FIFA Resmi Hukum Indonesia Gegara Diskriminasi Bahrain, Penonton Laga Kontra China Dikurangi

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Minggu, 11 Mei 2025
0 dilihat
FIFA Resmi Hukum Indonesia Gegara Diskriminasi Bahrain, Penonton Laga Kontra China Dikurangi
Insiden diskriminatif suporter Indonesia bikin FIFA batasi penonton saat lawan China. Foto: Repro Antara.

" FIFA resmi menjatuhkan sanksi kepada Indonesia akibat insiden diskriminatif saat laga melawan Bahrain "

JAKARTA, TELISIK.ID - FIFA resmi menjatuhkan sanksi kepada Indonesia akibat insiden diskriminatif saat laga melawan Bahrain, dengan mengurangi jumlah suporter yang boleh hadir saat pertandingan kontra China pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 mendatang.

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) secara resmi menjatuhkan sanksi kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) atas tindakan diskriminatif suporter dalam laga Timnas Indonesia menghadapi Bahrain pada 25 Maret 2025 lalu.

Laga tersebut digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, dalam rangkaian Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, menyampaikan pengumuman ini dalam keterangan resmi yang disampaikan pada Minggu (11/5) pagi.

Menurut Arya, surat keputusan dari FIFA diterima oleh PSSI sehari sebelumnya, Sabtu (10/5/2025), dengan referensi dokumen FDD-23338 yang merujuk pada pelanggaran Pasal 15 terkait diskriminasi.

"Jadi kita kemarin sudah mendapatkan surat dari FIFA. Dengan referensi FDD-23338 tentang Pasal 15 Diskriminasi, jadilah keputusan dari FIFA yang menyatakan PSSI harus bertanggung jawab atas perilaku diskriminatif suporter pada saat Indonesia melawan Bahrain yang dimainkan tanggal 25 Maret 2025 lalu," kata Arya Sinulingga, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (11/5/2025).

Baca Juga: Ranking FIFA Timnas Indonesia Turun Jelang Lawan Australia

FIFA dalam surat tersebut menyebutkan bahwa insiden diskriminatif terjadi pada menit ke-80 pertandingan. Sekitar 200 hingga 300 suporter Indonesia yang berada di tribune utara dan selatan terdengar meneriakkan slogan-slogan bermuatan kebencian dan xenophobia terhadap tim lawan, yakni Bahrain.

"Berdasarkan laporan pertandingan tersebut, FIFA menyatakan bahwa suporter tuan rumah Indonesia paling aktif di tribune utara dan selatan," ujar Arya.

"Peristiwa insiden terjadi di sektor 19, disebabkan oleh suporter Indonesia, pada menit ke-80, sekitar 200-300 suporter tuan rumah meneriakkan slogan xenophobia [ujaran kebencian]: 'Bahrain bla bla bla'," tambahnya.

Sebagai konsekuensi dari kejadian tersebut, FIFA menjatuhkan dua bentuk sanksi kepada Indonesia. Pertama, PSSI dikenai denda administrasi dalam jumlah signifikan. Kedua, jumlah penonton yang boleh hadir dalam laga kandang berikutnya harus dikurangi secara signifikan.

"Akibatnya yang pertama, PSSI didenda hampir setengah miliar rupiah, atau sekitar Rp 400 juta lebih," ujar Arya.

Sanksi kedua adalah pembatasan kapasitas penonton dalam laga kandang berikutnya. FIFA memerintahkan PSSI untuk menutup 15 persen dari total kapasitas kursi yang tersedia di stadion, khususnya di area di belakang gawang yang dikenal sebagai titik aktif suporter, yaitu tribun utara dan selatan.

"Kemudian yang kedua, PSSI diperintahkan FIFA untuk memainkan pertandingan berikutnya dengan jumlah penonton terbatas. Dengan menutup sekitar 15 persen dari kursi yang tersedia, ini terutama di tribune di belakang gawang, artinya di utara dan selatan," jelas Arya lebih lanjut.

Laga kandang Timnas Indonesia berikutnya akan digelar pada 5 Juni 2025 mendatang, menghadapi Timnas China. Pertandingan tersebut masih dalam rangka lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan kembali akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Baca Juga: Ukir Sejarah Baru, Ranking FIFA Timnas Futsal Indonesia Melejit 7 Peringkat

Meski demikian, FIFA tetap memberikan ruang alternatif terkait penerapan sanksi pembatasan penonton. Arya menyebut bahwa FIFA membuka kemungkinan agar kuota 15 persen yang dibatasi bisa diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu dengan syarat tertentu pula.

"Dan kita harus memberikan rencana kepada FIFA, rencana tempat duduk 10 hari sebelum pertandingan. Tapi FIFA juga memberikan ruang untuk alternatif, boleh saja 15 persen itu diberikan, tapi kepada komunitas anti-diskriminasi, atau komunitas khusus, seperti keluarga. Dan mereka harus memasang spanduk anti-diskriminasi," ujar Arya.

Dengan demikian, PSSI akan menyiapkan skema distribusi kursi yang sesuai dengan ketentuan FIFA. Upaya ini bertujuan agar laga melawan China tetap berjalan dengan penonton, meski dalam jumlah terbatas dan disesuaikan dengan nilai-nilai toleransi dan antikekerasan.

PSSI diharuskan untuk mengirimkan rencana tempat duduk kepada FIFA selambat-lambatnya sepuluh hari sebelum pertandingan. Selain itu, mereka juga diminta untuk memastikan bahwa komunitas yang mendapatkan akses ke tribune yang ditutup tersebut mematuhi prinsip anti-diskriminasi. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga