Yuk, Ketahui Proses Terjadinya Hujan dan Jenisnya

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Minggu, 02 Januari 2022
0 dilihat
Yuk, Ketahui Proses Terjadinya Hujan dan Jenisnya
Ilustrasi hujan turun. Foto: Repro ruparupa.com

" Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Proses turunnya hujan karena adanya presipitasi uap air dari awan di atmosfer "

KENDARI, TELISIK.ID - Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Mengutip katadata.com, berdasarkan penjelasan di Jurnal Penelitian Sains, proses turunnya hujan karena adanya presipitasi uap air dari awan di atmosfer. Awan tersebut kemudian membentuk uap air. Angin membawa uap air sehingga menyebabkan terjadinya penyebaran uap tersebut.

Ketika butiran air atau krital es tersebut sudah memiliki ukuran besar, maka butiran tersebut akan jatuh ke permukaan bumi. Proses jatuhnya butiran atau kristal es ke bumi disebut sebagai presipitasi.

Dalam jurnal tersebut juga dijelasakan bahwa peroses turunnya hujan memiliki dua teori yaitu teori kristal es atau ice crystal theory dan teori tumbukan atau coalescence theory.

1. Teori Kristal Es

Teori kristal es merupakan teori yang menjelaskan bahwa hujan berasal dari ksital es atau salju yang mencair. Teori ini menggambarkan bahwa kristal es terbentuk di awan yang tinggi akibat deposisi air.

Semakin banyak uap airnya maka ukuran kristalnya akan semakin besar. Karena adanya gaya gravitasi, maka kristal jatuh ke permukaan bumi.

Saat jaruh kristal akan melewati udara panas sehingga mencair dan menjadi air hujan.

2. Teori Tumbukan

Teori ini menjelaskan bahwa butiran air memiliki ukuran yang tidak sama. Sehingga kecepatannya jatuh ke bumi juga berbeda. Butiran yang besar akan jatuh lebih cepat dari butiran yang kecil.

Saat butiran besar jatuh akan menambrak atau bertumbukan dengan butiran yang kecil. Ketika bertabrakan ukurannya akan semakin besar, sehingga proses jatuhnya air ke permukaan bumi semakin cepat.

Tahapan Proses Terjadinya Hujan

Melansir detik.com, berikut ini tahapan dalam siklus hidrologi yang dikutip dari buku Buku Ajar Manajemen DAS Pulau-Pulau Kecil karya Bokiraiya Latuamury:

1. Evaporasi

Evaporasi adalah proses mengubah air yang berwujud cair menjadi air dalam wujud gas (penguapan). Hal ini memungkinkan gas tersebut naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari, maka semakin banyak jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi.

2. Transpirasi

Tahap lainnya adalah penguapan air. Penguapan air tidak hanya terjadi di tanah, tetapi juga berlangsung di jaringan makhluk hidup. Pada dasarnya, prinsip kerja transpirasi dengan evaporasi hampir sama. Keduanya mengubah air menjadi uap air yang naik ke atas atmosfer.

"Transpirasi adalah proses penguapan pada tumbuhan ketika melakukan pernapasan. Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan uap air yang dihasilkan melalui evaporasi," tulis Bokiraiya Latuamury.

3. Kondensasi

Selanjutnya, uap air mengalami kondensasi atau pengembunan berupa wujud partikel-partikel es. Perubahan wujud terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah saat di ketinggian tersebut.

Partikel-partikel es tersebut kemudian terbentuk menjadi awan jenuh yang selanjutnya akan menjadi permulaan proses terjadinya hujan.

4. Presipitasi (hujan)

Tahapan inilah menjadi tahap terjadinya hujan. Pasalnya, pada tahapan ini awan-awan jenuh yang berisi titik-titik air di atmosfer bertambah dingin. Hal tersebut membuat awan semakin berat, hingga akhirnya titik-titik air yang dikandungnya turun ke permukaan bumi.

Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi inilah yang dinamakan hujan. Bila suhu yang ada di sekitar kurang dari 0 derajat celcius, kemungkinan akan terjadi hujan salju atau es.

Air hujan yang sudah jatuh ke tanah, sebagian akan meresap ke dalam tanah sebagai air tanah. Sebagian lagi mengalir ke danau atau sungai yang kemudian mengalir ke laut.

Baca Juga: Wow, Indonesia Ternyata Bisa Ditumbuhi Tanaman Penghasil Emas

Berdasarkan proses terjadinya tersebut, kita juga dapat mengelompokkan hujan menjadi tiga jenis di antaranya:

1. Hujan orografis atau hujan pegunungan

Hujan ini terjadi apabila angin yang membawa uap hair harus naik ke atas pegunungan (oro). Awannya bertambah berat dan turunlah hujan.

2. Hujan zenithal atau hujan konveksi

Hujan terjadi karena kuatnya pemanasan matahari di khatulistiwa. Sehingga menyebabkan penguapan yang naik secara vertikal (konveksi).

Massa udara yang naik itu terus mengalami penurunan suhu sehingga terjadi pengembunan dan awan konveksi. Awan tersebut jatuh dan menjadi hujan.

3. Hujan frontal

Terjadinya hujan apabila ada pertemuan massa udara panas yang mengandung air dengan massa udara dingin di sepanjang daerah miring (front). Kemudian, di daerah tersebut terjadi pengembunan yang luar biasa sehingga menghasilkan hujan.

Baca Juga: Rektor Cup Unsultra Alami Peningkatan Signifikan

Fenomena proses terjadinya hujan menjadi bagian penting dalam siklus hidrologi. Pasalnya, dibutuhkan perputaran air yang berulang secara terus menerus mulai dari ari menjadi uap kemudian menjadi air lagi. (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Kardin

Baca Juga