Kebijakan Kepala SMPN 10 Kendari Tuai Protes
Musdar, telisik indonesia
Kamis, 16 September 2021
0 dilihat
Suasana SMP Negeri 10 Kendari. Foto: Musdar/Telisik
" Seorang guru Fi membeberkan beberapa kebijakan KS yang dikeluhkan oleh para guru "
KENDARI, TELISIK.ID – Sejumlah guru di SMP Negeri 10 Kendari mengeluh atas kebijakan Wa Ode Nurhafiah selaku Kepala Sekolah (KS) di tempat mereka mengabdi.
Berdasarkan pengakuan sejumlah guru, sejak memimpin pada Februari 2021, Wa Ode Nurhafia banyak membuat kebijakan yang dinilai memberatkan sejumlah guru.
Seorang guru Fi membeberkan beberapa kebijakan KS yang dikeluhkan oleh para guru.
Pertama, guru yang sakit tetap harus masuk sekolah walaupun dalam kondisi sakit, terkecuali sakit yang diderita sudah harus mendapatkan penanganan medis.
Kedua, biaya fasilitas ATK untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP dibebankan kepada guru.
Ketiga, penggunaan fasilitas sekolah berupa jaringan WiFi tidak untuk guru yang sudah sertifikasi.
Bagi guru yang sudah serifikasi diminta untuk menggunakan paket data internet di HP sendiri.
"Sudah berapa kali pergantian kepemimpinan di sekolah ini tapi baru kali ini KS-nya seperti ini," kata Fi.
Fi menduga KS berani membuat kebijakan yang merugikan para guru karena kedekatannya dengan seorang pejabat tinggi di Kota Kendari.
"Saya tahu sekali itu makanya saya pikir dia berani sekali buat aturan begitu di sekolah karena dia merasa dekat dengan pejabat itu," ungkapnya.
Sementara itu, guru lainnya berinisial A mengungkapkan, Wa Ode Nurhafiah selalu menekan para guru agar menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dengan tepat waktu.
Padahal setiap guru di SMP Negeri 10 Kendari memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Parahnya, Wa Ode Nurhafiah disebut-sebut juga sering mengancam akan memutasi guru jika tidak mampu melaksanakannya dengan baik.
"Apapun yang disampaikan harus dilaksanakan, tidak boleh tidak," ujar seorang guru berinisial A saat ditemui Telisik.id di SMP Negeri 10 Kendari.
"Sering mengancam-mengancam mau mutasi," sambungnya.
Keluhan lainnya juga disampaikan oleh seorang guru yang saat ini usianya sudah tidak muda lagi.
Ia mengaku tertekan dengan kepemimpinan Wa Ode Nurhafiah.
Menurutnya, Wa Ode Nurhafiah terlalu bersemangat dalam bekerja. Hal itu diapresiasi namun disayangkan, Wa Ode Nurhafiah tidak memikirkan guru lainnya, khususnya yang usianya sudah tidak muda lagi dan tidak mampu lagi mengikuti ritme kerjanya.
"Kalau dia sudah perintahkan sekarang, ya sekarang. Pokoknya harus. Padahal kemampuan guru beda-beda, apalagi yang sudah oma-oma seperti saya," kata Guru SMP 10 yang tidak ingin menyebutkan namanya.
"Dia menyamakan yang sudah lancar IT (Information Technology) sama yang tidak. Misalnya seperti pembuatan soal kemarin, kita diberikan waktu 2 hari untuk menyetor kalau kita kasian oma-oma mengetiknya lambat. Kalau saya tekananku disini, seharusnyakan dia mengerti kalau kita tidak lancar IT, bukan dia tekan," jelasnya.
Menggapi hal tersebut Wa Ode Nurhafiah membantahnya.
Baca Juga: Wali Kota Kendari Singgung Lahirnya Oligarki yang Rusak Demokrasi dalam Pemilu
Baca Juga: BNNP Sultra Tes Urine 712 Mahasiswa Baru Mandala Waluya
Ia menerangkan, persoalan pemberian izin sakit sebagaimana yang dikeluhkan sejumlah guru hanyalah sebuah guyonan atau candaan saja.
"Tidak, itu hanya guyonan saja," ungkapnya sambil tertawa.
Persoalan mutasi juga menurutnya guru telah salah paham dan membawa perasaan alias Baper dengan guyonannya. Apalagi diakuinya dia memiliki kenalan di BKPSDM Kota Kendari.
Kemudian, tudingan yang menyebutkannya dekat dengan Wali Kota juga tidaklah benar.
"Saya tidak pernah mengumumkan diriku bahwa saya dekat dengan Pak Wali," tepisnya.
Dijelaskannya, sejak ia menjabat sebagai KS ia menekankan agar seluruh guru dapat meningkatkan kinerjanya.
"Irama di sini harus cepat. Tapikan kalau ada oma-oma yang sudah lambat gerakannya saya tinggal candai saja, ya sudahlah oma-oma biarkan saja begitu," pungkas perempuan 45 tahun ini. (A)
Reporter: Musdar
Editor: Haerani Hambali