DPR Soroti Pesawat N250 Karya BJ Habibie Dimuseumkan

Marwan Azis, telisik indonesia
Senin, 24 Agustus 2020
0 dilihat
DPR Soroti Pesawat N250 Karya BJ Habibie Dimuseumkan
Pesawat N250 Karya BJ Habibie kini dimuseumkan. Foto .: Ist.

" Penilaian itu tentu bukan tanpa alasan. Sekarang coba tengok, apakah program pengembangan produksi pesawat sejenis ini masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN)? Tidak kan? Pesawat R-80 dan pesawat N-245 dicoret dari program PSN. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto menyoroti PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menghibahkan pesawat N250 karya Presiden BJ Habibie kepada TNI AU dan akan dimuseumkan di Pusat Dirgantara Mandala (Pusdirla) Yogyakarta.

Padahal 10 Agustus lalu, insan Iptek bersama Presiden Jokowi baru saja memperingati 25 Tahun Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas), yakni hari di mana pertama kali N250 Gatot Kaca yang seratus persen buatan Indonesia diterbangkan. Secara resmi acara serah terima akan dilakukan Selasa, 25 Agustus 2020.

"Ini tentu sangat memprihatinkan buat saya. Padahal 10 Agustus lalu insan Iptek bersama Presiden Jokowi baru saja memperingati 25 Tahun Hakteknas. Harteknas yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus itu diambil dari hari pertama kali diterbangkannya pesawat N250 Gatot Kaca yang seratus persen buatan Indonesia. Cukup memilukan hati,” kata Mulyanto di Jakarta, Senin (24/8/2020).

Dikatakan, keputusan memuseumkan pesawat N250 adalah sebuah ironi dalam pencapaian Iptek dan inovasi nasional. Mengingat pesawat N250 digadang-gadang sebagai produk unggulan inovasi Indonesia kini ternyata berakhir tragis menjadi barang koleksi semata.

Menurutnya, pemuseuman tersebut dapat dipandang sebagai ujung gelap dunia Iptek dan inovasi.

Baca juga: 7,5 Juta Pekerja Penuhi Syarat Terima Bansos Pemerintah

Seperti isyarat kepada masyarakat ilmiah, bahwa Iptek dan inovasi itu bukanlah sesuatu yang penting. Dengan kata lain, produk yang dihasilkannya kelak akan mengisi museum, yang indah dipandang mata. Bukan produk yang secara ekonomi, hankam dan sosial kemasyarakatan bermanfaat secara luas.

“Penilaian itu tentu bukan tanpa alasan. Sekarang coba tengok, apakah program pengembangan produksi pesawat sejenis ini masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN)? Tidak kan? Pesawat R-80 dan pesawat N-245 dicoret dari program PSN," ujarnya.

Kemudian bandingkan antara anggaran riset vaksin COVID-19 dengan biaya jasa para buzzer dan influencer lanjut Mulyanto, tidak ada apa-apanya.  Apalagi kalau dibandingkan dengan APBN 2021 yang disiapkan untuk membeli vaksin impor yang sebesar Rp 25 triliun.

"Sangat jomplang. Kita masih senang menjadi bangsa pembeli, ketimbang menjadi bangsa pembuat,” imbuhnya.

Politisi PKS ini menyayangkan sikap pemerintah yang tidak fokus dalam pengembangan Iptek dan inovasi nasional, baik dari aspek kelembagaan maupun pendanaan.

Baca juga: Ketua MPR Minta Jaksa Agung Selidiki Penyebab Kebakaran

Ia menilai, pemerintah lebih senang pada program-program populis meskipun tidak strategis. Soal ESEMKA misalnya, sampai sekarang belum pernah terlihat wujudnya. Padahal awalnya produk ini digadang-gadang akan menjadi mobil nasional.

Tak heran jika kemudian ia mendesak Pemerintah untuk membangun ekosistem pengembangan iptek dan inovasi nasional secara lebih serius, agar pembangunan iptek terintegrasi dengan pembangunan ekonomi.

“Bikin pesawat itu susah. Tapi nyatanya kita mampu dan bisa. Sudah banyak tenaga-tenaga ahli yang kita miliki. Jadi soalnya bukan pada kemampuan SDM secara teknologis. N250 Gatot Kaca, kita buat sendiri dan bisa terbang," jelasnya.

Katanya, persoalan utama terletak pada ekosistem inovasi yang belum terintegrasi dan utuh dari hulu ke hilir, dari ide, invensi, inovasi, sampai produk unggul yang diserap pasar secara bekelanjutan.

"Ekosistem pembangunan inovasi ini sangat penting, agar Iptek yang dikembangkan di dalamnya tumbuh subur dan berbuah bagi kemanfaatan ekonomi, sosial kemasyarakatan dan hankam,” tandasnya

Reporter: Marwan Azis

Editor: Kardin

Baca Juga