Memaknai Salam 3B untuk Kerukunan Bangsa

Irwan Samad, telisik indonesia
Minggu, 08 Januari 2023
0 dilihat
Memaknai Salam 3B untuk Kerukunan Bangsa
Irwan Samad, Guru/ASN Kemenag Kota Kendari. Foto: Ist.

" Memaknai perubahan kecil yang mampu membuat perubahan besar sangat berguna di banyak bidang kehidupan "

Oleh: Irwan Samad

Guru/ASN Kemenag Kota Kendari

Catatan Pinggir Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke-77

SEORANG ahli meteorologi berkebangsaaan Amerika, Edward Lorenz pada tahun 1972, pernah mencetuskan ide “gila” dan menulis makalahnya ”Does the flap of a butterfly’s wings in Brazil set off a tornado in Texas? Terjemahannya kurang lebih begini “Apakah kepakan sayap kupu-kupu di Brasil benar-benar mengakibatkan badai tornado di Texas.

Lorenz menggambarkan perubahan kecil pada kondisi atmosfer, seperti kepak sayap kupu-kupu dapat menyebabkan perubahan cuaca di belahan dunia yang lain.

Ilmuwan yang lahir pada 1917 itu menemukan teori kekacauan dalam memprediksi cuaca. Namun siapa sangka, teori itu justru berkembang dengan sangat luas. Bahkan teori itu kini berkembang menjadi cabang baru dalam matematika dan menjadi salah satu ide penting pada abad ke-20.  

Bagi kita, mungkin ini tampak seperti ide yang aneh dan berlebih-lebihan. Namun teori kekacauan ini sangat praktikal. Memaknai perubahan kecil yang mampu membuat perubahan besar sangat berguna di banyak bidang kehidupan. Ide itu menimbulkan imajinasi dan terkenal sebagai Butterfly’s effect.

Efek kupu-kupu menunjukkan bagaimana perubahan yang sangat kecil dapat membangkitkan keluaran yang berbeda bahkan sangat jauh dari yang diperkirakan. Ibaratnya kepakan kupu-kupu memengaruhi rapat renggangnya udara, sehingga mengubah cuaca di suatu belahan bumi.

Salam 3B, semangat kebangsaan. Salam 3B merupakan sapaan yang terdiri atas akronim dari bersama, bersatu, bersaudara. Bersama kita bisa, bersatu kita kuat, bersaudara kita rukun. Kalimat yang sudah sangat akrab di lingkungan warga Kementerian Agama. Salam ini diperkenalkan pertama kali oleh Kepala Kanwil Kemenag Sultra H. Zainal Mustamin tak berselang lama setelah ia dilantik.

Salam dengan membentuk 3 jari dengan melengkungkan telunjuk dan ibu jari ini tak pernah luput dipekikkan dalam setiap ruang dan waktu. Menjadi warna di setiap aktivitas untuk memberikan sugesti dan energi positif bagi seluruh warganya.

Baca Juga: Nan, Jurnalis yang Menulis Indah itu Telah Berpulang

Menjadi sajian pembuka dan penutup dalam setiap momen.  

Sekilas, tampak tak ada yang istimewa dari salam 3B ini. Biasa saja. Namun, siapa yang menyangka butterfly effect dari salam ini mampu membangkitkan kesadaran dan komitmen kebangsaan tentang pentingnya kebersamaan, persatuan dan kerukunan bukan saja di kalangan intern umat Islam, namun juga bagi pemeluk agama lain.  

Siapa yang menyangka, dari salam 3B ini telah mampu menggerakkan dua puluh ribu orang lebih meski di tengah guyuran hujan dalam Etno Religi Carnaval yang sukses digelar secara kolosal dan spektakuler pada10 Agustus 2022 lalu. Kehadiran sejumlah paguyuban budaya dari berbagai etnik dan tokoh lintas agama di Sulawesi Tenggara ini menjadi warna indah dalam tenun kabangsaan kita.  

Lalu, siapa pula yang menyangka, dari salam 3B ini jugalah mampu memompa spirit 14.444 orang tumpah ruah dalam pawai tahun baru Islam 1 Muharram 28 Juli 2022 lalu meski dalam sengatan teriknya sinar matahari?

Lalu siapa pula yang menyangka dari salam 3B ini mampu membahana hingga ke negeri haramain melalui para tamu Allah asal Sultra di dua Kota Suci Makkah dan Madinah, yang sukses menyelenggarakan ibadah haji dengan tertib, lancar, dan mabrur, alhamdulillah.

Lalu siapa pula yang menyangka, dari salam 3B ini pulalah lantunan dzikir dan doa bersama untuk mengetuk pintu-pintu langit tetap konsisten digelar setiap pekan dengan ribuan orang secara virtual. Meski raga terpisah oleh lautan dan gunung yang menjulang tak mematahkan spirit kebersamaan, persatuan dan kerukunan warga kementerian agama di Sulawesi Tenggara.

Inilah efek kupu-kupu dari salam 3B. Banyak orang atau bagi sebagian orang menggaggap salam ini tak lebih hanyalah sekedar simbol. Lorenz sangat berjasa dalam meletakkan teori tentang aksi kecil dapat memulai rangkaian peristiwa yang menyebabkan efek lebih besar dan tidak terduga.

Merawat Kerukunan untuk Indonesia Hebat

Jika saja kupu-kupu seekor makhluk lemah mampu memengaruhi perubahan cuaca, apalagi manusia. Insan kementerian Agama yang memiliki kemampuan sumber daya yang sangat besar, memiliki kapasitas dan kesempatan dalam menjaga dan merawat bangsa Indonesia agar tetap utuh.  

Melalui Kementerian Agama Sultra Bersahabat: Bersih, Santun, Religius, Harmonis, Berbasis Teknologi menjadi gerakan moral dalam mengimplementasikan visi misi kementerian agama dalam mewujudkan umat beragama yang rukun dan damai.

Kita percaya, bahwa kerukunan bangsa adalah modal yang sangat besar dan tak bisa digantikan dengan apapun. Konflik dan perang yang terjadi di belahan negara lain, cukup menjadi ibrah akan pentingnya perdamaian dan kerukunan.  

Baca Juga: Sejarah Hari Ibu di Indonesia

Kita juga tidak menutup mata atas apa yang menimpa bangsa ini beberapa waktu lalu. Negeri ini memiliki sejarah kelam dan konflik horizontal atas nama agama di masa silam. Karenanya, kerukunan perlu dirawat.

Taslim Yasin (2013) dalam bukunya Kerukunan Umat beragama: Aktualisasi Ragam Varian Umat Beragama di Indonesia menyinggung salah satu upaya untuk meningkatkan kerukunan hidup umat beragama di masyarakat adalah dengan dialog, musyawarah, diskusi, sarasehan, tatap muka, kunjungan silaturahmi, seminar para pemuka dan antar cendikiawan agama baik di daerah maupun di berbagai kecamatan.

Ataupun melalui kajian baik di tingkat doktrin, konsep atau gagasan maupun pada tingkat historis-sosiologis, pengalaman masing-masing antar umat beragama dalam kehidupan nyata dalam masyarakat.

Bagi penulis, salam 3B hanyalah instrumen dan simbol. Memaknainya sebagai alat simpul dan perekat kebersamaan, persatuan dan kerukunan tentu akan sangat berdampak besar dalam mewujudkan Indonesia yang rukun dan hebat. Sama apa yang menjadi tema Hari Amal Bhakti Kementerian Agama yang ke-77 Kerukunan umat untuk Indonesia Hebat.

Semoga efek kupu-kupu dari salam 3B bukan hanya mampu menjadikan Indonesia hebat, namun akan menjadi inspirasi bagi peradaban dunia yang aman dan damai. (*)

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga