Harga Pakan Ternak Tinggi, Peternak Telur Ayam di Jatim Menjerit
Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Jumat, 03 September 2021
0 dilihat
Kondisi kandang peternak telur ayam di Blitar yang gulung tikar karena harga pakan tinggi. Foto: Try Wahyudi Ari Setyawan/Telisik
" Mahalnya harga pakan ayam dan jagung kering pipil membuat para peternak ayam di Jatim menjerit. "
SURABAYA, TELISIK.ID - Mahalnya harga pakan ayam dan jagung kering pipil membuat para peternak ayam di Jatim menjerit. Dampaknya, banyak peternak kecil akhirnya menutup usaha karena mahalnya pakan tersebut.
Menurut salah satu pengusaha peternak ayam di Jatim, Gandi saat dikonfirmasi Jumat (3/9/2021) mengatakan, sekarang ini harga telur ayam turun drastis dimana harga telur di tingkat peternak sebesar Rp 14 ribu per kilo.
“Bahkan ditawar mencapai Rp 13,500 hingga Rp 13 ribu. Jelas harga telur saat ini hancur,” jelas pria yang juga Ketua KSB peternak ayam Kabupaten Blitar ini.
Karena harga telor hancur, sambung Gandi, para peternak pilih tutup usaha daripada mengalami kerugian besar.
“Mereka lebih baik tutup, karena untuk bertahan hidup dengan mengandalkan ternak ayam dengan harga telor yang hancur akan sulit. Apalagi saat ini pandemi COVID-19,” jelasnya.
Baca juga: Catat, Ini Jadwal Tes CPNS di Busel
Baca juga: Ini Persiapan Tes SKD di Wakatobi Jika Ada Peserta Reaktif COVID-19
Sementara itu, anggota komisi B DPRD Jatim Noer Soetjipto mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan peternak telor ayam di Jatim merugi. Di antaranya untuk faktor utama, petani tidak bisa bersaing salah satunya dengan pengusaha pabrik pakan ternak di Jatim.
“Perusahaan pakan ternak tersebut selain diizinkan produksi DOC, ternyata juga diizinkan usaha peternakan. Ini kesalahan pemerintah memberikan izin investasi ke pabrik pakan ternak bisa hulu sampai hilir,” jelas politisi asal Partai Gerindra ini.
Pria asal Trenggalek ini mengungkapkan, saat ini peternak seolah tidak diberi ruang berusaha oleh pemerintah.
“Justru sekarang ini dibenturkan dengan pengusaha besar ibaratnya bumi dan langit. Kalau pemerintah tidak mengoreksi perizinan dan membiarkan investor ambil bagian peternak, ya semua peternak ayam petelor di Jatim mati semua,” lanjutnya.
Bahkan, Noer Soetjipto membandingkan dengan pemerintah dahulu terkait keberpihakan pemerintah pada peternak telor ayam.
“Beda jaman pemerintahan Soeharto. Dulu pabrik hanya boleh buat pakan ternak. Jadi dengan kebijakan tersebut peternak bisa hidup,” tandasnya. (C)
Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Haerani Hambali