Prabowo Seirama dengan Putin dan Xi Jinping Tolak Standar Ganda Barat di KTT BRICS 2025
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Rabu, 09 Juli 2025
0 dilihat
Prabowo kompak tolak standar ganda Barat di BRICS, meski Presiden Rusia Vladimir Putin dan Xi Jinping absen pada pertemuan tersebut. Foto: Repro Reuters.
" Sikap tegas Indonesia dalam menolak standar ganda kembali ditegaskan Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Brasil "

RIO DE JANEIRO, TELISIK.ID - Sikap tegas Indonesia dalam menolak standar ganda kembali ditegaskan Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Brasil.
Dalam forum bergengsi yang dihadiri oleh para pemimpin negara berkembang tersebut, Prabowo menegaskan komitmennya terhadap multilateralisme dan keadilan global, seirama dengan posisi Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping.
Dalam sesi pleno KTT BRICS yang digelar di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, pada Minggu 6 Juli 2025, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia menolak segala bentuk perang dan penggunaan standar ganda dalam tata kelola dunia.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mendampingi langsung Presiden Prabowo selama kegiatan berlangsung.
“Bapak Presiden juga menegaskan menolak perang dan juga penggunaan standar ganda,” ujar Airlangga dalam keterangannya kepada media, seperti dikutip dari CNN Indonesia pada Rabu (9/7/2025).
Menurut Airlangga, sikap Indonesia tersebut mendapat sambutan baik dan sejalan dengan pandangan sejumlah pemimpin negara anggota BRICS lainnya.
Para pemimpin ini sama-sama menekankan pentingnya reformasi sistem multilateral yang lebih adil dan keterwakilan negara-negara global south dalam sistem internasional.
Baca Juga: Debut Perdana RI pada KTT BRICS 2025, Ini Daftar Lengkap Negara Sekutu Ekonomi di Luar Geng Amerika
Airlangga menambahkan bahwa Prabowo juga mengangkat kembali semangat Konferensi Asia Afrika 1955 atau Bandung spirit dalam forum BRICS kali ini.
Prabowo mengajak negara-negara BRICS untuk tidak melupakan semangat solidaritas antarbangsa berkembang dalam memperjuangkan hak-hak politik, ekonomi, dan kemerdekaan.
“Bapak Presiden menegaskan hubungan terhadap Palestina dan secara khusus untuk mengingatkan Bandung spirit agar bisa dibawa dalam forum,” kata Airlangga.
Dalam forum BRICS 2025 ini, Indonesia juga menekankan pentingnya BRICS menjadi kekuatan penyeimbang dalam percaturan global.
Negara-negara BRICS didorong untuk menyuarakan kepentingan negara berkembang secara konsisten dan tidak tunduk pada tekanan kekuatan besar dunia yang menerapkan standar ganda.
Sikap tegas Prabowo terhadap standar ganda dunia bukanlah hal baru. Sebelumnya, saat menghadiri St Petersburg International Economic Forum 2025, ia juga menyampaikan apresiasinya terhadap Rusia dan China.
Menurut Prabowo, dua negara pendiri BRICS tersebut memiliki konsistensi dalam membela keadilan dan tidak menerapkan standar ganda.
“Rusia dan China konsisten memperjuangkan keadilan bagi seluruh bangsa di dunia,” demikian sikap yang disampaikan Prabowo dalam forum ekonomi tersebut.
Dalam konteks KTT BRICS, pernyataan Prabowo menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia siap memainkan peran strategis di antara negara-negara global south.
Komitmen terhadap prinsip non-intervensi, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, serta penolakan terhadap perang dan dominasi sepihak merupakan inti dari diplomasi luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo.
Baca Juga: Indonesia Resmi jadi Anggota Penuh BRICS, Donald Trump Meradang Ancam Kenakan Tarif Seratus Persen
Kehadiran Prabowo dalam KTT BRICS kali ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya berkomitmen terhadap perdamaian, tetapi juga ingin menjadi bagian penting dalam mendorong tatanan global yang lebih adil.
Dengan menyelaraskan pandangan bersama Putin dan Xi Jinping, Indonesia mempertegas posisi politik luar negerinya yang bebas aktif, namun tetap vokal dalam isu-isu keadilan global.
Sikap ini sekaligus memperkuat peran BRICS sebagai alternatif dari dominasi barat dalam politik global, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan bersama seperti konflik geopolitik, ketimpangan ekonomi, dan perubahan iklim.
Dalam hal ini, Indonesia dipandang sebagai mitra penting dalam membentuk wajah baru kerja sama negara-negara berkembang. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS