Dulu Tempat Sampah, Kini Jadi Kebun Sayur

Affan Safani Adham, telisik indonesia
Senin, 17 Agustus 2020
0 dilihat
Dulu Tempat Sampah, Kini Jadi Kebun Sayur
Tempat pembuangan sampah ilegal yang kini menjadi kebun sayur. Foto: Affan Safani Adham/Telisik

" Akhirnya warga berkomitmen untuk secara gotong-royong mengolah lahan menjadi bersih, bermanfaat, dan berdaya guna. "

YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Jelang HUT ke-75 RI, warga Kampung Pilahan Kelurahan Rejowinangun, Yogyakarta, menyulap tempat pembuangan sampah ilegal menjadi kebun sayur secara swadaya.

Kebun sayur bernama Seledri Amigo, kini hasilnya bisa dinikmati warga setempat.

Penggerak Kebun Sayur Seledri, Amigo Suwanto, mengaku, lahan tersebut awalnya sangat kumuh, tanpa pengelola dan aroma sampah yang menyengat kerap membuat warga tidak nyaman.

"Akhirnya warga berkomitmen untuk secara gotong-royong mengolah lahan menjadi bersih, bermanfaat, dan berdaya guna," kata Amigo Suwanto, Senin (17/8/2020).

Tidak semulus yang dibayangkan. Warga terpaksa jatuh bangun dan tidak jarang harus menelan kegagalan. "Karena rata-rata warga tidak berprofesi sebagai petani," jelas Amigo Suwanto.

Namun mereka tetap semangat dan pantang menyerah. Juga belajar terus bagaimana menanam yang baik. Dan akhirnya berhasil seperti sekarang ini.

Dikatakannya, warga secara swadaya menggunakan dana mandiri untuk membiayai kebun tersebut mulai dari pembelian bibit, tanaman, hingga biaya perawatan.

Baca juga: Pemda Konsel Komitmen Pertanian Jadi Andalan Ekonomi Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19

Di Kebun Sayur Seledri Amigo ini warga berhasil menanam sejumlah sayuran mulai dari cabai, terong, hingga bawang merah.

Sawi pokcoy menjadi produk unggulan. Karena warga mengolahnya menjadi jus sayur, dikemas lebih menarik dan lebih bernilai jual.

Saat ini sebagian besar hasilnya memang untuk warga, meski ada beberapa komoditas yang dijual seperti bawang merah dan pokcoy.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Drs Heroe Poerwadi, MA, mendorong kampung tersebut untuk terus produktif dengan menerapkan prinsip gandeng-gendong sehingga gerakan pemberdayaan akan semakin mudah dan terarah.

Kini, Rejowinangun mempunyai banyak potensi yang bisa dikembangkan mulai dari kebun sayur, kampung herbal hingga kerajinan kulit. Jika disatukan, akan menjadi kekuatan sekaligus identitas baru.

Heroe meminta supaya semua potensi yang sudah ada itu bisa dikemas sehingga akan menjadi karakter kampung tersebut.

"Sebenarnya yang kita dorong adalah bergandengan dulu antara potensi yang ada sehingga bisa saling terhubung," imbuh Amigo Suwanto, yang menambahkan ke depan sebagai percontohan penerapan gandeng-gendong di Kota Yogyakarta yang memiliki daya tarik tersendiri.

Reporter: Affan Safani Adham

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga