Ini Penyebab Kepala Bayi Bisa Tertinggal di Rahim, Panggul Sempit hingga Obesitas

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Jumat, 17 Oktober 2025
0 dilihat
Ini Penyebab Kepala Bayi Bisa Tertinggal di Rahim, Panggul Sempit hingga Obesitas
Kasus kepala bayi tertinggal di rahim ibu menjadi perhatian karena risikonya bagi keselamatan ibu. Foto: Repro iStockphoto

" Fenomena kepala bayi tertinggal di rahim merupakan kondisi medis yang sangat jarang terjadi dalam proses persalinan "

KENDARI, TELISIK.ID - Fenomena kepala bayi tertinggal di rahim merupakan kondisi medis yang sangat jarang terjadi dalam proses persalinan.

Meski demikian, kejadian ini dapat membawa risiko serius bagi ibu, terutama jika tidak segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Kondisi tersebut seringkali dikaitkan dengan komplikasi pada proses melahirkan, khususnya saat bayi berada dalam posisi sungsang atau ketika bayi sudah meninggal sebelum persalinan berlangsung.

Melansir Alodokter, Jumat (17/10/2025), dalam dunia medis, kasus ini dikenal sebagai head entrapment, yaitu ketika kepala bayi tersangkut atau tertinggal di dalam rahim setelah sebagian tubuh bayi berhasil keluar.

Meskipun jarang terjadi, pemahaman terhadap penyebab, faktor risiko, serta upaya pencegahan menjadi penting agar kejadian serupa dapat diantisipasi sejak dini oleh tenaga kesehatan maupun ibu hamil.

Baca Juga: Tahan Ejakulasi Bisa Bikin Testis Sakit dan Membiru, Berikut Penjelasan Medisnya

Beberapa kondisi medis dapat menyebabkan kepala bayi tertinggal di rahim, di antaranya:

1. Bayi meninggal di dalam kandungan (stillbirth) – Struktur jaringan tubuh bayi yang rapuh dapat menyebabkan kepala atau bagian tubuh lainnya terlepas selama proses persalinan.

2. Persalinan sungsang – Posisi bayi yang lahir dengan bokong atau kaki terlebih dahulu dapat membuat kepala tertahan di jalan lahir.

3. Hambatan di jalan lahir – Kondisi panggul sempit, kelelahan ibu, atau posisi tali pusar dapat memperparah risiko.

4. Perbedaan proporsi tubuh bayi – Bayi prematur lebih rentan karena ukuran kepala dan tubuh belum seimbang.

5. Distosia bahu – Gangguan pada bahu bayi saat keluar dapat menghambat proses keluarnya kepala.

Faktor yang Meningkatkan Risiko

Kepala bayi tertinggal di rahim bisa dipicu oleh beberapa faktor tambahan, antara lain:

- Berat badan bayi lebih dari tiga kilogram.

- Panggul ibu berukuran kecil atau sempit.

- Ibu mengalami obesitas yang menyebabkan ruang lahir terbatas.

- Persalinan terjadi sebelum pembukaan leher rahim sempurna.

Pencegahan dapat dilakukan dengan pemantauan kehamilan secara rutin dan identifikasi dini terhadap risiko persalinan sungsang atau komplikasi lainnya.

Bila ditemukan potensi hambatan, dokter dapat menyarankan persalinan dengan operasi caesar agar proses kelahiran berjalan aman.

Baca Juga: Intensitas Hubungan Ranjang Pasutri Tiap Tahun Berkurang, Begini Penjelasanya

Jika kondisi kepala bayi tertinggal di rahim terjadi, penanganan medis harus dilakukan segera dengan bantuan dokter spesialis kandungan.

Langkah ini bertujuan untuk menjaga keselamatan ibu dan mencegah komplikasi lanjutan, seperti infeksi atau perdarahan pasca melahirkan.

Kejadian kepala bayi tertinggal di rahim memang sangat langka, terutama pada bayi yang masih hidup.

Namun, dengan kemajuan teknologi medis serta kesiapan fasilitas kesehatan, risiko tersebut dapat ditekan seminimal mungkin.

Pemeriksaan kehamilan yang teratur dan komunikasi terbuka antara ibu hamil dan tenaga kesehatan tetap menjadi kunci utama dalam mencegah komplikasi persalinan yang berpotensi berbahaya ini. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga