Orang Yahudi Nekat Menyamar Jadi Muslim Agar Bisa Ibadah di Kompleks Masjid Al-Aqsa

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Rabu, 09 Februari 2022
0 dilihat
Orang Yahudi Nekat Menyamar Jadi Muslim Agar Bisa Ibadah di Kompleks Masjid Al-Aqsa
Raphael Morris, warga Yahudi, yang memimpin kelompok 'Returning to the Mount' berpakaian Muslim. Foto: BBC

" Anggotanya menggunakan gamis untuk memasuki Temple Mount, tempat suci bagi Yahudi "

YARUSSALEM, TELISIK.ID - Beberapa orang Yahudi menyamar sebagai Muslim agar bisa masuk dan beribadah di situs suci yang diperebutkan, Temple Mount atau kompleks Masjid al-Aqsa, untuk mengecoh larangan yang diberlakukan oleh polisi.

Setelah Israel merebut dan menduduki Yerusalem Timur pada tahun 1967, status quo yang rapuh tetap ada non-Muslim dapat mengunjungi kompleks tersebut tetapi tidak boleh berdoa di sana.

Dilansir BBC.com aktivis Yahudi, Raphael Morris, yang memimpin kelompok Temple Mount, dan menganjurkan berdoa di tempat suci yang mereka sebut Temple Mount.

Sementara itu, seorang aktivis Muslim Palestina, Hanady Halawani mengatakan, dia akan membela Masjid al-Aqsa.

Raphael Morris yang memimpin kelompok 'Returning to the Mount' mengatakan, anggotanya menggunakan gamis untuk memasuki Temple Mount, tempat suci bagi Yahudi.

"Misinya adalah untuk merebut kembali Temple Mount," kata Morris kepada BBC. "Anda ganti pakaian, ganti topi Anda. Terkadang Anda perlu mengecat rambut atau memotong rambut," katanya.

Praktik seperti ini setidaknya pernah terjadi sejak 2016 dan berujung pada penangkapan polisi.

Raphael menambahkan, ia dan anggotanya bahkan belajar beberapa bahasa Arab agar menyempurnakan penyamaran sehingga dapat memasuki kompleks itu tanpa batas waktu dan larangan.

Baca Juga: Ini Kuliner Khas India yang Diaduk dengan Tangan, Mau Coba?

"Umat Islam memiliki salat lima waktu sehari. Anda dapat berdoa bersama mereka tetapi membaca doa Yahudi atau Anda dapat pergi di antara mereka dan berdiri di mana pun Anda inginkan di sana lalu berdoa," kata Raphael.

Dilansir detik.com Apa yang dilakukan Raphael mendapat penolakan besar dari umat Muslim.

Hanadi Halawani, aktivis perempuan Muslim Palestina, adalah guru Al-Qur'an di tempat ibadah ini.

Bagi Hanadia, tindakan kelompok Yahudi yang memasuki al-Aqsa adalah upaya teror yang diwarnai kepentingan politik.

Baca Juga: Negara Ini Punya Toilet Transparan Super Canggih

"Jelas, bahwa masuknya pemukim (Israel) yang menyamar di al-Aqsa menyembunyikan agresi dan meneror umat Islam yang berdoa di masjid. Jelas ini politis," katanya.

Hanadi menghabiskan sebagian besar hari-harinya di al-Aqsa. Israel pernah melarangnya masuk ke al-Aqsa dengan mengatakan dia adalah bagian dari kelompok Islam ilegal.

"Sebagai seorang Muslim saya memasuki masjid dan saya digeledah. Polisi Israel memasuki masjid dengan bersenjata, dan melindungi para pemukim. Siapa yang akan membuat masalah - yang membawa senjata atau yang tidak membawa apapun selain Al-Qur'an?" katanya. (C)

Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Kardin

Baca Juga