Keluarga Santri yang Hilang Segel Pesantren di Konawe Selatan

Erni Yanti, telisik indonesia
Selasa, 16 Juli 2024
0 dilihat
Keluarga Santri yang Hilang Segel Pesantren di Konawe Selatan
Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Dapur Raihanin Nahdlatul Wathan di segel masyarakat, minta pertanggung jawaban atas hilangnya anak santri Agung Kurniawan (14). Foto: Ist

" Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Dapur Raihanin Nahdlatul Wathan di Ranomeeto, Konawe Selatan disegel masyarakat "

KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Dapur Raihanin Nahdlatul Wathan di Ranomeeto, Konawe Selatan disegel masyarakat, Senin (15/07/2024).

Penyegalan tersebut dilakukan masyarakat bersama keluarga santri yang hilang sejak lima bulan lalu.

Pasalnya, keluarga santri dan masyarakat setempat merasa kekecewaan karena pihak pesantren disinyalir tidak bertanggung jawab.

Santri yang hilang bernama Agung Kurniawan (14). Ia diketahui hilang setelah pulang dari pasar meminta sumbangan untuk pembangunan pesantren.

Baca Juga: Proyeksi Pendapatan Daerah Kolaka Utara Tahun 2025 Menurun hingga Rp 38,7 Miliar

Jendral Lapangan aksi penyegelan, Ali Sabarno mengatakan, pihak pesantren harus bertanggung jawab atas adanya santri yang hilang.

“Pihak pesantren harus bertanggung jawab atas hilangnya Agung Kurniawan, penyegelan ini adalah bentuk kekecewaan dari masyarakat dan keluarga Agung Kurniawan,” kata Ali Sabarno.

Ali Sabarno juga mengatakan bahwa Kantor Wilaya Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sulawesi Tenggara tidak boleh tutup mata.

“Izin pesantren itu kan atas dasar rekomendasi dari Kemenag Sultra. Maka Kemenag harus bertindak jangan ikut hilang juga, harus ikut bertanggung jawab dan harusnya dengan tegas mencabut izin pesantren itu,” tegas Ali Sabarno.

Baca Juga: Tak Ingin Anak Papua Belajar, Isi Sekolah Dibakar dan Diobrak-abrik KKB

Kata Ali Sabarno, dalam waktu dekat masyarakat dan keluarga korban santri yang hilang akan mengepung kantor Kementerian Agama Sulawesi Tenggara.

“Kan izin pesantren itu baru keluar 2024 ini, kami ada datanya, kami akan perlihatkan nanti saat aksi di depan Kemenag Sultra dan data-data lainnya yang mengerucutkan Kemenag Sultra harus ikut bertanggung jawab,” terang Ali Sabarno.

Sebelumnya, dikonfirmasi terkait pertanggungjawaban pesantren, Pimpinan Pondok Pesantren Baiq Saidah Har mengatakan, pihaknya telah melakukan pencarian terhadap korban dan telah berkoordinasi dengan pihak berwajib, namun sampai saat ini belum ada hasil.

"Kami juga berharap anak tersebut segera ditemukan," katanya. (B)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga