Jumardin Maknai Hari Pahlawan Sebagai Warisan Perjuangan

Kardin, telisik indonesia
Kamis, 10 November 2022
0 dilihat
Jumardin Maknai Hari Pahlawan Sebagai Warisan Perjuangan
Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, Jumardin memaknai Hari Pahlawan sebagai warisan perjuangan. Foto: Ist.

" Peringatan Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November, dalam rangka mengenang kembali jasa dan perjuangan para pahlawan yang telah berjuang mengusir penjajah dari bumi Indonesia harus terus dimaknai "

KENDARI, TELISIK.ID - Peringatan Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November, dalam rangka mengenang kembali jasa dan perjuangan para pahlawan yang telah berjuang mengusir penjajah dari bumi Indonesia harus terus dimaknai.

Tidak hanya sekedar diingat, namun Hari Pahlawan juga tentang bagaimana menanamkan nilai-nilai kepahlawanan kepada generasi muda saat ini.

Seperti disampaikan Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, Jumarding, nilai-nilai kepahlawanan harus ditanamkan sejak dini kepada generasi muda, karena daerah dan bangsa ini berada di tangan mereka.

Sebagai wakil rakyat, Jumarding setiap kali melaksanakan sosialisasi tak lupa menyampaikan nilai-nilai pahlawan kepada masyarakat khususnya kepada generasi penerus bangsa.

Baca Juga: Kunjungi Telisik.id, Komisi Informasi Sulawesi Tenggara Beber Pentingnya Keterbukaan Informasi

"Perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dapat menginspirasi dan memotivasi kita semua, untuk meneruskan pembangunan dan mengisi kemerdekaan," ujar Jumarding, Kamis (10/11/2022).

Kata politisi Partai Demokrat itu, setia orang dapat berperan sesuai kemampuan, keahlian dan keterampilan masing-masing untuk memberikan kontribusi terhadap daerah dan bangsa, sebagai wujud pahlawan masa kini.

Memperingati hari pahlawan ini, harus betul-betul dimaknai sebagai salah satu warisan perjuangan, dalam rangka meneruskan kemerdekaan dengan membangun daerah dan bangsa sesuai bidang masing-masing.

Menurut Ketua DPC Demokrat Kolaka Utara itu, tantangan di era sekarang semakin kompleks, sehingga semua dituntut untuk terus berinovasi melalui karya-karya yang dihasilkan, terutama memperkokoh komitmen terhadap kecintaan kepada daerah dan bangsa.

"Makna Hari Pahlawan ini kita harus bisa mewarisi sikap perjuangan dan pantang berkhianat terhadap daerah dan bangsa," tekannya.

Untuk itu, semangat, tekad dan keyakinan pahlawan, harusnya dapat menginspirasi dan menggerakkan bersama untuk mengemban misi bersejarah.

"Pada dasarnya kita harus motivasi generasi penerus bangsa, agar termotivasi untuk membangun daerah dan bangsa," tutupnya.

Dilansir detik.com, Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November merupakan salah satu peristiwa bersejarah besar bangsa Indonesia. Pertempuran ini terjadi di Kota Surabaya pasca kemerdekaan.

Peristiwa itu bermula ketika tentara Inggris yang berada di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern (A.W.S) Mallaby mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945.

Mereka mendapat tugas dari Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) untuk melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan para tawanan perang. Pihak Netherlands Indies Civil Administration (NICA) juga ikut membonceng dan tiba di Surabaya.

Awalnya, kedatangan tentara Inggris ini disambut baik oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Bahkan, pertemuan antara wakil-wakil pemerintah RI dengan Brigjen A.W.S Mallaby menghasilkan sejumlah kesepakatan. Namun diingkari oleh pihak Inggris.

Baca Juga: Manfaatkan Momen, Pemuda Ini Buat Green Cafe Kekinian

Kontak senjata pertama terjadi pada pukul 14.00 WIB, 27 Oktober 1945 antara pemuda Surabaya dan tentara Inggris. Setelahnya, pertempuran meluas hingga menjadi serangan umum terhadap kedudukan Inggris di seluruh kota Surabaya selama dua hari.

Pemerintah RI di Surabaya bersama Inggris lalu membentuk Kontak Biro untuk menjaga daerah secara bersama-sama. Anggota Kontak Biro lalu mendatangi lokasi-lokasi yang tengah terjadi pertempuran untuk menghentikannya.

Anggota Kontak Biro mendatangi Gedung Bank Internatio di Jembatan Merah. Gedung itu diduduki tentara Inggris dan dikepung oleh para pemuda Surabaya. Mereka mendesak pasukan Inggris untuk menyerah, namun permintaan itu tidak diindahkan oleh Mallaby sehingga terjadi insiden yang tidak diharapkan.

Insiden bermula dengan baku tembak yang berasal dari pasukan Inggris di dalam gedung bank. Para anggota Kontak Biro lalu mencari tempat perlindungan yang aman. Peristiwa itu menewaskan perwira tinggi Inggris Brigadir Jenderal Mallaby. (B-Adv)

Penulis: Kardin

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga