24 Hari Diisolasi, Ini yang Dilakukan Pasien COVID-19 Bisa Sembuh

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Rabu, 02 September 2020
0 dilihat
24 Hari Diisolasi, Ini yang Dilakukan Pasien COVID-19 Bisa Sembuh
Salah satu pasien COVID-19, Abdul Biden, yang dirawat di ruang isolasi RSUD Bahteramas yang kini telah sembuh. Foto: Ist.

" Jadi pertama itu, kita kuatkan iman, bersyukurlah kita dipilih Allah SWT untuk menerima ujian dan cobaan ini, yakinlah bahwa semua penyakit datangnya dari Allah SWT dan Allah SWT pula yang maha menyembuhkan segala penyakit. "

KENDARI, TELISIK.ID - Setelah menjalani perawatan selama 24 hari, pasien COVID-19, Abdul Biden, dinyatakan sembuh dari virus yang kini banyak menjangkiti masyarakat dunia, termasuk di Indonesia.

Abdul Biden adalah salah satu pasien COVID-19 yang diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas. Setelah menjalani perawatan selama 24 sejak 8 Agustus lalu, ia pun akhirnya dinyatakan negatif dari COVID-19 alias telah sembuh pada Selasa (1/9/2020) kemarin.

Lantas, bagaimana Abdul Biden bisa sembuh dari virus tersebut? Berikut hasil wawancara Telisik.id.

Menurut Abdul Biden, ia diketahui terjangkit COVID-19 pada tanggal 8 Agustus lalu, setelah melalui rapid test yang dinyatakan reaktif dan hasil test swab-nya pun positif.

"Saat itu badan memang lagi tidak fit, demam dan kecapean. Beberapa hari kemudian lidah hilang rasa, termasuk nafsu makan juga menurun, bahkan badan terasa ngilu, batuk dan tenggorokan terasa sakit. Lalu tiga hari berikutnya di-swab hasilnya positif. Itu tanggal 8 Agustus lalu," katanya, Selasa (1/9/2020).

Setelah diketahui positif, awalnya ia ingin isolasi mandiri di rumah. Tapi karena ia punya riwayat diabetes, pihak RSUD Bahteramas menyarankan untuk dirawat di ruang isolasi yang telah disediakan rumah sakit.

"Pihak rumah sakit menyarankan lebih aman diisolasi di RSUD Bahteramas agar lebih mudah dikontrol. Maka besoknya tanggal 9 Agustus, saya berangkat sendiri ke sana," ujarnya.

Ia pun juga menilai pelayanan rumah sakit secara umum, khususnya perawat yang bertugas menangani pasien COVID-19 cukup baik.

Hanya memang, kata dia, meski untuk komunikasi dengan perawat secara langsung dibatasi, tapi pasien bisa berkomunikasi dengan menuliskan pesan di papan yang tersedia atau melalui via telpon.

"Iya, dari segi pelayanan tenaga medis cukup baik. Dan, kita pun juga ketika ingin komunikasi dengan perawat kita itu dibatasi kaca, namun kita bisa menulis pesan di papan atau via telpon," kisahnya.

Baca juga: Ketidaktahuan Orang Tua Jadi Faktor Stunting Anak

Untuk sembuh dari virus tersebut, lanjut Abdul Biden, berbagai rutinitas yang dilakukan.

Poin yang paling penting, kata dia, pertama dan utama adalah ketika seseorang dinyatakan positif berdasarkan hasil swab, maka bisa menenangkan diri dan jangan stress. Sebab, stres akan menaikan tekanan darah yang dapat mempengaruhi kerja organ yang lain dan membuat sebaran virus semakin meluas.

Untuk menenangkan diri dan menghilangkan stres dapat dilakukan di antaranya adalah memperkuat iman dan imun tubuh.

"Jadi pertama itu, kita kuatkan iman,  bersyukurlah kita dipilih Allah SWT untuk menerima ujian dan cobaan ini, yakinlah bahwa semua penyakit datangnya dari Allah SWT dan Allah SWT pula yang maha menyembuhkan segala penyakit," imbuhnya.

Apalagi, tambah dia, perkara ajal atau kematian Allah SWT pula yang mengatur semuanya. Sebab jangankan yang sakit, orang yang sehat bugar pun jika ajal telah tiba tiada yang dapat menundanya meski sedetik pun jua.

Termasuk manfaatkan kesempatan yang Allah berikan dengan ujian sakit ini sebagai washilah untuk berkhalwat dengan Allah SWT, perbanyak ibadah kepada-Nya.

"Insya Allah, tiga tips tersebut di atas akan menjadikan diri anda tenang dan tanpa mengalami stres," ujarnya.

Sedangkan untuk menunjang imun tubuh agar bisa fit ini banyak yang bisa dilakukan. Namun, pada umumnya penempatan pasien positif COVID-19 ini tergantung kondisi pasien, apakah parah, sedang, ringan atau juga punya riwayat penyakit penyerta atau tidak.

"Alhamdulillah, ketika masuk di ruang isolasi status saya adalah pasien ringan karena ciri fisik tinggal batuk dan nafsu makan yang hilang sama sekali. Tiga hari berikutnya keluhan tersebut telah hilang, kondisi badan fit, cuma ternyata virusnya yang betah karena faktor diabetes tadi," ceritanya.

Selama diisolasi, ia pun mengaku rutin melakukan olahraga pagi yang juga merupakan saran dari rumah sakit.

Baca juga: Kembang Leson Mampu Meredam Radikal Bebas

"Olahraga out door dua atau tiga kali sepekan, berupa senam yang dipandu pihak rumah sakit. Termasuk melakukan olahraga ringan dalam ruang isolasi. Dan selalu taqarrub Illallah tentunya," kata Abdul Biben, yang juga merupakan warga Kecamatan Nambo Kota Kendari.

Sedangkan jenis obat yang diberikan ini tergantung kondisi pasien. Namun untuk melemahkan virus ini pihak rumah sakit mememberikan beberapa vitamin dan obat. Diantaranya Vitamin Becom - C, N-Acetylcystcine 200 mg, Oseltamivir Phosphate 75 mg, Lansoprazole 30 mg dan Alprazolam 0.5 mg.

Selain obat dari rumah sakit, ia juga rutin menggunakan obat herbal, yaitu minyak kayu putih dan minyak Haramain. Sedangkan yang dikonsumsi diantaranya rutin mengonsumsi British Propolis, minuman You C 1000, Susu Beruang, serta buah yang banyak mengandung vitamin C dan D.

"Untuk minyak Haramain ini saya sering hirup di hidung. Saya rasa, ini sangat membantu disaat kondisi seperti ini, di samping mengonsumsi obat herbal lainnya," ujarnya.

Selan itu, makanan yang selalu diberikan oleh pihak rumah sakit adalah telur yang sudah direbus atau dikukus, bukan telur yang digoreng.

"Iya, setiap makan itu selalu ada telur rebus atau dikukus atau telur bulat yang dikuahin atau digoreng. Saya rasa telur ini cukup baik, sebab telur punya protein yang tinggi dan itu dibutuhkan oleh tubuh," pungkasnya.

Setelah melakukan ini semua, kata dia, lambat laun kondisi kian membaik. Setelah melakukan test swab tiga kali, maka test ke keempat pada 31 Agustus 2020, hasil pun telah dinyatakan negatif dari COVID-19.

"Test swab itu dilakukan tujuh hari sekali. Kalau dihitung saya ditest swab sebanyak 4 kali sejak dinyatakan positif. Nah, di test swab keempat itulah baru saya negatif. Memang ini beda-beda setiap pasien, kadang ada pasien lebih cepat sembuh dan ada juga sampai sebulan baru sembuh," jelasnya.

Dari kesembuhannya ini, ia mengaku tak lepas dari adanya dorongan dan support dari keluarga, teman dan orang-orang terdekat yang terus memberikan motivasi setiap saat.

"Alhamdulillah, saya sudah diizinkan pulang Selasa kemarin, setelah hasil test swab keempat 31 Agustus kemarin sudah negatif," katanya.

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Kardin

Baca Juga