Kebutuhan Dasar Warga Kendari Belum Terpenuhi dengan Baik
Musdar, telisik indonesia
Sabtu, 23 Oktober 2021
0 dilihat
Air bersih. Foto: Repro Pikiran Rakyat
" Hingga saat ini banyak masyarakat metro mengeluh tidak tersuplai air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) "
KENDARI, TELISIK.ID - Pelayanan air bersih di Kota Kendari masih jauh dari kata maksimal.
Terbukti, hingga saat ini banyak masyarakat metro mengeluh tidak tersuplai air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Persoalan tersebut juga bukan hal yang baru, namun sudah sering terjadi.
Muhammad Anca ,salah Warga Kelurahan Tobuuha Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari mengeluh karena sudah seminggu tidak tersuplai air PDAM.
Anca mengaku, masalah tersebut bukan hanya kali ini saja terjadi namun hampir tiap bulan.
"Sering macet hampir tiap bulan," akuinya.
Tidak hanya Muhammad Anca, keluhan warga terkait air PDAM banyak disampaikan di sosial media facebook. Masalahnya hampir sama, yakni suplai air bersih yang terhenti.
Menanggapi hal itu, Dirut PDAM Kota Kendari Damin mengatakan, berhentinya pelayanan air bersih di Kelurahan Tobuuha karena rusaknya mesin pompa di Intake Pohara.
Rusaknya mesin pompa di Intake Pohara tidak hanya berdampak bagi suplai air bersih di Kecamatan Puuwatu, namun juga berdampak di lima Kecamatan lainnya.
Kelima kecamatan tersebut yakni Kecamatan Mandonga, Kadia, Wuawua, Kendari dan Kendari Barat.
Damin menjelaskan, berhentinya suplai air biasanya dikarenakan dua hal yakni mesin pompa rusak dan pipa bocor.
Baca Juga: Silaturahmi dengan Warga Kota Kendari, Andi Sumangerukka Langsung Beri Solusi
Ia menjelaskan, hal ini terjadi diluar kendali PDAM karena dipicu umur mesin pompa yang sudah tua dan bencana alam.
"Pipa bocor biasanya bukan karena kitanya, tapi karena pergeseran tanah," katanya.
Baca Juga: Gelar Upacara, Pesantren Ummusshabri Peringati Hari Santri
Sementara itu, usia mesin pompa di Intake Pohara saat ini sudah 11 tahun. Damin menyebut semestinya mesin pompa di Pohara sudah harus diganti.
"Mesin pompa intake Pohara pengadaan tahun 2011. Maksimal 8 tahun sebenarnya sudah harus diganti," katanya.
"Jadi kapan pompa rusak dan pipa bocor dampaknya pada pengairan," sambungnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Kendari LM Rajab Jinik mengungkapkan, wajar jika masyarakat mengeluh setiap kali suplai air terhenti. Sebab, air merupakan kebutuhan dasar.
Tidak hanya itu, masyarakat membayar iuran tiap bulan, sementara feedback atau pelayanan yang diberikan PDAM belum maksimal.
"Tiap hari masyarakat menjerit. Bagaimana tidak, apa yang masyarakat keluarkan (iuran bulanan) tidak seimbang sama pelayanan yang mereka terima," katanya.
Oleh karena itu, DPRD Kota Kendari mendukung jika pengelolaan PDAM melibatkan pihak ketiga.
"Kalaupun nantinya pihak ketiga tidak mampu mengelolah, saya pikir kita yang punya dasar untuk mencabut. Yang jelasnya kita butuh dari pihak ketiga pelayanannya yang harus prima dan maksimal kepada masyarakat Kota Kendari terkait ketersediaan air bersih," ungkapnya. (A)
Reporter: Musdar
Editor: Fitrah Nugraha