Motif Paling Indah, Peti Mayat Pra Sejarah Asal Kolaka Utara Bakal Diteliti Ulang
Muh. Risal H, telisik indonesia
Minggu, 20 Agustus 2023
0 dilihat
Potret Soronga Tanggalasi yang tersimpan di ruang arkeologi UPTD Taman Budaya Museum Sulawesi Tenggara. Foto Muh Risal H/Telisik
" Ragam hias peti mayat yang ditemukan pada tahun 1981 di Gua Tanggalasi, Desa Lelewawo, Kecamatan Batu Putih, Kolaka Utara, tidak ditemukan di daerah lain, baik di Sulawesi Tenggara, maupun Pulau Sulawesi "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Peti (soronga/duni) tempat penyimpanan mayat masa pra sejarah oleh suku Tolaki (Konawe, Kodeoha, Mekongga) yang mendiami daratan Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, ternyata memiliki ragam hias dan motif pada bagian badan peti paling indah.
Bahkan menurut para arkeolog, ragam hias peti mayat yang ditemukan pada tahun 1981 di Gua Tanggalasi, Desa Lelewawo, Kecamatan Batu Putih, Kolaka Utara, tidak ditemukan di daerah lain, baik di Sulawesi Tenggara, maupun Pulau Sulawesi, yang memiliki tradisi pemakaman serupa, seperti Tanah Toraja (Sulawesi Selatan) dan Palu (Sulawesi Tengah).
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kolaka Utara, Sadaruddin menuturkan, berdasarkan keterangan ahli arkeologi Universitas Halu Oleo (UHO) dan Universitas Hasanuddin (Unhas), ragam hias dan motif Soronga Tanggalasi sangat indah dan tidak ditemukan di daerah Sulawesi lainnya yang memiliki tradisi pemakaman serupa.
"Motif dan ragam hiasnya peti mayat di Toraja dan Palu, Sulawesi Tengah, tak seindah dengan motif peti mayat Tanggalasi yang saat ini dipajang di Museum Sulawesi Tenggara," terangnya, Minggu (20/8/2023).
Motif soronga yang ditemukan di Desa Bahari, Kecamatan Tolala, tahun 2020 dan soronga di Desa Bangsala, Kecamatan Porehu, tahun 1970-an juga tidak seindah Soronga Tanggalasi.
Baca Juga: Peti Mayat Berusia Ratusan Tahun Kembali Ditemukan dalam Gua di Kolaka Utara
"Petinya biasa-biasa saja, tidak ada ragam hias atau corak tertentu. Beda jauh dengan Soronga Tanggalasi," ujarnya.
Berdasarkan motif dan ragam hias yang terdapat di bagian peti Tanggalasi, dapat disimpulkan jika yang menggunakan soronga tersebut seorang mokole (raja) atau turunan mokole (anakia). Meski demikian, hingga saat ini belum diketahui mokole siapa yang disorongakan di tempat itu.
Menurut Kepala UPTD Taman Budaya Museum Sulawesi Tenggara, La Udin, pihaknya kerap melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait guna mencari tahu makna di balik motif atau ragam hias yang tertera di bagian Soronga Tanggalasi.
Saat bertandang ke Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara pun, pihaknya tidak lupa menggali informasi kepada guru sejarah, antropolog dan tokoh masyarakat terkait peti mayat itu untuk mencari data akurat. Namun, sampai sekarang belum mendapatkan data-data akurat tentang soronga itu.
"Kami berencana membentuk tim lagi untuk mencari data akurat tentang soronga itu di wilayah Kolaka Utara sebagai informasi tambahan yang telah dihimpun sebelumnya," bebernya.
Berdasarkan motif dan ragam hias soronga, Kepala UPTD Taman Budaya Museum Sulawesi Tenggara yakin peti mayat yang ditemukan di Kabupaten Kolaka Utara tersebut digunakan seorang bangsawan (mokole).
Baca Juga: Peti Mayat Berusia 400 Tahun Asal Kolaka Utara Masih Tersimpan Utuh di Museum Sulawesi Tenggara
"Motif dan ragam hias soronga tersebut sangat bagus, karena itu dapat disimpulkan peti mayat itu digunakan seorang bangsawan (mokole)," simpulnya.
Diketahui, soronga (peti mayat) yang ditemukan di Desa Lelewawo, Kecamatan Batu Putih, memiliki tinggi 75 cm, panjang 450 cm dan berdiameter 51 cm berbentuk empat persegi. Pada bagian badan terdapat ragam hias bentuk tumpal, spiral, belah ketupat, dan geometris.
Bagian penutup masing-masing diakhiri dengan bentuk makara, berfungsi sebagai salah satu kelengkapan upacara bagi kalangan atas.
Soronga adalah wadah kuburan yang dibuat dari batang kayu yang dipahat. Terdiri wadah dan tutup wadah kuburan ini lazim digunakan pada akhir-akhir masa prasejarah. (B)
Penulis: Muh Risal H
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS