatan di dalam ojek laut.
"Kemudian kita akan tekankan untuk tetap aktifkan sanggar keseniannya, di mana persiapan pertunjukan yang dilakukan masyarakat setempat kepada wisatawan, agar mereka nyaman atau merasa diterima di desa ini. Misalnya ada atraksi-atraksi budaya yang masih melekat pada masyarakat di desa wisata ini," tuturnya.
Selain itu, yang lebih utama, pihak pariwisata juga akan memberikan panduan terhadap pengelola home stay atau perumahan sebagai dasar mengelola itu, karena bagaiamana caranya agar pengunjung merasa nyaman selama berkunjung.
Baca Juga: Bantuan Sosial di Wilayah Bombana Mulai Disalurkan Pada Ribuan Penerima
"Mungkin perumahan dengan tempat tidur serta kamar mandi yang harus disiapkan,"ucapnya.
Lanjutnya, FGD yang akan digelar Sabtu (23/4/2022) juga akan menguatkan kelembagaan desa.
"Semua hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata kita adakan dengan kelembagaan, sehingga ini bisa merujuk pada konsep pariwisata berbasis masyarakat," tandasnya. (C)
Reporter: Putri Wulandari
Editor: Haerani Hambali