Pemuda Palestina Ubah Kendaraan Lapis Baja Bekas Serangan Israel jadi Sumber Listrik
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 04 Desember 2025
0 dilihat
Pria Palestina menggunakan sumber daya listrik di dalam kendaraan militer Israel yang terbengkalai di Gaza. Foto: Xinhua/Rizek Abdeljawad.
" Di tengah kegelapan Gaza dilanda perang, sebuah kendaraan lapis baja Israel terbengkalai berubah fungsi menjadi stasiun pengisian daya, memberi listrik bagi warga Tel al-Hawa kini "

YERUSALEM, TELISIK.ID - Di tengah kegelapan Gaza dilanda perang, sebuah kendaraan lapis baja Israel terbengkalai berubah fungsi menjadi stasiun pengisian daya, memberi listrik bagi warga Tel al-Hawa kini.
Di antara puing-puing kawasan Tel al-Hawa, Gaza City barat daya, sebuah kendaraan lapis baja milik Israel yang ditinggalkan setelah pertempuran kini memiliki peran baru yang tidak terduga.
Bertirai kain merah dengan tulisan Stasiun Pengisian Daya, kendaraan itu menjadi sumber listrik langka bagi warga yang hidup dalam keterbatasan akibat rusaknya jaringan energi selama konflik berkepanjangan.
Yahya Khazeeq, pria berusia 27 tahun yang baru kembali ke Gaza utara setelah sempat mengungsi ke wilayah selatan, menemukan kendaraan itu saat menyusuri lingkungan tempat tinggalnya yang hancur.
Rumahnya rata dengan tanah, dan seperti banyak warga lainnya, ia berusaha mencari cara untuk bertahan hidup.
Baca Juga: Alam Afrika di Titik Rentan, 24 Persen Padang Savana Sub-Sahara Lenyap
“Kendaraan ini pernah menjadi sumber ketakutan bagi warga Palestina selama serangan,” kata Khazeeq, seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (4/12/2025).
Ia menyebut kendaraan tersebut menjadi saksi kehancuran, pengepungan, hingga pengungsian sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Berangkat dari keinginan untuk mengubah simbol perang menjadi sesuatu yang berguna, Khazeeq menghabiskan waktu hampir satu pekan untuk membersihkan puing-puing di dalam kendaraan tersebut.
Dengan memanfaatkan panel surya serta bahan lokal yang tersedia, ia mengubah kendaraan pengangkut sepanjang sekitar sembilan meter dengan bobot puluhan ton itu menjadi stasiun pengisian daya ponsel bertenaga surya.
“Tujuannya bukan hanya untuk mendapatkan penghasilan, tetapi juga memberi sedikit bantuan bagi warga yang hidup tanpa listrik,” ujarnya.
Tel al-Hawa yang dahulu dikenal sebagai distrik modern dengan gedung-gedung bertingkat kini sebagian besar hancur akibat serangan berulang. Otoritas kesehatan Gaza mencatat sejak Oktober 2023 sedikitnya 70.117 warga Palestina tewas dan 170.999 lainnya terluka.
Kerusakan infrastruktur dasar juga diperparah dengan terbatasnya pasokan bantuan, di mana rata-rata hanya 287 truk yang masuk setiap hari, jauh di bawah kebutuhan minimum.
Di tengah krisis listrik, pos pengisian daya di ruang terbuka memang mulai bermunculan di berbagai sudut Gaza. Namun, inisiatif Khazeeq memiliki makna tersendiri bagi warga sekitar.
Mohammed Skeik, salah seorang warga yang mengantre untuk mengisi daya ponselnya. “Mengubah kendaraan yang dulu menebar ketakutan menjadi layanan untuk masyarakat memberikan harapan kecil di tengah kondisi sulit," ucapnya.
Baca Juga: 5 Pengungsi Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza, Diklaim Tempat Militan Hamas Sembunyi
Bagi Om Ibrahim al-Jarou, pengungsi yang tinggal di bangunan rusak tak jauh dari lokasi, keberadaan stasiun itu sangat membantu aktivitas hariannya.
“Sebelumnya saya harus berjalan jauh hanya untuk mengisi daya senter atau ponsel,” tuturnya.
Sementara itu, Nasser al-Atrash, mantan pegawai pemerintah, menilai proyek tersebut mencerminkan kemampuan kaum muda Gaza dalam berinovasi di tengah keterbatasan.
Khazeeq kini melibatkan pemuda setempat untuk mengoperasikan stasiun tersebut dan berharap layanan dapat diperluas untuk mengisi daya baterai, alat komunikasi, hingga perangkat medis.
“Kami berharap ini bisa terus berkembang untuk membantu lebih banyak orang,” katanya. (Xinhua)
Penulis: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS