Perjuangan Nenek dan Cucu di Jalanan Demi Uang Sekolah dan Kebutuhan Ekonomi

Rasmin Jaya, telisik indonesia
Senin, 23 Januari 2023
0 dilihat
Perjuangan Nenek dan Cucu di Jalanan Demi Uang Sekolah dan Kebutuhan Ekonomi
Perjuangan nenek dan cucu di jalanan dengan menjual kerupuk, tisu dan kacang-kacangan hanya untuk memenuhi kebutuhan sekolah, di tengah keterbatasan ekonomi. Foto: Rasmin Jaya/Telisik

" Belakangan ini anak jalanan selalu menjadi sorotan di Kota Kendari, pasalnya mereka yang mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Dasar (SD) harus berdiri di bahu jalan dan lampu merah demi memenuhi kebutuhannya sendiri dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan "

KENDARI, TELISIK.ID - Belakangan ini anak jalanan selalu menjadi sorotan di Kota Kendari, pasalnya mereka yang mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Dasar (SD) harus berdiri di bahu jalan dan lampu merah demi memenuhi kebutuhannya sendiri dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan.

Meski demikian, anak jalanan merupakan permasalahan sosial pada setiap daerah di seluruh Indonesia, salah satunya di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara Secara umum ada beberapa penyebab sehingga anak jalanan dan pengemis di Kota Kendari semakin meningkat, faktor ekonomi, pengaruh lingkungan pergaulan sehingga mendapatkan uang lebih muda.

Tak terkecuali dengan anak yang satu ini dengan muka lusuh dan berkeringat, sesekali lompat dan berlari dari pengendara yang satu ke pengendara lain berharap jualan bisa laku dibeli.

Baca Juga: Di Usia Senja Pemulung Ini Tetap Banting Tulang Demi Sekolahkan Anak

Ia adalah Ririn (12), yang bekerja sebagai penjual kerupuk dan kacang-kacangan hanya untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Di tengah keterbatasan ekonomi, menuntunnya untuk mencari uang sendiri dengan memanfaatkan libur sekolah. Berdiri di bahu jalan menawarkan jualannya, namun kadang hanya mendapatkan santunan dari pengendara.

"Walaupun saya seperti ini dengan keterbatasan, gagap berbicara, menjual kerupuk dan kacang, tapi cita-citaku ingin menjadi dokter atau guru," tuturnya dengan nada polos saat ditemui di lampu merah pasar Wuawua, Senin (23/1/2023).

Gadis polos yang masih duduk di bangku kelas 4 SD itu harus bolak balik di setiap minggunya untuk berjualan di lampu merah pasar Wuawua, tetapi kadang harus tinggal di dekat lampu merah bersama keluarga.

Sementara Neneknya Kasiati (72) mengatakan, Ririn yang seharusnya berkesempatan untuk belajar malah berada di tempat keramaian lampu merah, mencari uang untuk mencukupi kebutuhan sekolah dengan menjual.

Baca Juga: Anak Kecil Ini lebih Pilih Bekerja Ketimbang Bermain

"Menjual di lampu merah ini biasa dari pagi sampai siang, lakunya itu kadang tak menentu. biasa Rp 150 ribu atau Rp 200 ribu, namun juga karena banyak mendapat santunan dari pengendara. Pokoknya tergantung rezeki kadang habis, kadang juga tidak," tuturnya.

Kondisi seperti itu dikarenakan perekonomian keluarga yang kurang mampu, harus berjualan di lampu merah agar bisa memenuhi kebutuhan sekolah. Menjual tisu, masker, kerupuk dan kacang-kacangan.

Terakhir, harapannya agar anak jalanan yang sementara mengenyam pendidikan bisa menjadi perhatian pemerintah untuk bisa mendapatkan bantuan beasiswa. Nenek Kasiati juga terus bekerja untuk menyekolahkan cucunya hingga meraih cita-cita agar hidup cucunya bisa lebih baik dari kehidupan nenek Kasiati saat ini. (A)

Penulis: Rasmin Jaya

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga