Haikal Hasan Sebut Pendukung Masuknya TKA di Sultra Sebagai Pengkhianat Bangsa

Muhammad Israjab, telisik indonesia
Kamis, 30 April 2020
0 dilihat
Haikal Hasan Sebut Pendukung Masuknya TKA di Sultra Sebagai Pengkhianat Bangsa
Juru Bicara PA 212, Haikal Hasan. Foto: Galamedianews

" Nyesek banget malem2 baca berita dari portal Gelora ini... Walaupun dilansir "bakal masuk" dan sudah "ditolak", kok ada yg masih tega berbuat seperti ini.... "

KENDARI, TELISIK.ID - Motivator yang juga penceramah, Haikal Hassan Baras turut mengomentari kabar rencana masuknya 500 TKA asal China. Ia menyebut bahwa mengkritisi masuknya TKA asal China adalah wujud cinta mati kepada Indonesia.

Bukan hanya itu, pria yang kerap disapa Babe Haikal ini menyebut, membiarkan TKA masuk tanpa peduli kearifan lokal budaya, juga banyak rakyat nganggur bisa dianggap pengkhianat bangsa.

"Nyesek banget malem2 baca berita dari portal Gelora ini...  Walaupun dilansir "bakal masuk" dan sudah "ditolak", kok ada yg masih tega berbuat seperti ini....," tulis Haikal di Twitternya.

"Mengkritisi masuknya TKA asal China adl wujud cinta mati dg Indonesia & peduli dg rakyat yg masih nganggur. Mendukung kebijakan masuknya TKA tanpa peduli kearifan lokal budaya dan rakyat yg nganggur, bukan hanya sikap membahayakan, bisa2 dipanggil pengkhianat bangsa," tambah Jubir Presidium Alumni (PA) 212 tersebut.

Selain Haikal, politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring buka suara. Tifatul menyesalkan bahwa saat pemerintah mengeluarkan aturan larangan mudik, justru TKA China akan masuk ke Indonesia untuk bekerja.

"Warga Negara Indonesia diminta disiplin untuk #dirumahaja saat PSBB. Dilarang mudik. Tidak boleh naik pesawat. Diancam penjara dan denda jutaan. Lha, kalau ini, bagaimana menjelaskannya Pak @jokowi?," tulis Tifatul di akun Twitternya.

Baca juga: Hari Buruh: Pemerintah Didesak Buat Strategi Darurat PHK

Sementara itu para petinggi di Sultra  memang sudah menyuarakan penolakan TKA ini.

Seperti Gubernur Sultra, Ali Mazi menurutnya penolakan itu dilakukan karena bertentangan dengan susana kebatinan masyarakat Sultra yang tengah berjuang melawan pandemi COVID-19.

"Setelah saya mengetahui informasi itu, langsung mengundang Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan juga DPRD, Danrem, Kapolda, Imigrasi. Kesimpulannya kita keberatan untuk kebijakan memasukkan kembali 500 TKA asal China,” ungkap Ali Mazi di rumah jabatan gubernur awal pekan ini.

Begitu juga Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa mengungkapkan, sebagai bupati dirinya jelas menolak rencana kedatangan 500 TKA asal China. Menurutnya, penyelesaian masalah COVID-19 adalah hal yang sangat penting dan mendasar untuk saat ini.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sultra Muhammad Endang menegaskan, semua pimpinan DPRD siap membuat pernyataan resmi yang ikut ditandatangani Gubernur dan Forkopimda Sultra, guna meminta Presiden Joko Widodo membatalkan kebijakan tersebut.

"Kami akan menggelar sidang paripurna untuk mengirim surat ke Presiden agar membatalkan rencana kebijakan izin kedatangan 500 TKA tersebut," ujar Muh Endang yang juga politisi Partai Demokrat Sultra itu.

Sebelumnya, perusahaan pemurnian nikel PT VDNI yang berada di Morosi sudah mendapat izin dari pemerintah pusat untuk mendatangkan TKA asal negara China pada 22 April lalu. Namun kebijakan tersebut pun ditolak, karena suasana kebatinan masyarakat yang sedang menghadapi pandemi COVID-19.

Reporter: Muhammad Israjab

Editor: Sumarlin

Baca Juga