Kisah Mualaf Eks Bos Gangster Australia Vince Focarelli, Dideportasi Karena Alasan Agama

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Rabu, 20 September 2023
0 dilihat
Kisah Mualaf Eks Bos Gangster Australia Vince Focarelli, Dideportasi Karena Alasan Agama
Vince Focarelli adalah pria kelahiran Italia yang sempat menjadi pemimpin tertinggi Comanchero. Foto: Repro Islampos.com

" Seorang mantan gangster di Australia, Vince Focarelli memutuskan untuk memeluk Islam "

CANBERRA, TELISIK.ID - Seorang mantan gangster di Australia, Vince Focarelli memutuskan untuk memeluk Islam. Perjalanannya sebagai mualaf tidak mudah, ia harus dideportasi dari negeri kangguru setelah tinggal dan besar puluhan tahun di sana.

Dilansir dari Hops.id, Vince Focarelli kaget saat mengetahui bahwa alasan deportasi sesungguhnya karena soal agama.

“Tapi justru dideportasi karena ketika dia masuk Islam, takut banyak orang masuk Islam. Karena waktu beberapa pekan itu, 5 orang masuk Islam,” terang Arie Untung saat mengundang Vince ke podcast YouTube-nya pada 9 September 2023.

Kendati demikian, kata Arie Untung, alasan yang dipakai oleh pihak berwajib adalah tindakan kriminalnya.

“Nah. Itu justru yang ditakutin jadinya. Tapi alasan yang dipakai (karena) gangster,” sambungnya.

Baca Juga: Pesepakbola Naturalisasi Ini Getol Ngaji Setelah Mualaf

Sontak Vince Focarelli menimpali, pihaknya membenarkan apa yang disampaikan Arie Untung tentang kejanggalannya. Pasalnya, Vince Focarelli mengaku sudah beberapa tahun tidak melakukan tindakan kriminal lagi.

“5 tahun saya tidak lagi di gangster, 5 tahun tidak lagi di narkoba. 5 tahun tidak menembak, semua baik-baik saja. Membuka restoran, memberi makan orang miskin. Hanya itu yang saya lakukan selama 5 tahun,” ucapnya.

Vince Focarelli heran, harusnya mendeportasi dirinya di saat dulu melakukan aksi kriminal. Bukan justru karena alasan agama.

Dikutip dari Liputan6.com, Focarelli adalah pria kelahiran Italia yang pernah berstatus sebagai warga Australia. Ia sempat menjadi pemimpin tertinggi Comanchero, geng motor paling terkenal di Negeri Kanguru.

Focarelli pernah diduga melakukan sejumlah tindakan kriminal, dari kepemilikan senjata ilegal hingga narkoba. Ia juga harus menghadapi percobaan pembunuhan enam kali, serta pernah pula merasakan hidup di penjara.

Namun ia memutuskan untuk meninggalkan Australia menuju Malaysia pada 2017, melarikan diri dari deportasi Australia. Di tahun yang sama ia memutuskan masuk Islam, menjadi mualaf. Segera setelah memeluk Islam, Focarelli menjalani kehidupan baru yang sangat kontras dengan dirinya di masa lalu.

Ia menjadi duta mata uang kripto syariah sejak tahun lalu, dalam sebuah iklan "Bayan Token" di YouTube, mengutip News.com.au pada Rabu (20/3/2019).

"Saya percaya ketika Anda melakukan hal baik, kebaikan akan datang kembali kepada Anda," kata Focarelli dalam iklan berdurasi tiga menit.

Ia kemudian menjelaskan bahwa Bayan Token merupakan produk kripto token yang berbasis syariah, sangat sesuai dengan ajaran Islam karena mendanai proyek-proyek yang bermanfaat bagi umat.

"Hasil penjualan dari Bayan Token akan mendanai beberapa proyek yang akan memastikan integritas dari token Bayan sebagai token yang berharga," kata perusahaan token dalam situs resminya.

Baca Juga: Deretan Kisah Unik Mualaf Dalam dan Luar Negeri

Iklan yang dimaksud sempat menarik perhatian publik Malaysia secara luas. Focarelli menggunakan nama baru pasca-memeluk Islam. Sekarang ia adalah Imran Abdul Salam yang dikabarkan aktif berkegiatan positif.

Ia adalah aktivis yang supel dan inspiratif. Tak jarang ia memberikan ceramah motivasi tentang perjalanannya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

"Seorang pengkhotbah yang rajin tentang kebaikan dan kebaikan, dia sangat bersemangat dan berharap untuk melakukan kebaikan yang lebih besar," tutur juru bicara Bayan Token kepada media.

Ia juga pernah aktif terlibat dalam beberapa pekerjaan kemanusiaan seperti mengorganisir konvoi makanan untuk para pengungsi Yaman. Sebelumnya, ia juga sempat mendirikan restoran Italia halal La Fig Cucina di Adelaide, yang mendapatkan tanggapan positif berbagai pihak. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga