Ombudsman Sumatera Utara Tinjau Gedung Sekolah Dasar Memprihatinkan
Reza Fahlefy, telisik indonesia
Selasa, 03 Oktober 2023
0 dilihat
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, Abyadi Siregar ketika meninjau sekolah dasar di Padang Lawas Utara yang kondisinya memprihatinkan. Foto: Humas Ombudsman Sumatera Utara
" Tim Ombudsman Sumatera Utara meninjau SD Negeri 100420 di Dusun Sialang Napa, Desa Singanyal, Kecamatan Dolok, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) "
MEDAN, TELISIK.ID - Tim Ombudsman Sumatera Utara meninjau SD Negeri 100420 di Dusun Sialang Napa, Desa Singanyal, Kecamatan Dolok, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta).
Sekolah kelas jauh (filial) ini sempat viral di media sosial akibat gedungnya yang nyaris tidak beratap dan tak berdinding.
Tim yang tiba sekitar pukul 9:15 WIB itu dipimpin langsung Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara, Abyadi Siregar didampingi Foima Dema Sihombing dan Dody Permana.
Tim Ombudsman diterima tiga orang guru honorer, yakni Dedi Dores Rambe, Riki Syaputra Nasution dan Manahan Begin Rambe.
Ketika Tim Ombudsman tiba, sebanyak 41 orang siswa-siswi sedang mengikuti proses belajar mengajar di sekolah yang hanya memiliki dua ruang kelas itu.
Baca Juga: Disdik Sumatera Utara Belum Tindak Kasi SMA Tersangka Dugaan Aniaya Anak, Pengamat Minta Polisi Bertindak
Kepala Ombudsman Sumatera Utara, Abyadi Siregar mengaku, akan melaporkan hasil peninjauan yang dilakukan itu.
"Pastinya, kami akan melaporkan hasil kegiatan hari ini. Terakhir kepada Bupati Padang Lawas Utara, ruang sekolah yang tidak layak harus segera diperbaiki," ucapnya.
Dia melihat, satu ruangan di isi tiga kelas. kelas 1, 2 dan 3. Ruangan itu juga sangat sempit. Begitu juga kelas 4, 5 dan 6 ditempatkan di satu ruangan yang juga berukuran kecil.
"Jadi, ini akan menjadi perhatian dari kami. Pelayanan untuk pelajar dalam meningkatkan proses belajar mengejar harus diperhatikan. Ini untuk anak didik kita yang bersekolah di sekolah itu," terangnya.
Sedangkan seorang guru honorer, Dedi Ritonga mengaku ada gedung sekolah yang baru dibangun. Namun hanya terdiri dari dua ruang kelas ukuran sempit.
"Dua ruangan kecil inilah yang menjadi tempat belajar siswa-siswi kelas 1 sampai 6," terangnya.
Seluruh guru honor dan orang tua siswa berharap agar Pemain Kabupaten Padang Lawas Paluta menetapkan sekolah Kelas Jauh (filial) ini sebagai sekolah baru. Artinya benar benar berdiri sendiri dan tidak lagi berinduk pada sekolah induk SD Negeri 100420 Desa Singanyal.
Karena sebetulnya, lanjut Dedi dan Riki, jumlah siswa di SD Negeri 100420 Kelas Jauh ini justru lebih banyak dibanding di sekolah induk.
"Saat ini siswa di SD Kelas Jauh ini sebanyak 41 orang. Sementara jumlah siswa di SD Induk hanya 17 orang. Jadi, sangat beralasan bagi Pemkab Paluta menetapkan SD Negeri Kelas Jauh Desa Singanyal ini sebagai sekolah baru," harap Mahyudin salah satu warga.
Para orang tua siswa juga mengaku, pendirian sekolah jarak jauh (filial) ini berawal pada tahun 2009. Ini disebabkan terlalu jauhnya sekolah induk dari perkampungan penduduk.
Baca Juga: Owner Club Malam Diduga Aniaya Bendahara FKPPI di Hotel Grand Center Premier Medan
"Jarak perkampungan penduduk ke sekolah induk SD Negeri 100420 Desa Singanyal, mencapai 10 Km. Sementara kondisi infrastruktur jalan sangat rusak parah," tambahnya.
Selain itu, jalan menuju sekolah induk tersebut masih bertanah dan sangat licin. Apalagi bila musim hujan, jalan tersebut tidak bisa lagi dilalui.
"Inilah yang menyebabkan masyarakat berswadaya membangun gedung sekolah pada tahun 2009 untuk membuka kelas jauh dan ampai saat ini, kondisi jalan tersebut belum juga pernah mendapat perbaikan," tuturnya.
Pemuda ini mengaku jalan rusak menuju ke sekolah induk adalah jalan provinsi dan berharap agar mendapat perhatian.
"Artinya, jika jalan sudah diaspal atau diperbaiki. Pastinya sangat memudahkan akses masyarakat menuju sekolah. Bahkan, perekonomian juga pasti akan berkembang di daerah ini," terangnya. (A)
Penulis: Reza Fahlefy
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS