Tinggal Digubuk, Keluarga Pemulung Ini Impikan Punya Rumah Sendiri
Ahmad Sadar, telisik indonesia
Sabtu, 09 Januari 2021
0 dilihat
Nanang (31), sang pemulung yang impikan punya rumah sendiri. Foto: Sadar/Telisik
" Plastik bekas yang telah selesai dikumpulkannya pun dihargai Rp 200 ribu per kilo. "
KENDARI, TELISIK.ID - Selain mempunyai anak dan istri untuk dinafkahinya, Nanang juga sangat mengimpikan bisa memiliki rumah sendiri.
Namun hal itu tak kunjung dicapainya, sebab pekerjaanya yang hanya sebagai pemulung tak memungkinkannya untuk mencapai impiannya tersebut.
Untuk sementara, pria yang berusia 31 itu, kini tinggal di sebuah gubuk yang sangat memperhatinkan bersama keluarga kecilnya di kawasan Jalan Kip.II. Kecamatan Poasia, Kelurahan Andonuhu, Kota Kendari.
Di tempat tinggalnya, Nanang menceritakan keinginannya untuk bisa memiliki rumah sendiri yang lebih layak kepada Telisik.id, Sabtu (9/1/2021).
Hal itu diiginkannya dikarenakan selama ini ia hanya membangun sebuah gubuk di tanah milik orang lain yang sewaktu-waktu dikhawatirkan akan digunakan oleh pemiliknya.
"Setenga mati kasian, jangan sampai disuruh pindah sama pemilik tanah, saya berharap punya rumah sendiri, tapi mau bagaimana begini kondisinya," tutur Nanang sesekali ia tertunduk menceritakan kondisi keluarganya.
Baca juga: Minim Pendapatan, Pria Berusia 50 Tahun Ini Hidupi Keluarganya dengan Menjual Kerang Laut
Terlebih ia harus menafkahi istri serta satu orang anaknya yang masih berusia balita. Ia pun mengaku setengah mati dengan keadaan hidupnya.
Selain itu, pria yang sudah tiga tahun menjalani profesinya sebagai pemulung ini menceritakan bahwa, setiap hari ia sedikit demi sedikit kumpulkan kardus, plastik, dan kaleng-kaleng bekas dari banyak tong sampah yang kemudian dijualnya.
Plastik bekas yang telah selesai dikumpulkannya pun dihargai Rp 200 ribu per kilo.
Namun sayangnya, dengan pendapatan yang demikian itu, ia hanya bisa menafkahi istri dan anaknya saja.
Sedangkan impiannya ingin memiliki rumah sendiri untuk ditempati keluarga tercintahnya kini jauh dari harapannya. (B)
Reporter: Ahmad Sadar
Editor: Fitrah Nugraha