Penjual Siomay Keliling Curhat Susahnya Menjual saat Harga Ikan Mahal

Ahmad Sadar, telisik indonesia
Jumat, 11 Desember 2020
0 dilihat
Penjual Siomay Keliling Curhat Susahnya Menjual saat Harga Ikan Mahal
Mas Yudi, penjual siomay keliling. Foto: Sadar/Telisik

" Berdampak sekali, karena kan siomay yang saya jual selama ini hanya mengandalkan daging ikan sebagai bahan dasar pembuatannya. "

KENDARI, TELISIK.ID - Naiknya harga ikan di Kota Kendari ternyata bukan hanya dikeluhkan masyarakat pada umumnya, termasuk sejumlah pedagang makanan yang mengolah bahan dasar ikan.

Keluhan kenaikan harga ikan itu pun datang dari penjual siomay keliling yang ikut merasakan dampaknya.

Yudi misalnya. Pria penjual siomay keliling ini mengaku, dengan naiknya harga ikan, modal yang dikeluarkan kini sudah tidak sesuai lagi dengan keuntungan yang diperolehnya.

Dari pantauan Telisik.id, Jum'at (11/12/2020) pukul 11:00 siang, tampak Yudi (31) sedang mangkal di kawasan pinggir jalan Malaka Kecamatan Kambu, Kota Kendari.

Pada kesempatan tersebut, tim Telisik.id berkesempatan mendekati Yudi sekaligus mencoba siomay dagangannya.

Baca juga: Terlahir Cacat, Anak Piatu di Buton Tengah Butuh Uluran Tangan Dermawan

"Ayo mas duduk disini saja," ajak Yudi sesekali ia meniriskan siomay yang telah selesai digorengnya.

Dengan senyum ramahnya, ia pun memulai percakapan dengan mencurahkan keluhannya mengenai harga ikan yang sangat tinggi saat ini, sehingga hal tersebut berdampak pada keuntungannya.

"Berdampak sekali, karena kan siomay yang saya jual selama ini hanya mengandalkan daging ikan sebagai bahan dasar pembuatannya," tutur Yudi.

Dimana, tambah dia, harga ikan yang awalnya dijual Rp 12 ribu di pasar pelelangan ikan tempat biasa ia beli, kini naik drastis hingga mencapai Rp 25 ribu perkilonya, bahkan hal itu diprediksi harganya akan naik lagi.

Pria asli jawa timur ini mengungkapkan, kenaikan harga ikan ini sudah terjadi beberapa bulan lamanya. Bahkan sesekali ia mengaku tak kembali modal akibat naiknya harga ikan saat ini.

Selain itu, Yudi yang kesehariannya sebagai penjual siomay keliling ini, tinggal di Kecamatan Benu-benua Kota Kendari bersama sang istri tercinta. Pendapatan pun hanya berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu perharinya.

Baca juga: Tak Mau Repotkan Orang, Kakek Ini Memilih Jualan Tape Ubi Pakai Sepeda Onthel

Jika harga ikan tetap bertahan seperti saat ini, lanjut Yudi, ia dan pedagang seprofesinya pun sepakat akan menaikan harga siomay yang tadinya Rp 5.000 menjadi Rp 1.000 per bijinya.

Sebab jika ditaksir, kata dia, modal untuk penggilingan daging ikan yang berkisar Rp 35 ribu perkilonya serta bumbu-bumbu penyedap rasa dalam pembuatan siomay tak berbanding dengan keuntungan yang diperolehnya.

Hal ini disebabkan naiknya harga ikan yang sangat tinggi. Sehingga keuntungan bersih yang didapatkannya pun sangat rendah.

Olehnya itu, dengan segala keresahannya Pria yang kerap kali disapa Mas Yudi ini mengharapkan pemerintah Kota Kendari segera mencarikan solusi perihal harga ikan yang sangat melambung drastis saat ini.

"Karena naiknya harga ikan sangat berdampak terhadap kami para pedagang kecil yang mengandalkan daging ikan sebagai bahan dasar pembuatan siomay," pungkasnya. (B)

Reporter: Ahmad Sadar

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga