Krisis Air Bersih di Dusun Wuta Mohute Wakatobi, 24 KK Andalkan Air Hujan
Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Senin, 28 Juni 2021
0 dilihat
Masyarakat Wuta Mohute mengambil air bersih dari sumber mata air Polio. Foto: Ist.
" Warga Dusun Wuta Mohute, Kabupaten Wakatobi, selama ini kesulitan mengakses air bersih. "
WAKATOBI, TELISIK.ID - Warga Dusun Wuta Mohute, Kabupaten Wakatobi, selama ini kesulitan mengakses air bersih.
Dalam kesehariannya, baik anak-anak maupun orang dewasa warga Dusun Wuta Mohute harus menempuh beberapa kilometer dengan berjalan kaki untuk mendapatkan air bersih dari sumber mata air Polio yang terletak di Puncak Bukit Tindoi.
Terdapat 24 kepala keluarga yang tinggal di dusun tersebut. Mereka selama ini mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air setiap harinya.
Untuk membantu masyarakat mengakses air bersih, Yayasan Bina Bangsa Berdikari membangun wadah penampungan air beserta salurannya.
Baca juga: Selama Pandemi COVID-19, Peredaran Narkoba Terus Meningkat
Baca juga: Maju Kembali di Pilkades, Mantan Kades Wajib Lunasi Temuan
Ketua Umum Yayasan Bina Bangsa Berdikari, Ade Sulaeman mengatakan, program yang dilakukan ini merupakan program sosial kemasyarakatan, demi membantu warga Dusun Wuta Mohute dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
“Kami membangun wadah tempat penampungan air dan juga salurannya di awal bulan Juni. Estimasi waktu pengerjaan selama 2 pekan. Ada 24 kepala keluarga yang akan memanfaatkan program tersebut. Harapan kami, apa yang kami lakukan ini dapat bermanfaat memberikan kemudahan bagi warga setempat," ungkap Ade Sulaeman, Senin (28/6/2021).
Sementara itu, Arhawi memberi apresiasi atas kepedulian Yayasan Bina Bangsa Berdikari dalam membantu memenuhi kebutuhan sarana air bersih bagi warga Dusun Wuta Mohute.
“Patut kita beri apresiasi atas rasa kepedulian teman-teman Yayasan Bina Bangsa Berdikari dalam memenuhi kebutuhan warga. Semoga apa yang telah dibangun oleh bapak ibu akan memberi manfaat bagi warga,” ungkap Arhawi kepada awak media. (B)
Reporter: Boy Candra Ferniawan
Editor: Haerani Hambali