Kontroversi Pelantikan Parabela Ogena, Alimani: Mandat Ini Sah dari Sultan Buton

Febriyani, telisik indonesia
Sabtu, 02 November 2024
0 dilihat
Kontroversi Pelantikan Parabela Ogena, Alimani: Mandat Ini Sah dari Sultan Buton
Prosesi pelantikan Alimani sebagai Parabela Ogena Buton, pada (30/10/2024). Foto: Ist.

" Parabela Ogena yang baru dilantik pada 30 Oktober 2024, Alimani, menanggapi pernyataan mantan Parabela Wasaga, La Sihadi, yang menyebut pelantikannya tidak sesuai tradisi dan mengada-ada "

BUTON, TELISIK.ID — Parabela Ogena yang baru dilantik pada 30 Oktober 2024, Alimani, menanggapi pernyataan mantan Parabela Wasaga, La Sihadi, yang menyebut pelantikannya tidak sesuai tradisi dan mengada-ada.

"Terkait pernyataan mantan Parabela Kadie Wasaga yang menyebut pelantikan Parabela Ogena tidak sesuai dengan susunan Kesultanan Buton dan mengatakan saya menerima sesuatu yang tidak jelas, itu adalah pernyataan yang ngawur!" ujar Alimani, Sabtu (2/11/2024).

Alimani menegaskan bahwa pengangkatan dirinya sebagai Parabela Ogena dilakukan oleh Bonto atas perintah dan persetujuan Sultan Buton ke-41.

Ia menyatakan bahwa seseorang yang mengklaim hal tersebut tidak sesuai tradisi seharusnya berpikir secara normatif.

"Tokoh adat seharusnya memahami adat sebagai aturan dalam tradisi yang harus dihormati. Sultan Buton ke-41 telah dilantik dan diakui oleh pemerintah, jadi mandat yang diberikan oleh Sultan ini bukanlah sesuatu yang mengada-ada," tegasnya.

Baca Juga: Sultan Buton Ke-41 Sjamsul Qamar Resmi Dilantik

Alimani juga menjelaskan bahwa dalam susunan adat Buton, terdapat hierarki perangkat adat mulai dari Parabela, Pangalasa, Waci, Kaosa, Akana Mia, hingga Tunggu-Tunggu, dan Parabela Ogena. Semua perangkat ini dikepalai oleh dua Kadie yang diangkat oleh Lakina Wolio atau Sultan Buton.

"Dari 40 Kadie, sebagian besar dikepalai Lakina dari golongan Kaumu, sementara 30 lainnya oleh Bonto dari golongan Walaka. Seharusnya sebagai mantan Parabela, La Sihadi memahami hal ini sehingga tidak terjebak emosi. Jika saat ini terjadi dualisme kepemimpinan, mari kita menelaah mana yang lebih memiliki legitimasi," lanjutnya.

Menurut Alimani, pelantikan Sultan Buton dihadiri oleh Pj Gubernur, Bonto, serta perangkat adat lainnya.

Ia menegaskan bahwa jika Sultan telah memberikan mandat kepada Bonto untuk melantik, seharusnya hal ini tidak perlu diperdebatkan.

"Sebagai Parabela Ogena yang diamanahkan Sultan, tugas saya adalah sebagai perpanjangan tangan Kesultanan Buton, khususnya di Kadie Sampolawa. Pengangkatan ini sudah melalui penelusuran asal-usul yang mendalam," ujarnya.

Alimani menegaskan bahwa ia tidak akan mencampuri urusan rumah tangga Kadie di Buton, melainkan hanya berfungsi sebagai koordinator atau perpanjangan tangan dari Sultan.

Sebelumnya, mantan Parabela Kadie Wasaga, La Sihadi, bersama beberapa perangkat Adat Sara Kadie Wasaga, mempertanyakan pelantikan Parabela Ogena oleh lembaga yang mengatasnamakan Kesultanan Buton.

Baca Juga: Kota Baubau Bakal Lakukan Pemilihan Sultan Buton, Ini Jadwalnya

La Sihadi menyatakan, dalam tatanan tradisi Buton, peran sebagai komunikator antara Sara Ogena dan Sara Kadie biasanya dijalankan oleh Lakina atau Bonto, bukan Parabela Ogena.

"Sepanjang sejarah Adat Sara sejak masa Kesultanan Buton, tidak pernah ada yang namanya Parabela Ogena," tegasnya.

La Sihadi menilai, penambahan jabatan yang tidak sesuai tradisi ini merupakan bentuk pengrusakan terhadap adat Sara di wilayah eks-Kesultanan Buton. (C)

Penulis: Febriyani

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga