Orang Tua tak Rela Anak Masuk Sekolah saat COVID-19
Siswanto Azis, telisik indonesia
Kamis, 28 Mei 2020
0 dilihat
Rencananya siswa akan kembali sekolah di tengah masa COVID-19. Foto: Repro Google.com
" Rasanya tak rela sama sekali. Khawatir pasti dan masih belum rela. Anak-anak saya disuruh pakai masker. Siapa yang tahu tanpa sepengetahuan gurunya, mereka tukar-tukaran masker?. "
KENDARI, TELISIK.ID - Respon sejumlah orang tua terkait wacana pemerintah membuka kembali sekolah diselimuti kekhawatiran anak terpapar COVID-19.
Para orang tua mengaku tak mengizinkan anak sekolah jika pemerintah memutuskan menerapkan new normal atau kehidupan baru di lingkungan pendidikan.
Salma, seorang ibu dari dua anak perempuan berusia 16 tahun yang kini duduk di SMA Kartika Kendari dan 12 tahun yang baru mau masuk SMP di Kendari, Sulawesi Tenggara, bahkan belum bisa membayangkan harus merelakan anaknya pergi ke sekolah.
"Rasanya tak rela sama sekali. Khawatir pasti dan masih belum rela. Anak-anak saya disuruh pakai masker. Siapa yang tahu tanpa sepengetahuan gurunya, mereka tukar-tukaran masker?" ujarnya kepada kepada Telisik.id, Kamis (28/05/2020).
Meskipun anaknya yang pertama sudah duduk di bangku kelas 11 SMA dan Kelas 7 SMP ia yakin sang anak belum bisa menerapkan protokol kesehatan tanpa pengawasan.
Baca juga: Gelar Pilkada di Tengah Pandemi, KPU Sultra Minta Penyelenggara Dilindungi
Ia khawatir dengan banyaknya jumlah murid dalam satu kelas yang tak berbanding lurus dengan jumlah guru, aktivitas siswa akhirnya tak bisa dikontrol.
Jika sekolah harus dibuka kembali, lanjutnya, pemerintah harus memastikan kegiatan siswa di sekolah terkontrol. Ini termasuk siswa di jenjang pendidikan awal.
Hal serupa diungkapkan Indah, ibu rumah tangga dengan dua anak berusia 9 tahun dan 7 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Anaknya yang pertama duduk di kelas 4 SD dan yang kedua kelas 2 SD.
Meskipun rajin menyampaikan ke kedua anak bahwa pandemi mengharuskan orang memakai masker dan mencuci tangan, ia tak yakin kedua anaknya bisa menjalankan hal tersebut di sekolah.
"Ngeri di rumah, tapi kalau sudah masuk sekolah ya namanya anak-anak pasti tidak betah. Maunya bercanda sama teman," ujarnya.
Baca juga: Handle tak Berfungsi, KM Aksar Saputra 08 Tabrak Gerbang Pelabuhan Raha
Kendati demikian, ia sendiri mengaku ingin sekolah kembali dibuka. Hal ini karena kedua anaknya terlihat lebih efektif belajar di sekolah.
Namun ia baru bakal mengizinkan kembali sekolah jika situasi COVID-19 di lingkungannya mereda. Ia mengingatkan protokol kesehatan di sekolah juga harus diperketat.
"Sekolah atau pemerintah mungkin harus menyediakan alat rapid tes. Mau tidak maulah harus korban uang pemerintah," tuturnya.
Diketahui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan wacana pembukaan sekolah kembali pada Juli 2020. Namun ini hanya untuk daerah yang sudah dinyatakan aman.
Mendikbud Nadiem Makarim pun menekankan keputusan ini ada di tangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Pihaknya hanya jadi eksekutor dalam penerapan kebijakan tersebut.
Reporter: Dul
Editor: Rani