Isolasi Pasien COVID-19 Harus di RS di Bawah Pengawasan Medis

Sunaryo, telisik indonesia
Minggu, 17 Mei 2020
0 dilihat
Isolasi Pasien COVID-19 Harus di RS di Bawah Pengawasan Medis
Jubir Satgas COVID Muna, dr La Ode Abdul Wahid Agigi (Kanan) bersama Pj Sekda, Muhammad Djudul. Foto : Naryo/Telisik

" Isolasi di RS sangat penting untuk mencegah penularan ke orang sehat. Bisa juga dilakukan di rumah, tetapi ada yang tidak bisa dilakukan yakni, perawatan tim medis untuk monitor pengobatan, pola istirahat, olahraga dan tata kelola gizinya. Jadi, idealnya harus diisolasi di RS. "

MUNA, TELISIK.ID - Tim Satgas COVID-19 Kabupaten Muna mengedukasi penanganan pasien positif agar cepat pulih kembali.  

Menurut dr La Ode Abdul Wahid Agigi, sehubungan dengan terus bertambahnya kasus terkonfirmasi positif COVID di beberapa daerah, maka disarankan agar semua pasien diisolasi di Rumah Sakit (RS) di bawah pengawasan tenaga medis dalam rangka meningkatkan angka kesembuhan.

"Isolasi di RS sangat penting untuk mencegah penularan ke orang sehat. Bisa juga dilakukan di rumah, tetapi ada yang tidak bisa dilakukan yakni,  perawatan tim medis untuk monitor pengobatan, pola istirahat, olahraga dan tata kelola gizinya. Jadi, idealnya harus diisolasi di RS," kata Ketua IDI Muna itu.

Saat ini banyak pasien positif yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG). Namun, bukan berarti perawatannya bisa dilakukan di luar RS. Karena, OTG itu merupakan istilah epidemiologi. Dari sisi pelayanan klinis, istilah OTG ini tidak dikenal. Yang ada hanya tiga bentuk diagnosa yakni, suspek, suggest dan conform.

Baca juga: 100 Pedangang di Dua Pasar Kendari Ikut Rapid Tes, Enam Orang Reaktif

"COVID positif itu adalah conform, sehingga membutuhkan isolasi RS atau rumah isolasi di bawah pengawasan tim medis yang ketat," jelasnya.

Untuk penanganan pasien di RS Muna, dilakukan oleh tiga dokter ahli yakni, dokter ahli penyakit dalam, ahli gizi klinik dan ahli radiologi. Dalam penanganannya sudah buktikan bahwa 80 persen dari mereka yang dirawat ada superinfeksi leukositosis dan pneumonia, meski hanya batuk ringan dan tidak mengeluhkan sesak napas.

Dari temuan klinis laboratorium dan rontgen torak (dada) dapat diberikan obat yang sesuai, selain multivitamin dan anti virus.

"Infeksi virus SARS-CoV-2 belum ada obat defenitifnya, maka kesembuhan pasien tergantung strategi yang diambil oleh tim medis yang merawatnya," pungkasnya.

Reporter: Naryo

Editor: Sumarlin

Artikel Terkait
Baca Juga