Kota Wuna, Jejak Sejarah Peradaban Muna

Sunaryo, telisik indonesia
Sabtu, 04 Februari 2023
0 dilihat
Kota Wuna, Jejak Sejarah Peradaban Muna
Batu berbunga di Kotano Wuna, dan Masjid Muna di Kotano Wuna, merupakan bukti sejarah peradaban Kerajaan Muna di masa lampau. Foto: Ist.

" Kota Wuna yang terletakan di Kecamatan Tongkuno, di eranya menjadi pusat pemeritahan para Raja Muna "

MUNA, TELISIK.ID - Jejak peradaban Kerajaan Muna masih bisa disaksikan sampai hari ini. Konon ceritanya, Kota Wuna yang terletakan di Kecamatan Tongkuno, di eranya menjadi pusat pemeritahan para Raja Muna. Daya tarik lainnya di Kota Wuna, terdapat peninggalan sejarah dengan cerita yang hampir tidak dapat dikaji akal sehat.

Kota Wuna terletak di Desa UPT Wuna (kampung lama red), Kecamatan Tongkuno. Berjarak kurang lebih 25 km dari Kota Raha. Bagi pengunjung yang hendak ke Kota Wuna, dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun dua.

Dari kota tersebut, peradaban Kerajaan Muna dibangun. Di kota "tua" itu sampai saat ini, pengunjung masih dapat melihat jejak kebesaran Kerajaan Muna. Dari kuburan raja yang terletak di atas bukit, batu tempat mengambil sumpah para raja sampai Masjid Wuna yang masih berdiri kokoh di atas bukit.

Di Kota Wuna juga pengunjung dapat menyaksikan perahu Sawerigadi yang telah berubah menjadi batu. Serta batu berbunga yang menjadi asal muasal penamaan Muna dan gua di puncak gunung yang berukuran 5x4 meter yang dulu digunakan untuk tempat bersemedi bermohon keberkatan.

Wuna dalam bahasa Muna berarti bunga. Konon nama Wuna ada karena terdapat batu yang di pinggirnya tumbuh bunga yang memiliki kembang ampas seperti padi dewasa, yang terdapat di Kota Muna. Masyarakat Muna menyebutnya Kontu Kowuna, artinya batu berbunga.

Baca Juga: Ternyata di Indonesia Ada 'Negeri Peri' Bikin Ridwan Kamil Heran

"Bunga tersebut tumbuh di musim tertentu," kata KUPTD Museum dan Taman Budaya Dikbud Muna, Hadi Wahyudi, Sabtu (4/2/2023).

Cerita yang berkembang, menurut Hadi, di tahun 1200 SM, pulau Muna masih merupakan hamparan laut luas, sebagai sarana pelayaran perahu antar pulau. Di Kota Muna kemudian mengalami suatu proses pengeringan, sehingga timbul daratan dan menjadi pulau yang disebut Muna.

Baca Juga: Keunikan Tamborasi, Sungai Terpendek di Dunia

Cerita itu dapat dibuktikan, terdapat bodi perahu yang kandas dan kini telah menjadi batu. Perahu tersebut berasal dari Luwuk dengan pimpinan Sawerigadi, yang melintas di perairan Kotano Wuna. Perahu Sawerigadi menabrak karang dan terdampar. Para pengikut Sawerigadi kemudian bermukim dan menetap di Kota Wuna. Kapal tersebut lama kelamaan diliputi karang dan menjadilah sebuah bukit, yang saat ini dikenal dengan nama bukit Bahutara. Para awak kapal kemudian mendirikan perkampungan di Pulau Muna dan sebagian menuju daratan Sulawesi.

Kapal berbentuk batu tersebut berada di bagian utara dari Kota Wuna. Bila dilihat dari kejauhan, batu tersebut memang menyerupai kapal layar.

Kota Wuna di zaman kekuasaan Lakilaponto, lanjut Hadi, dijadikan pusat kerajaan. Untuk mengamankan Kerajaan Muna dari serangan luar, Lakilaponto membangun benten yang mengelilingi Kota Wuna. Pembangunan Kota Wuna kemudian dilanjutkan oleh penggantinnya La Posasu, yang juga adiknya. (B)

Penulis: Sunaryo

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga