Nakes Sakit dan Takut Sinovac, Persentase Vaksinasi COVID-19 di Kendari Rendah
Musdar, telisik indonesia
Rabu, 10 Februari 2021
0 dilihat
Dokter vaksinator. Foto: Sumarlin/Telisik
" Untuk tunda dan batal persentasenya masih 34,1 persen dan ini masih cukup tinggi. "
KENDARI, TELISIK.ID – Vaksinasi COVID-19 untuk 4.750 tenaga kesehatan (nakes) di Kota Kendari sudah berjalan hampir sebulan.
Namun sayang, hingga kini persentase vaksinasi COVID-19 masih tergolong rendah. Untuk vaksinasi tahap satu baru 59 persen dan vaksinasi tahap dua baru sekitar 28 persen.
“Untuk tunda dan batal persentasenya masih 34,1 persen dan ini masih cukup tinggi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, drg Rahminingrum, Rabu (10/2/2021).
Tingginya tingkat tunda maupun batal, drg Rahminingrum melihat karena masih adanya nakes yang 100 persen belum percaya dengan keamanan vaksin Sinovac.
“Ada ketakutan nanti divaksin bagaimana-bagaimana,” sambungnya.
Selain itu, drg Rahmi menambahkan, berdasarkan data yang masuk dan setelah diamati beberapa nakes merasa memiliki komorbid (penyakit penyerta) seperti hipertensi, diabetes melitus, kolestrol dan penyakit lain.
Baca juga: 12 Kepala SMP dan 48 Kepala SD di Kendari Berganti
“Mereka juga masih sementara dalam program hamil, mereka juga ada yang masih menyusui,” ungkapnya.
Sementara itu, lanjut drg. Rahmi, untuk nakes yang berada di bawah kendalinya, baik yang berada di Dinkes maupun di 15 Puskesmas di Kendari, diwajibkan hadir di layanan untuk mengikuti skrining kesehatan.
“Kan layanan (vaksinasi) ada empat meja. Meja satu pendaftaran, meja dua untuk skrining pemeriksaan. Nah di meja dua itulah diskrining, kalau nakes tersebut memang layak divaksin atau tidak layak, tapi harus hadir di layanan,” jelasnya.
Menanggapi itu, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengatakan, meskipun vaksin menyasar nakes, tetap diperlukan sosialisasi. Para nakes diberikan pencerahan dan motivasi agar mau menjalankan program vaksinasi.
“Toh juga bukan untuk siapa-siapa sebenarnya, saya sendiri kenapa melakukan, karena ini upaya untuk perlindungan diri kita. Meraka (nakes) punya risiko untuk tertular besar, karena setiap hari berinteraksi, berhadapan dengan para pasien yang terpapar COVID-19, tentu inilah (vaksin) cara untuk mereka bisa terlindungi dan tetap melaksanakan tugas dengan baik serta tidak khawatir dalam melaksanakan tugas,” jelas Sulkarnain.
Diketahui, vaksinasi tahap pertama sudah dilakukan sejak 14 Januari 2021, bagi nakes yang sudah mendapatkan suntikan vaksin, 14 hari setelah penyuntikan pertama akan kembali diberikan vaksin tahap kedua. (B)
Reporter: Musdar
Editor: Haerani Hambali