Pemprov Sultra Anggarkan Rp 20 Miliar untuk Makan Bergizi Gratis bagi Anak-Anak

Erni Yanti, telisik indonesia
Rabu, 13 November 2024
0 dilihat
Pemprov Sultra Anggarkan Rp 20 Miliar untuk Makan Bergizi Gratis bagi Anak-Anak
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, Asrun Lio, saat diwawancarai awak media, Selasa (12/11/2024). Foto: Erni Yanti/Telisik

" Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalokasikan anggaran senilai Rp 20 miliar untuk mendukung program makan bergizi gratis bagi anak-anak "

KENDARI, TELISIK.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalokasikan anggaran senilai Rp 20 miliar untuk mendukung program makan bergizi gratis bagi anak-anak.

Program ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Sultra untuk mendukung program Presiden Prabowo Subianto dalam mengatasi masalah gizi buruk dan stunting, khususnya di daerah-daerah rawan seperti Kabupaten Kolaka, Kabupaten Buton, dan Kabupaten Wakatobi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio, menjelaskan bahwa dana yang dianggarkan pada 2025 mendatang akan digunakan untuk memastikan anak-anak di provinsi ini mendapatkan makanan yang sehat, bergizi, aman, dan berimbang.

“Kami telah menganggarkan lebih dari Rp 20 miliar pada tahun 2025 untuk mendukung program makan bergizi gratis, yang juga merupakan bagian dari program Presiden Prabowo,” ungkap Asrun, di Kantor Gubernur Sultra, Selasa (12/11/2024).

Baca Juga: Bawaslu Tindak Dua ASN Langgar Netralitas Pilkada 2024, Begini Kata Pj Walikota Kendari

Saat ini Pemprov Sultra melaksanakan uji coba program ini di sejumlah daerah, dengan fokus utama pada anak-anak sekolah dan panti asuhan.

Program ini dipantau oleh dua organisasi perangkat daerah (OPD), yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) serta Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang).

Untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, uji coba dimulai di tingkat SMA, sedangkan Dinas Ketapang menguji coba program ini di beberapa kabupaten yang memiliki tingkat stunting tinggi.

Uji coba ini bertujuan untuk mengevaluasi aspek-aspek penting seperti anggaran, menu makanan yang disediakan, serta efektivitas distribusi.

“Kami melakukan uji coba untuk mengevaluasi berbagai aspek, termasuk besaran anggaran, menu makanan yang disediakan, serta efektivitas distribusi. Ini untuk memastikan bahwa program ini dapat berjalan optimal saat diimplementasikan secara lebih luas pada 2025 nanti,” jelas Asrun.

Asrun berharap program ini dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi angka stunting dan memperbaiki status gizi anak-anak di Sultra.

Pemprov Sultra juga mendorong inovasi di semua perangkat daerah untuk terus mendukung program Prabowo dalam peningkatan kualitas gizi anak-anak di Indonesia.

Kepala UPTD Panti Sosial Asuhan Anak dan Bina Remaja Dinas Sosial Sultra, Hadeli, menyambut baik program ini dan bersyukur karena panti asuhan yang dia pimpin terpilih menjadi salah satu tempat uji coba makan bergizi gratis.

“Panti Sosial Asuhan ini menaungi anak-anak dengan jenjang pendidikan dari SD hingga SMA, sekitar 70 orang. Uji coba ini berlangsung selama satu minggu dan kami sudah menyiapkan menu-menu bergizi yang variatif,” kata Hadeli.

Selama satu minggu uji coba, menu yang disediakan untuk anak-anak panti meliputi bubur ayam, telur, susu, bubur kacang hijau, nasi putih, sayur, nasi kuning, ikan, tempe, tahu, mie goreng, telur dadar, nasi goreng telur, dan kerupuk.

Baca Juga: 143 Surat Suara Pilgub Sultra 2024 Rusak, Pilwali Kendari Aman

Menu tersebut ditempel di dapur dan tempat makan anak-anak untuk memastikan keterbukaan informasi mengenai bahan makanan yang disajikan.

Tidak hanya anak-anak panti, program makan bergizi ini juga diberikan kepada keluarga kurang mampu di sekitar panti. Pemberian makanan gratis kepada mereka dilakukan berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Kepala RT setempat.

Kepala RT sekaligus Kepala Seksi Fokasional dan Advokasi Sosial di Kelurahan Anaiwoi, Nasdar, menjelaskan bahwa pihaknya turun langsung ke lapangan untuk mendata keluarga yang membutuhkan bantuan makan gratis.

“Kami mendata sekitar 20 keluarga yang berhak menerima bantuan ini. Mayoritas orang tua anak-anak yang kami data bekerja serabutan, seperti buruh bangunan atau pemungut barang bekas. Kami pastikan mereka yang memang benar-benar membutuhkan bantuan,” jelas Nasdar. (A)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga