Perancang Maskot STQH Nasional 2025 Sulawesi Tenggara Klaim Unsur Flora dan Fauna Lazim Digunakan, Desain Awal Tanpa Kitab Suci

Erni Yanti, telisik indonesia
Kamis, 09 Oktober 2025
0 dilihat
Perancang Maskot STQH Nasional 2025 Sulawesi Tenggara Klaim Unsur Flora dan Fauna Lazim Digunakan, Desain Awal Tanpa Kitab Suci
Suasana lokasi STQH Nasional di Kota Kendari 2025. Foto: Ist

" Polemik maskot Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional ke-28 di Sulawesi Tenggara (Sultra) akhirnya direspons pihak penyelenggara "

KENDARI, TELISIK.ID — Polemik maskot Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional ke-28 di Sulawesi Tenggara (Sultra) akhirnya direspons pihak penyelenggara.

PT Argo Pesona Indonesia, selaku event organizer resmi kegiatan tersebut, menegaskan bahwa desain maskot telah melalui proses panjang dan mengikuti arahan pemberi kerja, bukan hasil inisiatif sepihak.

Direktur PT Argo Pesona Indonesia, Galih, menjelaskan bahwa setiap elemen visual dalam desain maskot dibuat berdasarkan pedoman resmi dari Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemprov Sultra selaku pihak pemberi kerja. Menurutnya, tidak ada tahapan yang dilakukan tanpa persetujuan.

“Sebagai penyedia jasa, kami tentu memiliki kontrak kerja sebagaimana umumnya proyek pemerintah. Setiap desain, termasuk maskot, dibuat berdasarkan panduan dan persetujuan dari pemberi kerja,” jelas Galih, Kamis (9/10/2025).

Baca Juga: 25 Perusahaan Tambang Nakal di Sulawesi Tenggara Izin Dicabut Masih Beroperasi

Ia menuturkan, dalam pelaksanaan pekerjaan, pihaknya tidak mungkin bertindak di luar panduan yang telah ditetapkan. Bahkan, kata dia, detail kecil seperti tata kursi dan warna panggung saja harus melalui proses persetujuan resmi.

“Kami tidak mungkin melakukan hal-hal di luar panduan dan persetujuan. Begitu juga dalam desain grafis, semua mengacu pada arahan resmi,” tambahnya.

Terkait penggunaan hewan dan tumbuhan sebagai inspirasi visual, Galih menyebut hal tersebut bukanlah hal baru. Ia mengatakan, unsur flora dan fauna telah lazim digunakan setiap pelaksanaan MTQ dan STQH di berbagai daerah di Indonesia.

“Umumnya maskot diambil dari tumbuhan atau hewan endemik daerah. Kalau kita lihat di Jawa Timur, Kalimantan, atau Lampung, masing-masing punya ciri khas lokalnya,” ungkapnya.

Soal desain maskot STQH yang menuai sorotan karena dinilai menyerupai hewan yang memeluk kitab suci, Galih menegaskan bahwa pihaknya tidak berwenang menilai makna religius dari elemen tersebut.

“Kami hanya berkapasitas dalam hal desain sesuai kaidah grafis. Soal makna kitab suci, itu di luar kewenangan kami,” katanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa versi awal maskot sebenarnya tidak memegang apa pun. Namun setelah melalui proses evaluasi dan permintaan agar desain terlihat lebih “islami”, elemen tambahan pun dimasukkan.

“Awalnya maskot tidak memegang apa pun. Lalu direvisi agar lebih berkesan islami. Setelah ditambah elemen tersebut, jadilah seperti yang sekarang beredar,” terangnya.

Galih mengaku heran dengan munculnya polemik di tengah masyarakat, sebab seluruh rancangan telah disetujui oleh berbagai pihak melalui rapat daring nasional.

“Semua desain, termasuk maskot, sudah kami presentasikan dan disetujui dalam rapat nasional via Zoom. Tidak ada satu pun pihak yang menolak atau mengoreksi desain itu,” tegasnya.

Ia menambahkan, pihaknya tetap mematuhi kontrak kerja dan siap menjalankan seluruh ketentuan yang berlaku selama penyelenggaraan STQH Nasional 2025 di Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Harga Pangan Stabil Imbas GPM di Kota Kendari, Wamendag Dyah Roro Apresiasi Wali Kota Siska

“Kami berpegang pada kontraktual. Kalau kami melanggar, justru kami yang salah,” ujarnya.

PT Argo Pesona Indonesia sendiri bukan pemain baru dalam penyelenggaraan event keagamaan nasional. Perusahaan ini tercatat telah menangani berbagai kegiatan besar, mulai dari MTQ Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Bekasi dan Bandung, hingga STQH Nasional Jambi 2023 dan MTQ Internasional Jakarta 2025.

Dengan pengalaman panjang itu, Galih optimistis bahwa penyelenggaraan STQH Nasional ke-28 di Sulawesi Tenggara pada 9–18 Oktober 2025 akan berjalan lancar dan sesuai harapan.

“Semoga pelaksanaan STQH Nasional 2025 di Sultra berjalan lancar, hikmat, dan membawa syiar sesuai tujuan mulianya,” tutup Galih. (C)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga