Mengenal Yak, Sapi Unik Asal Tibet dan Himalaya Asia Tengah

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Jumat, 08 Juli 2022
0 dilihat
Mengenal Yak, Sapi Unik Asal Tibet dan Himalaya Asia Tengah
Yak, sapi unik asal Tibet dan Himalaya di Asia Tengah. Foto: Repro dkfindout.com

" Umumnya yak berwarna gelap dan merupakan sapi liar. Sistem pencernaan mereka mencerna makanan pada temperatur 40 derajat celsius "

KENDARI, TELISIK.ID - Siapa yang tak mengenal sapi, salah satu hewan yang cukup banyak dijumpai bahkan menjelang Idul Adha pun menjadi salah satu hewan kurban.

Hampir di tiap negara memiliki sapi. Tapi tahukah kamu jika sapi yang berada Tibet berbeda dengan sapi di negara lain? Penasaran kan?

Dilansir dari wikipedia.com, yak, dalam bahasa Latin (bos grunniens) adalah sejenis sapi yang banyak ditemukan di Tibet dan wilayah sekitar Himalaya di Asia Tengah. Kata yak merujuk kepada spesies jantan sedangkan betinanya disebut dri atau nak.

Mengutip dari bobo.grid.id, umumnya yak berwarna gelap dan merupakan sapi liar. Tetapi ada juga yak yang diternakkan oleh manusia dan berwarna lebih cerah. Tubuh hewan ini ditutupi bulu lebat yang sekaligus menjadi pelindung dari cuaca dingin.

Tubuh yak termasuk besar, dan mencapai hampir 2 meter. Beratnya pun sekitar 400 hingga 500 kilogram. Ciri khas dari yak adalah kepalanya yang sering menunduk ke bawah.

Baca Juga: Tiduri Ribuan Wanita, Ternyata 16 Juta Pria di Dunia Keturunan Genghis Khan

Dikutip dari dkfindout.com, yak memakan rumput, tumbuhan, lumut, dan lumut kerak. Betina hidup dalam kawanan (kelompok) dan bergabung dengan jantan di musim kawin. Jika tidak, pejantan membentuk kawanan mereka sendiri atau hidup sendiri.

Melansir dari IDNTimes.com, yak terdiri dari dua spesies, yakni yak liar (bos mutus) dan yak domestik (bos grunniens). Perbedaan mereka langsung terlihat pada ukuran. Yak liar cenderung lebih besar daripada yak yang sudah dijinakkan. Rata-rata yak liar jantan bisa memiliki bobot lebih dari 900 kilogram. Sementara yak domestik jantan berukuran berbobot 300 sampai 500 kilogram saja.

Yak domestik banyak ditemukan di padang rumput di berbagai wilayah, mulai dari wilayah Himalaya, dataran Tibet, Myanmar, Tiongkok, sampai Mongolia dan Siberia. Sementara yak liar bisa kamu temukan di Tibet utara, beberapa provinsi Tiongkok, dan India. Yak liar lebih suka tinggal di daerah rerumputan dataran tinggi tanpa pohon.

Baca Juga: Truffle, Jamur Termahal di Dunia dengan Segudang Manfaat untuk Kesehatan

Yak liar bisa bertahan hidup di ketinggian 20 ribu kaki atau sekitar 6 ribu meter. Pada ketinggian ini, tentu saja iklimnya sangat dingin. Sistem pencernaan mereka mencerna makanan pada temperatur 40 derajat celsius.

Yak termasuk hewan yang memiliki ketahanan tubuh baik. Mereka dapat melewati batu-batuan terjal, menembus lereng es, melintasi sungai deras, bahkan menjaga diri mereka sendiri terhadap serangan dari luar.

Yak pada dasarnya bisa dikonsumsi, daging yak banyak dipanggang untuk dijadikan makanan oleh orang Tibet, sehingga populasi yak semakin berkurang. Kini populasi yak menjadi sedikit dan terancam punah. Bulu yak juga biasanya dimanfaatkan untuk membuat kain hingga cambuk dan sepatu. Hampir seluruh bagian dari tubuh yak bisa dimanfaatkan manusia. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga