Nasib Abdul Razak, Mantan Atlet Dayung Nasional yang Kini Memilih Jadi Nelayan

Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Sabtu, 07 Agustus 2021
0 dilihat
Nasib Abdul Razak, Mantan Atlet Dayung Nasional yang Kini Memilih Jadi Nelayan
Abdul Razak bersama puluhan medali dan sertifikat kejuaraan tingkat nasional dan internasional. Foto: Eki

" Guyuran bonus besar kepada atlet Indonesia yang berprestasi di ajang Olimpiade Tokyo 2020 seolah berbanding terbalik dengan kondisi mantan atlet yang kini tak lagi berjaya. "

WAKATOBI TELISIK.ID - Guyuran bonus besar kepada atlet Indonesia yang berprestasi di ajang Olimpiade Tokyo 2020 seolah berbanding terbalik dengan kondisi mantan atlet yang kini tak lagi berjaya.

Abdul Razak, salah satu mantan atlet asal Kampung Bajo Wakatobi yang pernah mengharumkan nama Indonesia di cabang olahraga dayung. Meski telah memberikan yang terbaik kepada negara, jasanya di masa lalu kini seolah terlupakan. 

Abdul Razak menekuni olahraga dayung sejak mengikuti kompetisi tahun 1987 silam. Mewakili Wakatobi pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Kabupaten Kolaka, dalam kesempatan tersebut dirinya berhasil menyumbangkan 3 medali emas untuk Wakatobi.

 

Medali hasil kejuaraan  tingkat nasional dan internasional Abdul Razak. Foto: Ist.

 

Setelah itu dia mulai aktif mengikuti kejuaraan nasional dengan mendapatkan medali emas pada Kejuaraan Nasional Dayung di Semarang tahun 1989.

Pada tahun yang sama dia kembali didapuk sebagai delegasi Indonesia pada ajang Sea Games Malaysia tahun 1989.

"Saat itu saya berhasil mendapatkan 4 medali emas pada sayap 1 jarak 500 dan sayap 2 jarak 500, sayap 2 jarak 1.000 dan sayap 4 jarak 1.000," ujar Abdul Razak, Sabtu (7/8/2021).

Baca juga: Ayah Apriyani Rahayu Haru Usai Menyaksikan Kemenangan Anaknya di Olimpiade Tokyo 2020

Baca juga: Kisah Perjalanan Istri Uya Kuya Menjadi Mualaf, Sempat Ditolak Keluarga

Pencapaian tersebut sekaligus membawanya kembali mewakili Indonesia berlaga di ajang Asian Games di Beijing pada tahun 1990. Dimana pada saat itu Razak dan rekan timnya hanya mampu menyumbangkan 2 medali perunggu.

Kemudian dirinya bersama dengan timnya kembali mengikuti ajang internasional di Barcelona Spanyol pada tahun 1992 dan hanya lolos pada perempat final.

Peraih medali emas Sea Games 1993 itu mengungkapkan bahwa setelah mengikuti serangkaian kompetisi dayung di beberapa kejuaraan, dirinya kemudian menerima tawaran dari Pemerintah Jawa Timur untuk menjadi pelatih atlet dayung.

"Alhamdulillah saya dapat membimbing anak-anak Jawa Timur saat itu memperoleh medali emas pada kejuaraan nasional untuk kategori sayap 4 dan 2 tahun 1994 dapat emas di sayap 4 dan 2," ujarnya lagi.

Melihat progresnya yang terus menurun setelah itu, akhirnya ia memilih pensiun dan kembali ke kampung halamannya sebagai seorang nelayan. Pada saat itu dirinya diberikan apresiasi oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga, dan mendapat julukan sebagai 'mesin tempel' oleh Gubernur Sultra saat itu, Laode Kaimoeddin.

Meski telah mengharumkan nama bangsa, Abdul Razak ternyata masih harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup di masa tuanya. Hal ini dikarenakan ia tak menerima tunjangan apapun dari pemerintah saat pensiun sebagai atlet.

"Di hari perayaan HUT ke-76 RI, saya berharap jasa saya untuk tanah air tercinta tidak dilupakan," tutupnya. (C)

Reporter: Boy Candra Ferniawan

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga