Pasar Beringharjo Bagian dari Malioboro Punya Makna Filosofis

Affan Safani Adham, telisik indonesia
Minggu, 07 Juni 2020
0 dilihat
Pasar Beringharjo Bagian dari Malioboro Punya Makna Filosofis
Pasar Beringharjo Yogyakarta menjadi sebuah bagian dari Malioboro yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Foto: Ist.

" Pasar Beringharjo awal mulanya merupakan hutan beringin. Tak lama setelah berdirinya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. "

YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Pasar Beringharjo yang terletak di Jalan Pabringan Yogyakarta telah digunakan sebagai tempat jual-beli sejak tahun 1758.

Tawarannya kini kian lengkap. Mulai dari batik, jajanan pasar, jejamuan, hingga patung.

Pasar Beringharjo menjadi sebuah bagian dari Malioboro yang sayang untuk dilewatkan. Bagaimana tidak? Pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun. Dan keberadaannya mempunyai makna filosofis.

Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini melambangkan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan kebutuhan ekonominya. Selain itu, Beringharjo juga merupakan salah satu pilar catur tunggal di antaranya Keraton, Alun-alun Utara, dan pasar Beringharjo yang melambangkan fungsi ekonomi.

Pasar Beringharjo awal mulanya merupakan hutan beringin. Tak lama setelah berdirinya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya.

Ratusan tahun kemudian, pada tahun 1925, barulah tempat transaksi ekonomi ini memiliki sebuah bangunan permanen. Nama Beringharjo sendiri diberikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Artinya, wilayah yang semula pohon beringin (bering) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo).

Baca juga: Kapten CPN Fredy Vebriyarto Nugroho Korban Kecelakaan Hely M-17 Dimakamkan di Sleman

Kini, para wisatawan memaknai pasar Beringharjo ini sebagai tempat belanja yang menyenangkan.

Bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah Barat merupakan tempat yang tepat untuk memanjakan lidah dengan jajanan pasar.

Bila hendak membeli batik, pasar Beringharjo adalah tempat terbaik. Karena koleksi batiknya lengkap. Mulai dari batik kain maupun sudah jadi pakaian. Dari bahan katun hingga sutera. Dengan harga puluhan ribu rupiah sampai hampir sejuta tersedia di pasar Beringharjo ini.

Koleksi batik kain bisa kita jumpai di lods pasar bagian Barat sebelah Utara. Sementara koleksi pakaian batik bisa dijumpai hampir di seluruh pasar bagian Barat.

Selain pakaian batik, lods pasar bagian Barat juga menawarkan baju surjan, blangkon, sarung tenun maupun batik.

Untuk sandal dan tas yang dijual dengan harga miring dapat dijumpai di sekitar eskalator pasar bagian Barat.

Berjalan ke lantai dua pasar bagian Timur, jangan heran bila mencium aroma jejamuan. Tempat itu merupakan pusat penjualan bahan dasar jamu Jawa dan rempah-rempah.

Baca juga: Tagihan PLN Bisa Dicicil, Begini Caranya

Pasar Beringharjo juga tempat yang tepat untuk berburu barang antik. Sentra penjualan barang antik terdapat di lantai tiga pasar bagian Timur. Di tempat itu, kita bisa mendapatkan mesin ketik tua, helm buatan tahun 60-an yang bagian depannya memiliki mika sebatas hidung dan sebagainya.

Di lantai itu pula kita dapat memburu barang bekas berkualitas bila mau. Berbagai macam barang bekas impor seperti sepatu, tas, bahkan pakaian, dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga aslinya dengan kualitas yang masih baik. Tentu butuh kejelian dalam memilih.

Puas berkeliling di bagian dalam pasar, tiba saatnya untuk menjelajahi daerah sekitar pasar dengan tawarannya yang tak kalah menarik.

Kawasan lor pasar yang dahulu dikenal dengan kampung pecinan adalah wilayah yang paling terkenal. Anda bisa mencari kaset-kaset oldies dari musisi tahun 50-an yang jarang ditemui di tempat lain. Selain itu, terdapat juga kerajinan logam. Bagi pengoleksi uang lama, tempat ini juga menjual uang lama dari berbagai negara.

Meski pasar resmi tutup pukul 17.00 WIB, tetapi dinamika pedagang batik tidak berhenti pada jam itu. Sampai pukul 21.00 WIB mereka berdagang.

Reporter: Affan Safani Adham

Editor: Sumarlin

Baca Juga