Mahasiswa UHO Deteksi Penambangan Tanpa Izin Pakai AI Membawanya Juara Karya Tulis Ilmiah

Erni Yanti, telisik indonesia
Senin, 09 Desember 2024
0 dilihat
Mahasiswa UHO Deteksi Penambangan Tanpa Izin Pakai AI Membawanya Juara Karya Tulis Ilmiah
Nur Azizah, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Halu Oleo (UHO) angkatan 2023, berhasil meraih juara pertama dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah. Foto: Erni Yanti/Telisik

" Nur Azizah, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Halu Oleo (UHO) angkatan 2023, berhasil meraih juara pertama dalam lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara (Kejati Sultra) "

KENDARI, TELISIK.ID - Nur Azizah, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Halu Oleo (UHO) angkatan 2023, berhasil meraih juara pertama dalam lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara (Kejati Sultra).

Lomba karya tulis ilmiah ini diadakan sebagai rangakaian memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia 2024.

Prestasi yang diraih Nur Azizah sekaligus membanggakan dunia akademik di Sultra, khususnya di kampus UHO. 

Judul karya tulis yang membawa Azizah sebagai juara adalah: “Sistem Deteksi Dini untuk Penyimpangan Pertambangan Berbasis Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dan Internet of Things (IoT).”

Baca Juga: PT BLKP Group Buka Lowongan Kerja di Kendari, Posisi Sales Distrik 3.5

Dalam karyanya Azizah mengusulkan sebuah sistem deteksi berbasis teknologi canggih untuk memantau dan mencegah praktik penyimpangan di sektor pertambangan, dengan studi kasus di Blok Mandiodo, Sultra.

Blok Mandiodo, yang sebelumnya pernah terjerat dalam kasus korupsi terkait izin pertambangan, menjadi latar belakang utama dari penelitian ini.

Azizah mengembangkan sistem yang mampu mendeteksi adanya aktivitas pertambangan di area yang tidak memiliki izin. Sistem ini, yang memadukan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan IoT, dapat memberikan notifikasi peringatan apabila alat berat memasuki wilayah yang tidak seharusnya.

Sistem ini diharapkan dapat menjadi alat pemantau yang efektif untuk membantu otoritas dalam penanganan masalah perizinan dan mencegah kerugian negara akibat korupsi di sektor pertambangan.

Azizah menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam pengembangan sistem ini adalah kondisi geografis dan keterbatasan akses internet di lokasi pertambangan. Banyak daerah pertambangan, termasuk Blok Mandiodo, yang memiliki jaringan internet yang terbatas.

Supaya sistem ini dapat berfungsi secara optimal, dibutuhkan kolaborasi dengan pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur jaringan di lokasi-lokasi tersebut.

“Walaupun teknologi yang saya tawarkan cukup canggih, namun infrastruktur di lapangan menjadi tantangan. Di beberapa lokasi pertambangan, akses internetnya sangat terbatas, sehingga sistem ini perlu penyesuaian agar bisa berfungsi dengan baik,” ungkap Azizah.

Azizah berharap pemerintah dapat memberikan berperan lebih dalam mengoptimalkan jaringan internet di daerah-daerah tersebut.

Mengenai proses pengerjaan, Azizah mengungkapkan bahwa meskipun dia hanya membutuhkan satu hari untuk menulis karya ilmiah, namun riset dan studi kasusnya telah dilakukan selama beberapa bulan sebelumnya.

Waktu yang terbatas untuk menulis karya ilmiah yang panjang menjadi tantangan tersendiri, terutama dengan batasan empat halaman untuk papernya. Namun, Azizah mengatasi hal tersebut dengan memprioritaskan inti permasalahan yang ingin dia angkat dalam karyanya.

“Pengerjaan karya tulis ilmiah ini memang cukup padat. Saya harus memastikan bahwa sistem yang saya buat tidak hanya inovatif, tetapi juga praktis dan efisien untuk diterapkan di dunia nyata,” jelasnya.

“Kesulitan lain adalah terbatasnya ruang untuk mengeksplorasi lebih dalam, karena hanya diberikan maksimal empat halaman untuk menjelaskan sistem ini,” tambah Azizah.

Untuk membagi waktu antara kuliah dan kegiatan lomba, Azizah menerapkan metode manajemen waktu yang berbasis skala prioritas.

“Saya biasanya fokus menyelesaikan tugas kuliah yang mendesak dulu. Setelah itu baru beralih ke kegiatan lain, seperti mencari lomba-lomba yang sesuai untuk saya ikuti,” katanya.

Baca Juga: DPRD Kendari Geram Wisma Melati dan Karaoke Miyabi Diduga Lakukan Praktik Prostitusi

Azizah berharap agar Kejaksaan Tinggi Sultra dapat terus mengadakan lomba-lomba serupa di masa depan, baik untuk mahasiswa di Sultra maupun di Kota Kendari.

Menurutnya, lomba semacam ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan akademik dan kreatif mereka, tetapi juga dapat menjadi ajang untuk menunjukkan kepedulian terhadap masalah-masalah sosial dan pembangunan daerah.

“Saya berharap Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara dapat terus mengadakan lomba-lomba seperti ini, karena ini adalah peluang bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam pemecahan masalah-masalah besar, seperti korupsi dan penyalahgunaan sumber daya alam,” harap Azizah.

Azizah berharap dapat terus mengembangkan sistem deteksi dini ini dan menjadikannya solusi yang dapat diterapkan secara luas di seluruh Indonesia. (C)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga